PengelolahanBahan Nabati dan Hewani Menjadi Produk Kosmetik Kecantikan adalah salah satu anugerah Tuhan yang tidak ternilai, kita sebagai makhluk hidup dengan tubuh yang utuh dan lengkap, cantik dan sehat patut bersyukur dengan menjaga, dan merawatnya. (FD & C Act) penggunaan kosmetik lebih ditujukan untuk membersihkan, meningkatkan
1Bab 4 Pengolahan 2Peta Materi 1. Peluang Usaha 2. Risiko Usaha 3. Keberhasilan dan Kegagalan 4. Pemetaan 5. Langkah-Langkah Berwirausaha 1. Bahan 2. Alat 3. Proses Pembuatan 4. K3 B. Pengolahan Produk Makanan Khas Daerah D. Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah A. Makanan Khas Daerah 1. Pengertian 2. Aneka Jenis 3. Kandungan dan Manfaat 4. Teknik Pengolahan C. Penyajian dan Kemasan 3Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Bab IV, kamu mampu 1. Menyatakan pendapat tentang keanekaragaman bahan nabati dan hewani serta hasil olahannya, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta bangsa Indonesia. 2. Mengidentiikasi jenis, bahan, alat dan proses pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang terdapat di wilayah setempat dan di Nusantara berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan. 3. Merancang pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan orisinalitas ide yang jujur terhadap diri sendiri. 4. Membuat, menguji dan mempresentasikan karya pengolahan makanan khas daerah sebagai peluang usaha dalam berwirausaha di wilayah setempat berdasarkan teknik dan prosedur yang tepat dengan disiplin dan tanggung jawab. 4Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati Dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah Tugas Individu 1. Amati Gambar 2. Kesan apa yang kamu peroleh? 3. Sampaikan dalam bentuk tulisan dan lisan saat pembelajaran. A B Sumber Dokumen Kemdikbud dan 5Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, industri pangan pun makin meningkat. Tidak heran jika industri pangan, terutama industri berskala kecil makin bermunculan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan, kita harus mengetahui tentang bahan pangan tersebut. Umumnya, bahan pangan berasal dari dua sumber, yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang berasal dari hewan, seperti telur ,ayam, daging, ikan, dan susu. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat yang tidak putus-putusnya diberikan kepada kita. Tuhan telah memberikan karunian-Nya kepada manusia berupa akal pikiran dan kemampuan berpikir melebihi makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dengan akal dan pikiran, kita dapat memanfaatkan bahan nabati dan hewani menjadi produk yang beraneka ragam. Salah satunya adalah produk makanan khas daerah. Sumber Dokumen Kemdikbud 6A. Makanan Khas Daerah Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki keanekaragaman di berbagai bidang, salah satunya adalah makanan khas daerah. Pada awalnya kita hanya bisa menemukan makanan-makanan khas daerah di tempat asalnya saja. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, kini kita dapat menemukan makanan khas daerah di berbagai macam tempat, tidak hanya di daerah asalnya saja. Contohnya, pempek dan tekwan adalah makanan khas Palembang, kita bisa menemukan penjual pempek dan tekwan di berbagai daerah, bahkan di mancanegara. 1. Pengertian Makanan Khas Daerah Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya. Daerah pegunungan menghasilkan masakan dari sayur-mayur karena iklim pegunungan yang dingin, umumnya masakannya serba panas atau pedas, untuk Sumber 7menghangatkan badan. Penduduk di daerah pesisir sering kontak dengan orang asing atau daerah lain sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah. 2. Aneka Jenis Produk Makanan Khas Daerah Negara kita sangat luas dan jumlah sukunya yang banyak telah melahirkan kebudayaan yang sangat beragam, termasuk makanan. Perbedaan budaya membuat pengolahan produk makanan khas berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk makanan yang beranekaragam pula. Masakan khas daerah memiliki ciri khas dan karakter tertentu, seperti berikut. a. Masakan dari Jawa Barat 1 Banyak menggunakan sayur-mayur mentah seperti karedok atau sekadar lalap mentah yang disantap bersama sambal. 2 Sedikit pedas dan asam. 3 Dominan masakan yang terbuat dari ikan. 4 Contoh makanan khas dari Jawa Barat ialah pepes ikan dan karedok. b. Masakan Jawa Tengah 1 Bawang putih sering jadi bumbu dominan. 2 Banyak ditemukan masakan bersantan. 3 Rasa manis lebih disukai daripada rasa lainnya. 4 Contoh makanan khas dari Jawa Tengah ialah gudeg. c. Masakan Jawa Timur 1 Banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada masakan. 2 Agak pedas. 3 Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar. 4 Contoh makanan khas dari Jawa Timur ialah rujak cingur 8d. Masakan Sumatra 1 Menggunakan banyak bumbu terutama masakan Sumatra Barat. 2 Masakannya menggunakan banyak cabai hingga rasanya relatif pedas. 3 Daerah Sumatra Selatan sangat suka masakan yang asam rasanya. 4 Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus, dibakar, dan digoreng. 5 Waktu memasaknya relatif lama. 6 Masakan dari Sumatra Barat banyak menggunakan santan yang kental. 7 Masakan dari sayur-mayur tidak banyak jumlahnya. Kalaupun ada, jenis sayurnya tidak bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain daun singkong, kacang panjang, buncis, dan nangka muda. 8 Contoh makanan khas dari Sumatra ialah rendang Untuk mengenal lebih jauh jenis produk makanan khas daerah yang ada di Nusantara, kerjakan lembar kerja di bawah ini LK 1. TUGAS KELOMPOK Observasi dan Studi Pustaka Amati lingkunganmu. 1. Catat macam-macam makanan khas daerah yang diolah dari bahan nabati atau hewani yang ada di daerahmu minimal 2. 2. Bandingkan dengan studi pustaka mengenai bahan nabati atau hewani serta produk makanan khas daerah lain di Indonesia minimal 5 daerah. 93. Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan. Bahan utama produk makanan khas daerah adalah bahan nabati atau hewani. Kandungan nutrisi utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Jumlah komponen-komponen tersebut berbeda-beda pada setiap bahan, bergantung pada susunan, kekerasan, tekstur, citarasa, dan warna. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Umumnya, karbohidrat terdapat pada bahan pangan golongan serelalia seperti; beras, gandum, dan Lembar Kerja 1 LK 1 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... Macam- Macam Makanan Khas Daerah Nama Makanan 10umbi-umbian. Contoh makanan khas daerah yang mengandung karbohidrat adalah nasi liwet, nasi jamblang, getuk. Protein memiliki fungsi utama sebagai zat pembangun. Umumnya, protein terdapat pada hasil hewani seperti daging, ikan, telur, susu, dan hasil nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung protein adalah telur asin dan ayam betutu. Lemak merupakan sumber tenaga kedua setelah karbohidrat dan dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Lemak dibedakan menjadi lemak yang dapat dilihat dan lemak yang tidak dapat dilihat. Lemak yang dapat dilihat, seperti mentega, margarin, minyak goreng. Lemak yang tidak dapat dilihat, seperti lemak dari kacang tanah, lemak kemiri, kuning telur, susu. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung lemak adalah rendang daging dan bika ambon karena pada proses pembuatannya menggunakan santan kental. Vitamin berfungsi untuk kelancaran metabolisme, menjaga daya tahan dan kekebalan tubuh. Sumber vitamin dan mineral yang terdapat pada hasil hewani, seperti danging, susu, dan telur. Sumber vitamin dari hasil nabati, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Contoh makanan khas daerah yang mengandung vitamin adalah karedok, keripik pisang. 11Tugas Kelompok Observasi dan Wawancara 1. Belilah satu jenis makanan khas daerahmu. 2. Carilah informasi tentang kandungan dan manfaat makanan khas daerah yang kamu beli dengan mewawancarai penjual dan studi pustaka. 3. Hasilnya catat dalam tabel di dan diskusikan dengan kelompokmu. 4. Presentasikan di depan kelas. Catatan Saat melaksanakan hendaknya kamu bersikap ramah, sopan, bekerja sama, dan toleransi dengan teman kelompokmu. Kesan apa yang kamu peroleh? Lembar Kerja 2 LK 2 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah Nama Makanan Nutrisi yang Terkandung Manfaat Sumber Informasi 124. Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah Untuk mengolah suatu makanan, diperlukan teknik-teknik tertentu agar dihasilkan suatu produk makanan seperti yang diharapkan yang bercitarasa baik. Adapun teknik-teknik proses pengolahan untuk membuat makanan khas daerah di antaranya adalah sebagai berikut. a. Persiapan Bahan Ć¢ā¬Ā¢ Menimbang Ć¢ā¬Ā¢ Menyiang Ć¢ā¬Ā¢ Mencuci Ć¢ā¬Ā¢ Memotong Ć¢ā¬Ā¢ Mengocok Ć¢ā¬Ā¢ Merendam dalam cairan bumbu Ć¢ā¬Ā¢ Menggiling Ć¢ā¬Ā¢ Memanir b. Teknik Memasak dengan Pemanasan Kering 1 Memanggang baking danroasting Memanaskan dengan udara panas dan kering di sekelilingnya, biasanya di dalam oven. 2 Menggoreng dalam minyak deep frying 3 Menggoreng dengan wajan dangkal shallow frying/pan frying 4 Memasak dengan sedikit minyak Saute/ Menumis 13c. Memasak Dengan Pemanasan Basah 1 Perebusan/Boiling Memasak dengan cara pencelupan semua bahan dalam air/kaldu mendidih, yaitu pada suhu 100 0C sampai matang. 2 Blanching Memasak dengan cara mencelupkan makanan dalam air mendidih/minyak panas dalam waktu pendek sebentar. 3 Simmering Memasak dengan mendidihkan secara perlahan-lahan. 4 Braising Memasak dengan sedikit air dan tertutup rapat. 5 Setup stewing Memasak makanan secara perlahan 95 - 99 0C dengan sedikit air dan dihidangkan dengan air rebusannya. 6 Merebus poaching Memasak dalam cairan dengan suhu antara 71-82 0C 7 Mengukus steaming Memasak bahan makanan dengan uap air panas/mendidih. 14B. Pembuatan Produk Makanan Khas Daerah Sumatra Rendang merupakan salah satu contoh makanan khas daerah Sumatra yang banyak digemari oleh konsumen lokal, maupun internasional. Berikut ini adalah bahan-bahan, alat, dan proses pembuatan rendang. 1. Bahan yang Digunakan pada Pembuatan Rendang Sebelum melakukan pembuatan rendang, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rendang adalah daging. Daging merupakan produk pangan yang berasal dari hewan. Pembuatan rendang umumnya menggunakan daging sapi bagian bahu. Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Faktor penentu kualitas daging pada waktu hewan hidup adalah cara pemeliharaan yang meliputi pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan. Kualitas daging juga dipengaruhi oleh pengeluaran darah pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi sesudah hewan dipotong. Kriteria yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang layak konsumsi adalah seperti berikut. a. Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Makin tua usia hewan, susunan jaringan ikat makin banyak sehingga daging yang dihasilkan makin liat. b. Kandungan lemak adalah lemak yang terdapat di antara serabut otot. Lemak berfungsi sebagai pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan daging pada waktu dipanaskan. Lemak berpengaruh terhadap cita rasa. 15c. Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih dan aroma yang sedap. d. Kelembaban secara normal, daging mempunyai permukaaan yang relatif kering sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar. Dengan demikian, kelembaban memengaruhi daya simpan daging tersebut. Kriteria daging yang tidak baik, bau dan rasa tidak normal akan segera tercium sesudah hewan dipotong. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya kelainan sebagai berikut. a. Hewan sakit terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam yang akan menghasilkan daging berbau seperti mentega tengik. b. Hewan dalam pengobatan terutama dengan pengobatan antibiotik akan menghasilkan daging yang berbau obat-obatan. c. Warna daging tidak normal, tidak selalu membahayakan kesehatan, namun akan mengurangi selera konsumen. d. Konsistensi daging tidak normal yang ditandai kekenyalan daging rendah, dapat mengindikasikan daging tidak sehat. e. Daging busuk, pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik pada waktu pendinginan sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan protein oleh enzim-enzim dalam daging yang menghasilkan amoniak dan asam sulfat. Bahan tambahan dalam pembuatan rendang antara lain sebagai berikut. a. Kelapa, terdiri atas kelapa parut, santan kental, dan santan encer. Kelapa yang digunakan kelapa tua dan segar. b. Bumbu, terdiri atas bawang merah, bawang putih, cabai merah, ketumbar, kemiri, jahe, garam, gula pasir, sereh, lengkuas, dan daun kunyit. Bumbu-bumbu ini berguna untuk pengental, penambah cita rasa dan aroma. 16Adapun syarat terpenting dalam memilih bahan tambahan ialah berkualitas dan segar. 2. Alat - Alat Pembuatan Makanan Khas Daerah Peralatan yang digunakan dalam pembuatan rendang adalah seperti berikut. a. Pisau, untuk memotong b. Talenan, sebagai atas untuk memotong c. Parutan, untuk memarut kelapa d. Ulekan/ blender, untuk menghaluskan bumbu e. Kompor, untuk memasak bahan f. Penggorengan, sebagai wadah untuk memasak Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Bahan yang digunakan Tugas Individu Ć¢ā¬Ā¢ Temukan bahan nabati/hewani pada daerahmu yang dapat digunakan sebagai makanan khas daerah berdasarkan observasi dan studi pustaka! 173. Proses Pembuatan Rendang Berikut merupakan proses pembuatan rendang Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Alat yang digunakan a. Persiapkan alat dan bahan. b. Pilih daging yang bertekstur dan berserat halus. c. Potong melawan serat dengan tebal 2 cm. d. Masukkan bumbu dan daging ke dalam santan cair. Masak sambil diaduk sampai empuk dan kuah kental. 184. Keselamatan Kesehatan Kerja pada Saat Proses Pembuatan Rendang Keselamatan dan kesehatan kerja K3 pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan dengan saksama oleh semua tenaga kerja dalam lingkup kerjanya. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi kecelakaan dalam kerja dan dapat meningkatkan eisiensi dan produktivitas kerja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga keamanan kerja di dapur antara lain peralatan listrik harus dalam kondisi baik. Letaknya tidak dekat dengan air, penerangan ruangan cukup, dan lantai tidak licin. Menghindari bahaya kerja di dapur, kita harus memperhatikan hal-hal berikut. a. Upayakan semua pisau tajam. Pisau yang tajam lebih aman dan tidak membutuhkan tenaga untuk menekan dan menghindari meleset pada waktu memotong. b. Pakailah talenan pada saat memotong, jangan memakai lapisan meja metal. e. Santan kental dituang. Masak di atas api kecil sambil diaduk sampai meresap dan berminyak. f. Rendang siap disajikan dan dikemas. 19d. Pakailah pisau hanya untuk memotong, jangan untuk membuka kaleng/botol atau lainnya. e. Jangan mencoba menangkap pisau yang jatuh saat dipakai, hindari dengan badan ke belakang, biarkan pisau jatuh. f. Jangan meletakkan pisau di cucian dalam air karena tidak kelihatan, sedangkan pisaunya tajam. g. Cucilah pisau setelah dipakai dengan hati-hati, bagian tajam dijauhkan dari badan. h. Letakkan pisau di tempat aman selama tidak dipakai. i. Membawa pisau harus hati-hati, bagian tajam menghadap ke bawah, jangan mengayunkan tangan. j. Setelah selesai menggunakan alat, bersihkan dan kembalikan ke tempat semula dengan rapi dan bersih. Peralatan K3 dalam pembuatan makanan khas daerah Sumber Dokumen Kemdikbud Sarung tangan Celemek Penutup Kepala 20Tugas Kelompok Observasi/Studi Pustaka Kunjungilah rumah makan/cafe/gerai/tempat penjualan makanan khas daerah di wilayahmu, cari info berikut a. Apa makanan khas daerahmu yang terbuat dari bahan nabati /hewani, bagaimana sejarah/asal usul makanan tersebut? b. Bahan apa yang diperlukan dan bagaimana memilih bahan yang baik untuk membuat makanan daerah tersebut? c. Alat apa yang digunakan? d. Bagaimana proses pembuatannya? e. Apakah ada kriteria khusus pada orang yang membuat makanan khas daerah tersebut? f. Bagaimana teknik memasarkannya? g. Tips pembuatan/hal khusus yang perlu diperhatikan saat membuat makanan khas daerah. Jika tidak memungkinkan observasi, carilah melalui studi pustaka. Buatlah laporan observasi/studi pustaka secara menarik dan indah, dengan menggunakan komputer jika ada, bersikaplah ramah, sopan, dan bekerja samalah dengan temanmu. Presentasikan hasil observasi atau studi pustaka saat pembelajaran. Lihat LK 3. 21Lembar Kerja 3LK 3 Kelompok ... Nama anggota Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦ Kelas Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦ Laporan Observasi/ Study Pustaka Nama makanan cepat saji daerahku ... Sejarah/ asal usul makanan cepat saji tersebut ... ... ... Tahapan Pembuatannya Bahan -Alat -Proses Pembuatan Gambar dan Tuliskan Prosesnya 22C. Penyajian dan Kemasan Penyajian dan kemasan merupakan tahapan akhir dan memegang peranan penting dalam usaha pengolahan makanan. Makanan dengan penampilan menarik akan menggugah selera karena untuk mengonsumsi, pertama-tama harus pandangan mata yang bekerja, kemudian diikuti untuk indra penciuman untuk aroma, yang tentunya panduan bumbu yang memberi indra rasa bekerja menghasilkan rasa nikmat. Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, daun kelapa, kelobot jagung, dll. Sesuai dengan kemajuan zaman teknologi dan kebutuhan manusia, produk kemasan pun berkembang terus-menerus. Saat ini, makanan khas daerah banyak dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional. Sumber Dokumen Kemdikbud 23Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya dan memakannya. Oleh karena itu, jenis, bentuk, warna dan dekorasi kemasan perlu diperhatikan agar dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada penyajian dan kemasan produknya. Teknik yang bisa digunakan untuk menjaga kualitas makanan khas daerah tetap baik, digunakan teknik pengemasan vacuum dan disimpan dalam suhu rendah. Kriteria-kriteria tertentu yang harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian/kemasan, antara lain sebagai berikut. a. Bahan kemasan/wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar. b. Bahan kemasan tidak berbau. c. Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen. d. Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat. e. Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat nama produk, tanggal, nama produsen, berat bersih, komposisi, merek dagang, tanggal kadaluarsa, efek samping. Sumber Dokumen Kemdikbud 24Tugas Individu Observasi dan Studi Pustaka 1. Amati kemasan yang digunakan pada produk makanan khas daerah di wilayahmu. Bandingkan dengan studi pustaka. 2. Catat hasilnya pada LK 4. 3. Presentasikan di depan kelas. Lembar Kerja 4 LK 4 Nama ... Kelas ... Kemasan Makanan Khas Daerah Nama Makanan Jenis Kemasan Bentuk/Desain Foto/ Gambar Pembahasan Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦ Kesimpulan Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦Ć¢ā¬Ā¦ 25D. Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah 1. Peluang Usaha Pengolahan Produk Makanan Khas Daerah Peluang dalam bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal dari kesempatan yang muncul dan menjadi ilham ide bagi seseorang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia makin meningkat setiap tahunnya. Dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang makin meningkat dapat menunjukkan perkembangan dan kemajuan Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Pertumbuhan ekonomi dapat ditunjukkan dari permintaan domestik, permintaan ekspor, dan impor, serta investasi. Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan bagi masyarakat, dimana potensi sumber daya alam di Indonesia cukup potensial untuk diolah menjadi makanan khas daerah, seperti di Provinsi Banten yang memiliki potensi laut sangat besar. Hasil laut tersebut dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah, seperti sate bandeng sehingga meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Untuk itu, kita harus selalu bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. a. Menciptakan Peluang Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah 1 Ide Usaha Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal. a Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek, antara lain 1 pengetahuan yang dimiliki; 2 pengalaman dari individu itu sendiri; 3 pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah; 4 intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri. 26Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinya dengan kemampuan kreatiitasnya, b Faktor eksternal, ialah hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. Faktor-faktor eksternal antara lain 1 masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan. 2 kesulitan yang dihadapi sehariĆ¢ā¬āhari. 3 kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain. 4 pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Untuk merintis suatu usaha apa pun bentuknya, tentunya kita harus melihat bagaimana prospek usaha yang akan dilakukan. Demikian pula untuk memulai usaha pengolahan makanan khas daerah, harus diketahui bagaimana prospek usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha, barulah mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 2 Risiko Usaha Tugas wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut. a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang. b. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. c. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. d. Mensubkontrolkan kepada pembuat produk yang lebih kecil. e. Mengumpulkan informasi usaha. f. Mengurangi risiko usaha. 27Unsur-unsur dalam mengurangi risiko usaha antara lain seperti berikut. a. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan. b. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme untuk melaksanakan strategi usaha. c. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya. d. Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi keuntungan. Dalam usaha pun, kita harus menganalisis risiko yang ada. Risiko usaha ialah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha. Risiko usaha dapat ditimbulkan karena hal-hal berikut. a. Permintaan perubahan mode, selera, dan daya beli b. Perubahan konjungtur perubahan kondisi perekonomian yang pasang surut c. Persaingan d. Akibat lain, sepertit bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain Dalam melakukan usaha, sebaiknya kita memiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturan agama yang berdasarkan iman kepada Tuhan YME sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan. Selain itu, usaha tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga harus memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar. 283. Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat diidentiikasikan sebagai berikut. a. Keyakinan yang kuat dalam berusaha. b. Sikap mental yang positif dalam berusaha. Tugas Individu Observasi dan Pengamatan a. Amati kondisi perekonomian di daerahmu. b. Temukan peluang usaha yang potensial di daerahmu. c. Temukan risiko usaha yang ada. d. Hasilnya didiskusikan dengan teman. e. Presentasikan hasilnya dalam pembelajaran. LEMBAR KERJA 5 LK 5 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... Laporan Hasil Analisa Kondisi Perekonomian, Peluang, Resiko Usaha a. Kondisi perekonomian b. Peluang usaha c. Resiko usaha 29d. Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan. e. Inovatif dan kreatif. f. Keunggulan dalam menjalankan usaha. g. Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha. h. Pengelolaan waktu yang efektif dan eisien. i. Pengembangan diri. j. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan. Dalam melakukan usaha, ada dua kemungkinan, yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap orang pada umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau memahami bahwa sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan pribadi wirausaha, dia tidak akan putus asa jika mengalami kegagalan. Ia akan berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh apa yang menjadi harapannya. Biasanya setelah mengalami kegagalan sekali, ia gunakan pengalaman dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut a. Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha b. Kurang berambisi c. Tidak disiplin d. Pendidikan yang tidak cukup e. Sikap selalu menunda-nunda f. Kesehatan terganggu g. Kurang tekun h. Kepribadian yang negatif i. Tidak jujur 30Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang wirausahawan itu dikatakan berhasil atau gagal. Secara umum, ada 2 faktor penyebab keberhasilan/kegagalan tersebut, yaitu faktor internal diri sendiri dan faktor eksternal luar diri. Sebagai seorang wirausaha, keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi mata uang, ini berarti bahwa sewaktu-waktu ia dapat mencapai hasil yang baik, tetapi di waktu lain ia kurang berhasil. Untuk itu, perlu diidentiikasi faktor apa saja yang menyebabkan ia gagal atau berhasil. Selanjutnya, faktor nonteknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan khas daerah di antaranya seperti berikut. a. Perencanaan Usaha ma- kanan khas daerah harus dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. b. Menetapkan tujuan Ber-samaan dengan pe-rencanaan adalah me-netapkan tujuan. Tujuan pengolahan makanan khas daerah harus jelas, apakah makanan khas daerah yang dilakukan hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan proit ke-untungan. c. Adaptasi Setiap bisnis, apa pun jenisnya, menghadapi tantangan dan persaingan yang tidak ada habisnya. Diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan-tantangan ini untuk menentukan apakah usaha bisa bertahan atau tidak. d. Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan khas daerah bahkan lebih penting daripada sekadar mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, pengusaha yang Aku Berhasil ! Aku Gagal 31untuk berinovasi dan peningkatan atau membuat mereka keluar dari bisnis saat pelanggan mencari pesaing yang menawarkan sesuatu yang tidak kita pikirkan. e. Memasarkan merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan khas daerah. Seberapa besar produksi makanan khas daerah yang kita hasilkan, tetapi pemasaran terhadap barang yang kita produksi buruk, usaha yang kita jalani tidak akan berlanjut. f. Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha. Enam elemen ini merupakan hal penting untuk kesuksesan bisnis. Ini akan membantu jika kamu berpikir sebagai potongan puzzle yang harus diletakkan bersamaan untuk mengubah ide kamu, kerja keras, uang, dan keterampilan menjadi usaha yang sukses. 32Tugas Individu 1. Carilah minimal 2 orang pengusaha makanan khas daerah yang ada di sekitarmu! 2. Lakukan wawancara dengan pengusaha makanan khas daerah! 3. Tanyalah faktor keberhasilan dan kegagalan makanan khas daerah kepada pengusaha produk makanan khas daerah! 4. Identiikasi karakteristik pengusaha produk makanan khas daerah tersebut! 5. Cobalah analisis mengapa pengusaha tersebut dapat berhasil! 6. Buatlah rencana usaha makanan khas daerah! 7. Tentukan strategi pemasaran produk makanan khas daerah! 8. Diskusikan dengan kelompokmu dan presentasikan. 9. Buatlah hasil wawancara tersebut. Lembar Kerja 6 LK 6 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... No. Faktor Keberhasilan Faktor Kegagalan 1 2 3 4 5 6 7 8 334. Pemetaan Peluang Usaha Pemetaan peluang usaha dilakukan untuk menemukan peluang usaha dan potensi yang bisa dimanfaatkan, serta untuk mengetahui seberapa besar potensi usaha yang ada dan berapa lama suatu usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang akan selalu ada dari suatu usaha, oleh sebab itu penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan yang terjadi dan kemampuan dalam beradaptasi dari suatu usaha agar bisa tumbuh dan bertahan dalam ketatnya persaingan. Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari setiap daerah. Pemetaan potensi usaha daerah menjadi sangat penting demi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengedepankan kewilayahan dan pemerataan. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitaif maupun kualitatif. Berikut beberapa metode untuk melakukan pemetaan usaha, di antaranya adalah analisa SWOT. Analisis SWOT adalah suatu analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal wirausaha/perusahaan, dimana analisa internal lebih menitik-beratkan pada kekuatan Strenght dan kelemahan Weakness, sedangkan analisis eksternal untuk menggali dan mengidentiikasi semua gejala peluang Opportunity yang ada dan yang akan datang serta ancaman Threat dari adanya/kemungkinan adanya pesaing/calon pesaing. Contoh analisis SWOT pada makanan khas daerah Bakwan Malang a. Analisis Kekuatan Strenght 1 Rasa bakwan malang enak, disukai dan punya rasa khas. 2 Harga jual bersaing. 34Hal yang perlu dilakukan setelah analisis a Terus mempertahankan kualitas rasa, jangan sampai berubah. b Usahakan terus untuk mempertahankan harga bersaing. c Makin menonjolkan keunggulan bakwan malang yang akan dipasarkan tidak memakai bahan pengawet dan dijamin sehat. b. Analisis Kelemahan Weakness 1 Ukuran tidak terlalu besar karena memakai bahan yang asli. 2 Tidak tahan lama karena tidak memakai pengawet. 3 Hal yang perlu dilakukan setelah analisis a Tonjolkan pada bentuk bakwan yang indah dan unik sehingga walaupun tak besar, tapi memiliki keunikan tersendiri yang dapat menarik pembeli. b Memperhitungkan jumlah produk yang dapat dijual untuk satu hari sehingga tidak bersisa dan tetap tidak menggunakan pengawet. c. Analisis Kesempatan Opportunity 1 Dapat melayani pesanan pesta atau katering. 2 Dapat membuka toko bakwan malang yang mangkal. 3 Hal yang dapat dilakukan setelah analisis a Mempersiapkan dan mulai menawarkan bakwan malang pada katering yang membutuhkan. b Mulai membuat rencana untuk membuka usaha bakwan malang yang mangkal. 35d. Analisis Ancaman Threat 1 Makin banyak pesaing muncul jika bakwan laris. 2 Kemungkinan dapat jatuh-jatuhan harga. 3 Hal yang dapat dilakukan setelah analisis a Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya. b Mempertahankan kualitas dan jangan sembarangan menaikkan harga karena persaingan ketat. 5. Langkah-Langkah Berwirausaha Memulai bisnis usahakan dapat memberikan keuntungan bagi yang menjalankannya. Mempelajari dan memahami cara-cara khusus yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan memungkinkan kita untuk memulai berwirausaha produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk memulai usaha. 1. Buatlah rencana bisnis dan strategi pemasaran serta petakan sumber daya keuangan. 2. Pilih struktur bisnis, urus izin usaha, dan daftarkan usaha kamu pada instansi terkait yang tepat. 3. Tentukan usaha barang atau jasa yang diminati konsumen. 4. Buatlah jaringan kerja dengan produsen lain. 5. Carilah pasar yang tepat. Memulai bisnis usaha produk makanan khas daerah dapat memberikan keuntungan cukup besar. Dengan mempelajari dan memahami cara-cara untuk mencapai keberhasilan, memungkinkan kita untuk memulai mengolah produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Keberhasilan wirausaha makanan khas daerah bergantung pada rencana bisnis bussinis plan yang dibuat. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan saat membuat rencana bisnis pengolahan makanan khas daerah. 36a. Pemilihan Jenis Usaha Tentukan jenis usaha yang akan dilakukan, contohnya keripik sanjai. Keripik sanjai merupakan salah satu produk makanan khas daerah Sumatra Barat yang banyak digemari konsumen. Rasanya gurih, renyah, dan harga terjangkau menjadi alasan mengapa produk ini digemari oleh banyak orang. Bahan baku singkong sangat mudah didapat, dan pengolahannya pun tidak memerlukan banyak investasi peralatan. Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang baik, akan meningkatkan daya simpan keawetan dari produk ini. b. Nama Perusahaan Perusahaan ini diberi nama CV. Bercahaya, dengan pendiri perusahaan terdiri atas 3 orang atau lebih. c. Lokasi perusahaan Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari lokasi rumah pengelola, dan tidak terlalu jauh dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal. d. Perizinan usaha Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/ TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. e. Sumber daya manusia Sumber Daya Manusia SDM yang dipersiapkan terdiri atas 3 orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai 371 penanggung jawab produksi 2 penanggung jawab pemasaran 3 penanggung jawab administrasi dan keuangan f. Melakukan survei pasar g. Memperhatikan aspek produksi Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek produksi ialah bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan. 1 Peralatan yang digunakan 2 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3 Hasil produksi h. Aspek keuangan Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek keuangan adalah seperti berikut. 1 Biaya variabel, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji, dan lain-lain 2 Biaya tetap, 3 Total biaya 4 Penerimaan kotor 5 Pendapatan bersih Releksi Kerja Kelompok Setelah mempelajari pengolahan makanan khas daerah bersama kelompok melalui studi pustaka, observasi, wawancara pada penjual masakan daerah, bagaimana hasilnya? Apakah kelompokmu sudah melaksanakan kegiatan dengan baik? Evaluasilah kerja kelompokmu. Isi lembar kerja di bawah ini dengan melengkapi tabel dan beri ceklis sesuai jawabanmu! Sertakan alasannya. 38Releksi Kerja Kelompok Nama Kelompok ... Nama Siswa ... Uraian Baik Cukup Kurang Alasan Perencanaan Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Kerja sama Disiplin Tugas Individu Evaluasi Rencanakan pembuatan wirausaha suatu produk olahan pangan berupa makanan khas daerah dengan menggunakan analisa SWOT. Makanan daerah apa yang akan kamu buat? Dari bahan apa? Mengapa kamu memilih itu? Siapa saja yang terlibat? Kapan dan di mana dibuatnya? Bagaimana cara membuat, menyajikan, mengemas, dan memasarkannya? 39Kembangkan Kreativitasmu Sumber Gambar Contoh Bahan Olahan Pangan Aplikasikan perencanaanmu, hasilnya di uji cobakan kepada guru-guru dan temanmu. Mintalah guru dan temanmu untuk memberikan penilaian. Laporkan hasil wirausahamu, sertakan laporan rugi-labanya. Releksi Diri Setelah mempelajari Sub Bab dari Bab IV, renungkan dan tuliskan hal berikut. a. Materi pelajaran apa yang sudah kamu peroleh. b. Dengan cara apa kamu mendapatkan materi pelajaran itu. c. Apa yang kamu rasakan selama mempelajari materi pengolahan. d. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah mempelajari materi tersebut. 40RANGKUMAN 1. Pengolahan merupakan proses transformasi pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi produk olahan/jadi. 2. Pengolahan berperan dalam perancangan produk, pengolahan bahan baku, teknik pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pemasaran, serta distribusi produk ke konsumen. 3. Bahan nabati dan hewani merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan air yang berguna bagi kesehatan dan kecantikan tubuh. 4. Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di setiap daerah. 1d. Analisis Ancaman Threat 1 Makin banyak pesaing muncul jika bakwan laris. 2 Kemungkinan dapat jatuh-jatuhan harga. 3 Hal yang dapat dilakukan setelah analisis a Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya. b Mempertahankan kualitas dan jangan sembarangan menaikkan harga karena persaingan ketat. 5. Langkah-Langkah Berwirausaha Memulai bisnis usahakan dapat memberikan keuntungan bagi yang menjalankannya. Mempelajari dan memahami cara-cara khusus yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan memungkinkan kita untuk memulai berwirausaha produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk memulai usaha. 1. Buatlah rencana bisnis dan strategi pemasaran serta petakan sumber daya keuangan. 2. Pilih struktur bisnis, urus izin usaha, dan daftarkan usaha kamu pada instansi terkait yang tepat. 3. Tentukan usaha barang atau jasa yang diminati konsumen. 4. Buatlah jaringan kerja dengan produsen lain. 5. Carilah pasar yang tepat. Memulai bisnis usaha produk makanan khas daerah dapat memberikan keuntungan cukup besar. Dengan mempelajari dan memahami cara-cara untuk mencapai keberhasilan, memungkinkan kita untuk memulai mengolah produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Keberhasilan wirausaha makanan khas daerah bergantung pada rencana bisnis bussinis plan yang dibuat. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan saat membuat rencana bisnis pengolahan makanan 2a. Pemilihan Jenis Usaha Tentukan jenis usaha yang akan dilakukan, contohnya keripik sanjai. Keripik sanjai merupakan salah satu produk makanan khas daerah Sumatra Barat yang banyak digemari konsumen. Rasanya gurih, renyah, dan harga terjangkau menjadi alasan mengapa produk ini digemari oleh banyak orang. Bahan baku singkong sangat mudah didapat, dan pengolahannya pun tidak memerlukan banyak investasi peralatan. Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang baik, akan meningkatkan daya simpan keawetan dari produk ini. b. Nama Perusahaan Perusahaan ini diberi nama CV. Bercahaya, dengan pendiri perusahaan terdiri atas 3 orang atau lebih. c. Lokasi perusahaan Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari lokasi rumah pengelola, dan tidak terlalu jauh dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal. d. Perizinan usaha Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/ TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. e. Sumber daya manusia Sumber Daya Manusia SDM yang dipersiapkan terdiri atas 3 orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai 31 penanggung jawab produksi 2 penanggung jawab pemasaran 3 penanggung jawab administrasi dan keuangan f. Melakukan survei pasar g. Memperhatikan aspek produksi Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek produksi ialah bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan. 1 Peralatan yang digunakan 2 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3 Hasil produksi h. Aspek keuangan Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek keuangan adalah seperti berikut. 1 Biaya variabel, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji, dan lain-lain 2 Biaya tetap, 3 Total biaya 4 Penerimaan kotor 5 Pendapatan bersih Releksi Kerja Kelompok Setelah mempelajari pengolahan makanan khas daerah bersama kelompok melalui studi pustaka, observasi, wawancara pada penjual masakan daerah, bagaimana hasilnya? Apakah kelompokmu sudah melaksanakan kegiatan dengan baik? Evaluasilah kerja kelompokmu. Isi lembar kerja di bawah ini dengan melengkapi tabel dan beri ceklis sesuai jawabanmu! Sertakan alasannya. 4Releksi Kerja Kelompok Nama Kelompok ... Nama Siswa ... Uraian Baik Cukup Kurang Alasan Perencanaan Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Kerja sama Disiplin Tugas Individu Evaluasi Rencanakan pembuatan wirausaha suatu produk olahan pangan berupa makanan khas daerah dengan menggunakan analisa SWOT. Makanan daerah apa yang akan kamu buat? Dari bahan apa? Mengapa kamu memilih itu? Siapa saja yang terlibat? Kapan dan di mana dibuatnya? Bagaimana cara membuat, menyajikan, mengemas, dan memasarkannya? 5Kembangkan Kreativitasmu Sumber Gambar Contoh Bahan Olahan Pangan Aplikasikan perencanaanmu, hasilnya di uji cobakan kepada guru-guru dan temanmu. Mintalah guru dan temanmu untuk memberikan penilaian. Laporkan hasil wirausahamu, sertakan laporan rugi-labanya. Releksi Diri Setelah mempelajari Sub Bab dari Bab IV, renungkan dan tuliskan hal berikut. a. Materi pelajaran apa yang sudah kamu peroleh. b. Dengan cara apa kamu mendapatkan materi pelajaran itu. c. Apa yang kamu rasakan selama mempelajari materi pengolahan. d. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah mempelajari materi tersebut. 6RANGKUMAN 1. Pengolahan merupakan proses transformasi pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi produk olahan/jadi. 2. Pengolahan berperan dalam perancangan produk, pengolahan bahan baku, teknik pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pemasaran, serta distribusi produk ke konsumen. 3. Bahan nabati dan hewani merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan air yang berguna bagi kesehatan dan kecantikan tubuh. 4. Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di setiap daerah.
Kosmetiksudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Oleh sebab itu memulai usaha produk kosmetik dengan bahan baku nabati/hewani merupakan salah satu peluang usaha yang potensial. Bahan bahan membuat sabun alami dan jenis minyak dalam Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokan, dilekatkan,. Bahan nabati atau hewani untuk produk kosmetik.
Cooking oil and ecoenzyme are one type of combination that can be used for making hand washing soap. The purpose of this study is to make soap from used cooking oil and ecoenzyme as the basic ingredients and see its compatibility with SNI standards. The process of making soap begins with the design of three different types of oil and ecoenzyme content formulations. There are three comparisons of oil and ecoenzyme content used, namely F1 66% and 11%, F2 56% and 16%, F3 46% and 21%. The parameters that become the benchmark in testing soap quality come from SNI 3532 2016 and the Domestic Waste Quality Standards. Although the three types of formulas do not meet the overall SNI quality standards and Domestic Waste Quality Standards, the results of laboratory tests show that the third formula is the closest to SNI quality standards. Based on the results of statistical tests with multiple linear regression test models show that the oil content and ecoenzyme affect the increase in total fat in soap Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ī ī ī ī īī ī īīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīAlamatīRedaksiDEWANīREDAKSIīJURNALīAGROINTEKīJURUSANīTEKNOLOGIīINDUSTRIīPERTANIANīFAKULTASīPERTA NIANīUNIVERSITASīTRUNOJOYOīMADURAīJl.īRayaīTelangīPOīBOXī2īKamalīBangkalan,īMadura-JawaīTimurīīE-mailīAgrointek ī ī īīīī ī ī īīīīī īīīīīī īīīīī īīīīī ī īīīīīīīīīīīīīīīīīī īīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīSeptemberīandīDecember.īAgrointekīdoesīnotīchargeīanyīpublicationī MichaelīMurkovic,īGrazīUniversityīofīTechnology,īInstituteīofīBiochemistry,īAustria ChananpatīRardniyom,īMaejoīUniversity,īThailandMohammadīFuadīFauzulīMu'tamar,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura,īIndonesia KhoirulīHidayat,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura,īIndonesia CahyoīIndarto,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura,īIndonesiaManagingīEditorRadenīAriefīFirmansyah,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura,īIndonesiaAssistantīEditorMiftakhulīEfendi,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura,īIndonesia HeriīIswanto,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura,īIndonesiaSafinaīIstighfarin,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura,īIndonesiaVolume15No3īSeptember2021 IS S Nī1907ā8056e-I SSN25 27-5410AGROINTEKīJurnalīTeknologiīIndustriīPertanianAgrointekīJurnalīTeknologiīIndustriīPertanianī isīanīopenīaccessījournalīpublishedībyīDepartmentīofīAgroindustrialīTechnology,FacultyīofīAgriculture,īUniversityīofīTrunojoyoīMadura.īAgrointekīJurnalīTeknologiīIndustriīPertanianīpublishesīo riginalīresearchīorīreviewīpapersīonīagroindustryīsubjectsīincludingīFoodīEngineering,īManagementīSystem,īSupplyīChain,īProcessingīTechnology,īQualityīControlīandīAssurance,īWasteīManagement,īFoodīandīNutritionīSciencesīfromīresearchers,īlecturersīandīpractitioners.īAgrointekīJurnalīTeknologiīIndustriīPertanianīisīpublishedīfourtimesaīyearīinīMarch,June, KATA PENGANTAR Salam, Dengan mengucap syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, kami terbitkan Agrointek edisi September 2021. Di tengah pandemi yang berkepanjangan ini, ilmuwan Indonesia masih tetap berkarya. Pada edisi kali ini 32 artikel hasil penelitian, yang terdiri dari 11 artikel dari bidang pengolahan pangan dan nutrisi, sistem manajemen, rantai pasok, dan pengendalian kualitas; 3 artikel tentang rekayasa pangan, dan 2 artikel tentang manajemen limbah. Para penulis berasal dari berbagai institusi pendidikan dan penelitian di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis dan penelaah yang telah bekerja keras untuk menyiapkan manuskrip hingga final. Kami juga berterimakasih kepada ibu dan bapak yang memberi kritik dan masukan berharga bagi Agrointek. Untuk menyiapkan peringkat jurnal Agrointek di masa depan, kami mengharap kontribusi para peneliti untuk mengirimkan manuskrip dalam bahasa Inggris. Semoga kita akan mampu menerbitkan sendiri karya-karya unggul para ilmuwan Indonesia. Selamat berkarya. Salam hormat Prof. Umi Purwandari Agrointek Volume 15 No 3 September 2021 792-805 STUDI KELAYAKAN PRODUK SABUN BATANG BERBAHAN DASAR MINYAK JELANTAH DENGAN MEDIA BANTU ECOENZYME Seri Megawati, Adi NugrohoProgram Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Universal, Kota Batam, Indonesia Diterima 20 Februari 2021 Diperbaiki 23 Maret 2021 Disetujui 31 Maret 2021 Cooking oil and ecoenzyme are one type of combination that can be used for making hand washing soap. The purpose of this study is to make soap from used cooking oil and ecoenzyme as the basic ingredients and see its compatibility with SNI standards. The process of making soap begins with the design of three different types of oil and ecoenzyme content formulations. There are three comparisons of oil and ecoenzyme content used, namely F1 66 % and 11 %, F2 56 % and 16 %, F3 46 % and 21 %. The parameters that become the benchmark in testing soap quality come from SNI 3532 2016 and the Domestic Waste Quality Standards. Although the three types of formulas do not meet the overall SNI quality standards and Domestic Waste Quality Standards, the results of laboratory tests show that the third formula is the closest to SNI quality standards. Based on the results of statistical tests with multiple linear regression test models show that the oil content and ecoenzyme affect the increase in total fat in soap. Keyword Soap; ecoenzyme; SNI Solid Soap Ā© hak cipta dilindungi undang-undang Penulis korespondensi Email aaddinugroho DOI Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 793 PENDAHULUAN Kepuasan konsumen ketika telah menggunakan sebuah produk dapat dinilai berdasarkan kesetiaan penggunaan produk, tingkat penjualan produk, dan popularitas produk, konsumen akan menggunakan kembali sebuah produk berdasarkan kualitasnya Aryani & Rosinta, 2010. Kualitas yang baik adalah menghasilkan produk yang sesuai dengan kriteria dari sisi perusahaa Safrizal, 2016. Penilaian yang ketat terhadap kesesuaian, karena mempunyai jasmani yang bersih dapat mendukung pertumbuhan dan mempengaruhi kesehatan serta psikis manusia Warastiko, 2016. Kehidupan yang bersih merupakan salah satu bagian terpenting yang menjadi kebutuhan manusia. Hal itu dikarenakan mempunyai jasmani yang bersih dapat mendukung pertumbuhan fisik yang baik serta memengaruhi kesehatan psikis manusia Warastiko, 2016. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, manusia menggunakan berbagai cara, seperti menggunakan media produk tertentu. Salah satu jenis produk kebersihan yang digunakan setiap hari adalah sabun, karena sabun dapat membersihkan tubuh dari kuman dan kotoran yang menempel pada tubuh Wahyudi, 2018. Dalam perkembangannya, media sabun terdiri dari dua jenis yaitu sabun berbentuk cair dan sabun berbentuk batang. Perbedaan mendasar kedua jenis sabun tersebut terletak pada kandungan alkali yang digunakan untuk membuat reaksi penyabunan. Natrium Hidroksida NaOH akan menghasilkan sabun batang sedangkan Kalium Hidroksida KOH akan menghasilkan sabun cair Widyasanti et al., 2016. Hingga saat ini, penggunaan media tersebut masih menjadi pilihan masyarakat, khususnya di area perkotaan sebagai alternatif solusi dalam melakukan pola hidup bersih. Walaupun dinilai sebagai salah satu media yang cukup baik untuk menjaga kebersihan anggota tubuh manusia. Penggunaan sabun berbentuk batang dan cair sebagai media pembersih tidak terlepas dari adanya dampak negatif yang muncul terkait penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai gambaran, data dari UK insights menyebutkan bahwa negara maju seperti di Amerika, mulai mengalihkan penggunaan sabun jenis cair ke jenis sabun batang. Peningkatan hasil penjualan sabun cair berdasarkan data penjualan perusahaan Tesco mencapai 5,7 %, sedangkan peningkatan penjualan produk sabun batang secara keseluruhan di Amerika mencapai sebesar 8,5 % Nancholas, 2019. Naiknya penjualan terhadap produk sabun batang didorong adanya kesadaran manusia untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan, walaupun produk sabun cair dinilai lebih praktis penggunaannya. Namun kontinuitas penggunaan produk ini juga menuntut kesadaran lebih bagi penggunanya, khususnya terkait dengan sampah plastik yang dihasilkannya. Berbeda dengan sabun cair, material sabun batang atau padat merupakan perpaduan antara minyak dan alkali yang dilakukan melalui proses saponifikasi. Bahan dasar pembuatan sabun batang adalah minyak yang berperan sebagai asam dan alkali seperti NaOH dan KOH yang bersifat basa Khuzaimah, 2016. Minyak jelantah mengandung asam lemak yang dapat bereaksi dengan alkali sehingga terjadi proses saponifikasi Pujiati dan Retariandalas, 2019. Karakteristik minyak yang dapat digunakan dalam proses pembuatan sabun batang minimal mempunyai senyawa asam lemak yang juga terdapat pada kandungan minyak jelantah. Minyak jelantah merupakan salah satu kategori minyak dengan kandungan asam lemak bebas yang cukup tinggi dari hasil reaksi oksidasi dan hidrolisis pada saat penggorengan Aziz et al., 2011. Hal tersebut mengakibatkan minyak jelantah mudah menimbulkan reaksi penyabunan jika asam lemak bebas bereaksi dengan kalium dan natrium hidroksida Kartika et al., , 2013. Kandungan senyawa yang terdapat pada minyak jelantah meliputi peroksida, asam lemak bebas dan kadar air Alamsyah et al., 2017. Kombinasi senyawa yang ada pada minyak tersebut jika digunakan secara berulang kali dapat memengaruhi kesehatan tubuh, karena menghasilkan senyawa karsinogenik atau zat pemicu kanker Ningrum & Kusuma, 2013. Tingginya produksi minyak jelantah dibeberapa negara asia seperti Cina, Malaysia, Indonesia, Thailand, Hong Kong, India hingga mencapai ton menunjukkan potensi bahwa bahaya bukan hanya tertuju pada dampak kesehatan saja, namun juga terhadap pencemaran lingkungan jika tidak diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat. Selain minyak jelantah, potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan sabun yaitu penggunaan garbage enzyme atau sering dikenal sebagai ecoenzyme. 794 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Produk ini diperkenalkan oleh Dr. Rosukon yang berasal dari Thailand. Dikatakan sebagai ecoenzyme karena merupakan produk yang berasal dari hasil olahan sampah dapur, seperti kulit buah-buahan, potongan sayur-sayuran yang dibuang dan lain-lain Rasit dan Chee Kuan, 2018. Enzim ini akan menghasilkan zat organik kompleks dari rantai protein enzim, asam organik dan garam mineral dari hasil fermentasi antara sampah organik dengan gula merah atau molase Arun dan Sivashanmugam, 2015. Proses pembuatan Ecoenzyme membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan, dan hanya membutuhkan 3 bahan diantaranya sampah organik, air dan gula gula hitam, gula aren ataupun gula molasse Tang dan Tong, 2011. Ecoenzyme yang telah selesai masa fermentasi akan berwarna cokelat dan memiliki aroma asam manis yang cukup kuat Deepak et al., 2019. Kandungan yang terdapat pada ecoenzyme meliputi protease, lipase dan amilase yang berfungsi untuk mendegradasi atau menguraikan protein, karbohidrat dan lemak. Walaupun berasal dari hasil fermentasi, ecoenzyme dapat juga digunakan untuk membunuh patogen. Arun dan Sivashanmugam, 2015. Beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang pemanfaatan ecoenzyme diantaranya, dapat digunakan sebagai bahan pembersih rumah tangga alami, penyegar udara, kosmetik, insektisida, perawatan tubuh dari luar, dan pupuk organik Nazim dan Meera, 2017. Selain itu, didalam air, enzim ini dapat berperan sebagai protein yang dapat mengkatalisasi reaksi khususnya reaksi yang terjadi pada air limbah Deepak et al., 2019. Sedangkan dalam aspek lingkungan penggunaan ecoenzyme digunakan sebagai pengolahan air limbah domestik yang berfungsi menjaga kisaran pH netral limbah di saluran pembuangan Sayali et al., 2019. Proses penguraian bahan dalam ecoenzyme akan menghasilkan filtrat yang kaya akan asam amino dan asam asetat sehingga dapat digunakan sebagai pembersih maupun pupuk. Hal tersebut dilakukan melalui kombinasi proses diantaranya hidrolisis, yang bertujuan menghasilkan gula sederhana, asam amino, dan asam lemak. Hidrolisis diikuti oleh asidogenesis setelah dipecah oleh bakteri asidogenik menjadi molekul yang lebih sederhana. Asam lemak yang mudah menguap VFA akan menghasilkan amonia, CO2 dan H2S sebagai produk sampingan. Pada langkah selanjutnya, asetogenesis, yaitu molekul sederhana dari asidogenesis yang selanjutnya dicerna oleh bakteri asetogen untuk menghasilkan CO2, H2 dan asam asetat. Langkah terakhir yaitu metanogenesis di mana bakteri metanogen menghasilkan metana, CO2, dan air Dhiman, 2017. Berdasarkan informasi tersebut menjelaskan bahwa, peran ecoenzyme dalam proses pembuatan sabun batang diharapkan dapat membantu dalam membersihkan minyak sehingga meningkatkan fungsi sabun membunuh kuman. Selain bertujuan untuk mengetahui pengaruh ecoenzyme terhadap kualitas produk sabun batang yang akan dibuat, penelitian ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat kajian diversifikasi produk olahan yang berasal dari minyak jelantah dan ecoenzyme masih sangat minim untuk dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu, garbage enzyme tidak dapat dijadikan sebagai minuman karena bahan dasar pembuatannya berasal dari sampah-sampah organik. Akan tetapi garbage enzyme dapat digunakan untuk sebagai bahan pembersih rumah tangga alami, penyegar udara, kosmetik, insektisida, perawatan tubuh dari luar, dan pupuk organik Nazim & Meera, 2017. Ecoenzyme terbentuk dengan fermentasi alami yang mengandung protease, lipase, superoxide dismutase, biosurfactants, mikroorganisme hidup terutama ragi dan bahan aktif lainnya yang berfungsi untuk membersihkan noda minyak, menimbulkan proses deodorizes, pemurnian udara dan air, meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi lingkungan. Ecoenzyme juga dapat berguna untuk membunuh patogen atau memiliki sifat penghambat pathogen Rasit & Chee Kuan, 2018. Dalam air, enzim ini dapat berperan sebagai protein yang dapat mengkatalisasi reaksi khususnya reaksi yang terjadi pada air limbah Deepak et al., 2019. Terdapat beberapa penelitian yang telah menggunakan ecoenzyme sebagai bahan penelitian yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, diantaranya adalah pemanfaatan ecoenzyme sebagai pengolahan air limbah domestik dengan pengolahan terdesentralisasi dan juga menjaga kisaran pH netral limbah di saluran pembuangan Sayali et al., 2019. Ecoenzyme juga dapat digunakan sebagai pengawetan makanan karena sifatnya propionic. Kandungan asam yang efektif dalam mencegah pertumbuhan mikroba. Asam asetat dalam ecoenzyme juga dapat Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 795 menghancurkan organisme, sehingga dapat digunakan sebagai insektisida atau pestisida yang ramah lingkungan Rasit et al., 2019. Proses penguraian bahan-bahan dalam ecoenzyme akan menghasilkan filtrat yang kaya akan asam amino dan asam asetat sehingga dapat digunakan sebagai pembersih maupun pupuk Dhiman, 2017. Peneliti Indonesia juga memanfaatkan ecoenzyme sebagai salah satu bahan dalam pembuatan pembersih rumah tangga yang dipraktikkan langsung kepada ibu rumah tangga sebagai pengabdian masyarakat. Hal tersebut selain dapat mengurangi sampah menjaga lingkungan juga dapat meningkatkan keterampilan ibu rumah tangga Pujiati dan Retariandalas, 2019. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa jenis kandungan dalam ecoenzyme yang dapat berguna bagi kehidupan manusia. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Rasit et al., 2019, menjelaskan bahawa ecoenzyme mengandung propionic yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Kemudian penelitian yang dilakukan Jean Fall et al., 2015 juga menjelaskan proses fermentasi ecoenzyme akan menghasilkan ozon O3 yang dapat mengurangi karbon dioksida CO2 di atmosfer dan dapat menjebak logam berat di gugusan awan sekaligus mengurangi efek pemanasan global. Selain itu, nitrat NO3 dan karbonat CO3 dibentuk untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tumbuhan alami juga mengandung etanol yang memiliki sifat antiseptic Nazim & Meera, 2017. Disamping itu, ecoenzyme juga menghasilkan fitrat yang mengandung asam amino dan asam asetat sehingga dapat digunakan sebagai pembersih atau pupuk. Dhiman, 2017. Dari berbagai penjelasan literasi tersebut, menunjukan bahwa usaha untuk memperluas manfaat media ecoenzyme masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam dan kompherensif. Hal tersebut dikarenakan masih banyak media material yang dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih bermanfaat, diantaranya sabun batang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ecoenzyme terhadap kualitas produk sabun batang yang akan dibuat, dimana standar kualitas yang digunakan untuk mengetahui kelayakan sabun batang tersebut yaitu menggunakan parameter SNI 35322016, dan baku mutu limbah domestik. METODE Formula Kombinasi Pembuatan Sabun Formula kombinasi pembuatan sabun disusun menggunakan teknik desain faktorial yang terdiri dari tiga jenis perlakuan dengan kandungan minyak jelantah dan ecoenzyme yang berbeda-beda. Penyusunan formula kombinasi pembuatan sabun dapat dijelaskan sebagai berikut Tabel 1. Formulasi kombinasi sampel pengujian menggunakan empat parameter diantaranya, kandungan minyak jelantah, NaOH, ecoenzyme dan air yang berjumlah tiga alternatif kombinasi. Persentase kandungan dimasing-masing sampel ditentukan berdasarkan studi literatur terdahulu yang telah dilakukan oleh Deshanyuan 2017 proses pengujian hanya dilakukan satu kali pengulangan pada masing-masing sampel. Informasi kandungan parameter dimasing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Bentuk fisik sampel pengujian sabun dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 sampel kombinasi sabun Tabel 1 Formulasi Pembuatan sabun 796 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Sampel pertama menunjukan produk sabun dengan kadar minyak jelantah sebesar 66 %, NaOH sebesar 13 %, ecoenzym 11 % dan kadar air sebanyak 9 %. Sampel kedua menunjukkan produk sabun dengan kadar minyak jelantah sebesar 56 %, NaOH sebesar 11 %, ecoenzym 16 % dan kadar air sebanyak 16 %. Sedangkan sampel ketiga menunjukan produk sabun dengan kadar kadar minyak jelantah sebesar 46 %, NaOH sebesar 9 %, ecoenzym 21 % dan kadar air sebanyak 23 %. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu komposisi pembuatan sabun batang yang terdiri dari minyak jelantah, NaOH, air, dan ecoenzyme. Kemudian terdapat variabel terikat yang akan terpengaruh oleh variabel bebas adalah kualitas sabun yang dihasilkan disesuaikan dengan syarat mutu SNI dan baku mutu limbah. Adanya variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini, maka memerlukan variabel kontrol untuk mengendalikan kedua variabel di atas. Variabel kontrol Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yang berfungsi untuk mengendalikan nilai parameter suhu. Suhu berperan penting dalam proses pembuatan sabun sehingga perlu dikendalikan dengan tepat. Pengendalian suhu diperlukan untuk memastikan temperatur minyak dan campuran antara NaOH, air dan ecoenzyme tidak melebihi 50 °C dan perbedaan kedua cairan adalah 10 °C. Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan design of eksperimen DOE yaitu terlebih dahulu menentukan kombinasi faktor yang akan digunakan minyak jelantah, NaOH, ecoenzym dan kadar air, menentukan level faktor satu level yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sampel pengujian. Data primer pengujian diperoleh melalui hasil pengujian laboratorium yang terdiri dari 1. Tingkat kadar air yang terkandung dalam sabun batang 2. Angka asam lemak bebas dari sabun batang 3. Banyaknya alkali bebas yang dihasilkan 4. Banyaknya total lemak 5. Tingkat kadar klorida 6. Banyaknya bahan tak larut dalam etanol 7. Jumlah lemak yang tak tersabunkan 8. Tingkat pH dari bekas cuci tangan 9. Konsentrasi BOD 10. Konsentrasi TSS 11. Jumlah TSS pada bekas cuci tangan 12. Banyaknya minyak lemak 13. Banyaknya amoniak Sedangkan teknik studi literatur digunakan untuk memperoleh data sekunder yang meliputi parameter standar SNI No. 32362016 yang berisi tentang kumpulan syarat mutu yang perlu dipenuhi oleh sabun padat. Selain itu peraturan baku mutu limbah domestik yang di keluarkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 berisi tentang kandungan parameter limbah. Pengolahan Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Proses menganalisis data menggunakan analisis regresi linear berganda yang bertujuan untuk memprediksi variabel prediktor Iriawan dan Astuti, 2006. Tujuan dari analisis regresi linear berganda yaitu untuk menguji pengaruh dari minyak jelantah dan ecoenzyme variabel prediktor terhadap standar mutu SNI sabun variabel respon. Tahapan pengolahan datanya dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Menyusun kombinasi antara tiga formula kombinasi bahan pembuatan sabun yang berbeda 2. Pengambilan sampel dari masing-masing formula kombinasi yang telah ditentukan. 3. Melakukan pengujian laboratorium terhadap kesesuaian sampel dengan standar mutu SNI sabun 4. Pembuatan tabulasi berdasarkan seluruh hasil uji laboratorium antara variabel prediktor dengan setiap parameter dalam SNI sabun padat 5. Melakukan uji regresi linear berganda dari variabel prediktor terhadap variabel respon menggunakan bantuan software Minitab 6. Menganalisa hasil pengujian dan membahas hasil pengujian regresi linear berganda, serta mengambil hipotesis. Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 797 Penyusunan Hipotesis Bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan minyak dengan ecoenzyme terhadap kualitas sabun berdasarkan standar mutu SNI 35322016. Desain hipotesis awal dan hipotesis alternatif dijelaskan sebagai berikut 1. H0 Adanya pengaruh antara minyak dan ecoenzyme terhadap kualitas sabun Parameter SNI 35322016 2. H1 Minyak dan ecoenzyme tidak berpengaruh pada kualitas sabun Parameter SNI 35322016 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Sabun Parameter air Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun Gambar 2. Parameter kadar air yang terkandung dalam ketiga sampel sabun tidak melewati batas maksimal dalam standar mutu SNI sabun yaitu dibawah 15 % standar kandungan kadar air. Tinggi rendahnya angka kadar air dipengaruhi oleh banyaknya minyak yang digunakan dan kecepatan pengaduk pada proses pembuatan sabun Jalaluddin et al., 2019. Kadar air yang terlalu tinggi akan memengaruhi kelarutan sabun dalam air saat digunakan, sehingga pada saat proses pencucian dengan sabun kotoran akan sulit dibersihkan kemudian juga akan mengakibatkan sabun mudah menyusut karena penggunaan sabun menjadi lebih besar Sukawaty, dan warnida, 2016. Gambar 2 Kandungan kadar air Asam lemak bebas Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter asam lemak bebas Gambar 3, menunjukkan dari ketiga sampel sabun telah memenuhi standar mutu SNI yaitu dibawah 2,5 % standar kandungan asam lemak bebas. Gambar 3 Kandungan asam lemak bebas Kandungan asam lemak bebas berasal dari asam lemak minyak yang digunakan, jika sabun mengandung asam lemak bebas yang tinggi maka akan memengaruhi proses emulsi sabun dengan kotoran, sabun akan susah menyatukan antara air dengan kotoran sehingga daya pembersihan sabun juga akan berkurang Hardian et al., 2014. Asam lemak bebas biasanya terbentuk oleh proses oksidasi dan hidrolisis enzim pengolahan dan penyimpanan. Jumlah asam lemak pada minyak dan jumlah basa yang memengaruhi tingkat asam lemak bebas yang dihasilkan pada sampel Ketaren, 1986. Tingginya asam lemak bebas dikarenakan oleh penggunaan minyak goreng secara berulang kali Wati Ibnu Hajar et al., 2016. Alkali bebas Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter alkali bebas Gambar 4, masing- masing sampel tidak memenuhi standar SNI yaitu melebihi 0,1 % standar kandungan alkali bebas. Semakin banyak penggunaan NaOH maka semakin banyak NaOH yang tersisa dari reaksi penyabunan sehingga meningkatkan angka alkali bebas dan akan menyebabkan iritasi pada kulit Prihanto & Irawan, 2019. Hal ini menjadi alasan bagi angka alkali bebas yang semakin meningkat karena kandungan NaOH dari ketiga sampel mengalami kenaikan. Gambar 4 Kandungan Alkali bebas 798 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Lemak tak tersabunkan Berdasarkan grafik hasil pengujian kualitas sabun pada parameter lemak yang tak tersabunkan dari ketiga sampel sabun telah memenuhi standar mutu SNI yaitu dibawah 0,5 % standar kandungan lemak taktersabunkan. Lemak yang tak tersabunkan merupakan lemak netral atau trigliserida pada sabun mandi padat yang tidak bereaksi selama proses penyabunan Langingi et al., 2012. Adanya lemak yang tak tersabunkan dapat disebabkan oleh terdapat komponen senyawa yang tak tersabunkan seperti alkohol berantai panjang, pigmen-pigmen, sterol, minyak-minyak mineral dan hidrokarbon Copeland et al., 2015. Gambar 5 Kandungan lemak tak tersabunkan Kadar klorida Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter kadar klorida Gambar 6, masing- masing sampel tidak memenuhi standar SNI karena telah melebihi 1,0 % standar kandungan kadar klorida. Kadar klorida yang tinggi akan menyebabkan peretakan pada sabun yang dibuat Firempong, C K and Mak-Mensah, 2011. Kadar klorida yang melebihi standar SNI disebabkan oleh air yang digunakan dalam proses pembuatan sabun mengandung kadar klorida yang cukup tinggi Vivian et al., 2014. Air mengandung kadar klorida karena air yang digunakan adalah air keran. Walaupun demikian kadar klorida tidak menimbulkan peretakan terhadap sabun Firempong, C K and Mak-Mensah, 2011. Gambar 6 Kandungan kadar klorida Total lemak Grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter total lemak Gambar 7 menunjukan bahwa masing- masing sampel telah memenuhi standar SNI karena melewati standar minimal 15,0 % standar kandungan total lemak. Angka total Lemak mengalami kenaikan dari sampel pertama hingga sampel ketiga dengan formula minyak berturut-turut adalah 66 %, 56 %, 46 % dan formulasi ecoenzyme berturut-turut adalah 11 %,16 %, 21 %. Hal ini disebabkan terdapat asam organik dalam ecoenzyme yang meningkatkan total lemak pada sabun. Salah satu asam yang terkandung dalam ecoeznyme adalah asam asetat sama halnya dengan pengaruh penambahan madu dalam sabun juga akan memengaruhi peningkatan total lemak. Madu juga mengandung asam asetat yang dapat memengaruhi total lemak Belitz, et al., 2019 Tingginya angka total lemak akan meningkatkan kulitas dan kekerasan sabun, tinggi rendahnya total lemak pada sabun juga dipengaruhi oleh jumlah kandungan pengikat minyak yang digunakan Mwanza and Zombe, 2020. Sampel ketiga mengandung total lemak yang paling tinggi disebabkan oleh banyaknya ecoenzyme yang digunakan berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme salah satu kandungan dalam ecoenzyme adalah minyak dan lemak sebanyak 13 mg/L. Sehingga semakin banyak ecoeznyme yang digunakan akan meningkatkan total lemak Linghunchuqiao, 2014. Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 799 Gambar 7 Kandungan total lemak Bahan tak larut etanol Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter bahan tak larut dalam etanol Gambar 8, masing-masing sampel tidak memenuhi standar SNI karena melebihi 0,5 % standar kandungan bahan tak larut dalam etanol. sedangkan angka bahan tal larut etanol ketiga sampel rata-rata berada pada jumlah 3 %. Bahan yang tidak larut dalam etanol adalah senyawa yang tidak terlarut dalam pelarut etanol Neswati et al., 2019. Pada umumnya disebabkan adanya serat yang terkandung dalam kandungan yang digunakan dalam membuat sabun Marpaung et al., 2019 Gambar 8 Kandungan bahan tak larut dalam etanol. Evaluasi Hasil Pengujian Air Limbah Bekas Cucian Sabun Pengambilan sampel limbah cucian sabun diperoleh melalui pegujian pada beberapa aktifitas yang menjadi sasaran penggunaan produk tersebut yaitu pekerja bangunan dan koki restoran. Selain dikarenakan asal bahan ecoenzym yang berasal dari fermentasi sisa produksi restoran, pertimbangan prioritas kegiatan juga menjadi landasan untuk memilih aktifitas tersebut. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali, dimana masing-masing pekerja diberikan kesempatan untuk melakukan cuci tangan menggunakan sabun tersebut setelah menjalankan aktifitas. Kategori pekerjaan tidak dibatasi atau bersifat random. Air cuci tangan masing-masing sampel kemudian ditampung menggunakan botol yang sudah disterilisasi berukuran masing-masing 1 liter. Air kemudian disimpan selama 1 x 24 jam yang kemudian diuji pada Laboratorium Teknologi Pertanian, Kota Padang dan Balai Pengujian Mutu Barang, Jakarta. Informasi kondisi tangan yang menjadi sampel pengujian sebelum dan sesudah menggunakan sabun cuci tangan dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Kondisi tangan sebelum dan sesudah cuci tangan Tingkat Keasaman pH Tingkat keasaman sebuah perairan dipengaruhi oleh tingginya asam mineral bebas dan asam karbonat yang menaikkan keasamannya. Angka pH atau derajat keasaman dari air bekas cuci sabun ecoenzyme tidak melewati batas standar Baku Mutu Limbah Domestik Gambar 9. Standar pH yang terkandung dalam air bekas cucian adalah dari 6 sampai 9, sedangkan ketiga sampel bekas cucian yang kita uji rata-rata berada pada angka 7 sampai dengan 8. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keasaman pada bekas cucian dengan sabun yang digunakan cukup stabil karena tidak melebihi atau kurang dari standar Baku Mutu Limbah Domestik. Angka pH akan 800 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 memengaruhi kelarutan unsur hara serta dapat menghambat kelarutan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman juga terhambat Afia Awaliya, 2016. Gambar 10 Tingkat keasaman pH sampel BOD Biochemical Oxygen Demand Hasil pengujian bekas cucian sabun dengan standar Baku Mutu Limbah Domestik menunjukan bahwa kandungan BOD Biochemical Oxygen Demand pada air limbah telah melebihi batas maksimum pada standar baku mutu yaitu 30 mg/l Gambar 10. Sedangkan limbah dari ketiga sampel mengandung BOD yang mencapai 100 hingga 200 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa proses menguraikan benda organik oleh bakteri membutuhkan oksigen yang cukup banyak Darmayanti, 2011. Pada saat bakteri menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air bekas cucian akan membutuhkan oksigen secara terus menerus, jika tidak mendapatkan oksigen proses penguraian akan terus berlanjut namun tidak bisa bertahan lama. Gambar 11 Perbandingan parameter BOD Bakteri pada sampel memiliki batasan kemampuan mengurai bahan organik sehingga proses penguraian tidak dapat berlangsung dengan sempurna Wahyu Purnomo et al., 2014 . Salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya kandungan bahan organik dalam air limbah, bahan organik berasal dari jenis kotoran yang dibersihkan menggunakan sabun salah satu contohnya adalah kotoran yang mengandung minyak Effendi, 2003. Jadi tingginya angka BOD pada sampel ketiga disebabkan oleh banyaknya zat organik yang terkandung pada kotoran, selain itu berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme, BOD yang terkandung dalam ecoenzyme adalah 17,500 mg/L, tingginya BOD pada ecoenzyme berasal dari bahan organik di dalamnya seperti kulit-kulit buah dan lain-lain Linghunchuqiao, 2014 COD Chemical Oxygen Demand Gambar 11 menunjukkan jumlah COD dalam bekas cucian tiap sampel sabun tidak melewati jumlah maksimal yang telah ditetapkan oleh standar baku mutu. COD Chemical Oxygen Demand merupakan kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan organik secara kimiawi, selain itu semakin tinggi COD menandakan tingginya zat-zat kimia yang terkandung pada limbah domestik Lita Darmayanti, 2011. Rendahnya angka COD pada pengujian bekas cucian sabun disebabkan oleh peran ecoenzyme yang dapat menurunkan kandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam sebuah objek sehingga bekas cucian dari sabun mengandung COD yang tidak melebihi standar Baku Mutu Rasit dkk, 2019. Berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme COD yang terkandung dalam ecoenzyme adalah 52,450 mg/L Linghunchuqiao, 2014 TSS Total Suspended Solid Pada proses mencuci tangan dengan ketiga sampel sabun, terdapat kotoran yang berasal dari tukang bangunan dan koki sehingga terdapat banyak padatan yang terjatuh ke dalam bekas cucian sabun. Hal tersebut menyebabkan hasil pengujian pada TSS Total Suspended Solid melebihi standar Baku Mutu Limbah Domestik Gambar 12. TSS merupakan kandungan zat-zat yang berwujud padat dan tersuspensi dalam air, zat tersebut dapat berupa komponen biotik seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, dan fungi dan komponen abiotik seperti pasir, lumpur, dan tanah liat Doraja et al., 2012. Jika air limbah mengandung TSS yang cukup tinggi maka akan memengaruhi tingkat kekeruhan air, kemudian air akan mengalir ke kolam atau perairan lain yang lebih besar sehingga dapat mengakibatkan Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 801 penghambatan pada cahaya matahari yang masuk ke dalam air dan memengaruhi proses fotosintesis Ester Suoth & Nazir, 2016. Banyaknya kotoran yang berbentuk padatan dari tukang bangunan seperti pasir-pasir dan semen serta makanan yang tersisa ditangan koki mengakibatkan meningkatnya angka TSS. selain itu berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme TSS yang terkandung dalam ecoenzyme adalah 880 mg/L, TSS pada ecoenzyme berasal dari proses fermentasi Linghunchuqiao, 2014 Minyak dan Lemak Bekas cucian dengan ketiga sampel menghasilkan angka minyak dan lemak yang tidak melebihi standar Baku Mutu Limbah Domestik yaitu tidak melebihi 5 mg/L. Walaupun terdapat kotoran yang berasal dari dapur atau koki, akan tetapi jumlahnya cukup rendah sehingga angka minyak dan lemak dari bekas cucian sabun tidak melebihi standar Baku mutu limbah domestik Gambar 12 . Minyak dan lemak merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam air limbah, selain dapat menyebabkan masalah lingkungan minyak dan lemak juga akan menyebabkan penyumbatan pada pipa air Zaharah et al., 2018 Minyak dan lemak adalah komponen yang sulit terlarut dalam air maka minyak akan terapung diatas air Jika limbah dengan minyak dan lemak mengalir ke perairan yang lebih besar maka akan menutupi permukaan air dan merusak kehidupan organisme dalam air Putra dan Fitria, 2015 Gambar 12 Perbandingan kandungan minyak dan lemak masing-masing sampel Hubungan jumlah minyak jelantah dan ecoenzyme terhadap nilai parameter SNI sabun padat Kadar air Gambar 13 Hasil uji paramater minyak dan ecoenzym terhadap kadar air. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda Gambar 13, menunjukan terjadinya hubungan multikolinieritas diantara variabel bebas yang artinya adanya hubungan yang erat antar variabel x prediktor antara minyak dengan ecoenzyme. Hal ini menyebabkan hasil pengujian tidak menampilkan kandungan ecoenzyme. Hasil tersebut menjelaskan jika terdapat 1 gram minyak yang ditambahkan dalam proses pembuatan sabun maka akan menghasilkan 0,1435 kadar air atau fy. Dalam penelitian ini nilai signifikanyang digunakan adalah š¼ = 5 %, P-Value atau korelasi antara minyak dengan kadar air adalah 0,750 > š¼ yang artinya antara minyak dan kadar air tidak memiliki korelasi atau hubungan karena P-Value tidak signifikan. Hal tersebut menyebabkan hipotesis awal ditolak dan menerima hipotesis alternatif yaitu minyak dan ecoenzyme tidak berpengaruh terhadap kadar air. 802 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Total lemak Gambar 14 Hasil uji paramater minyak dan ecoenzym terhadap total lemak Gambar 14 menjelaskan bahwa sebanyak 1 gram minyak yang ditambahkan dalam proses pembuatan sabun maka akan menghasilkan 0,626 total lemak. Angka negatif dari nilai koefisien minyak artinya semakin banyak minyak maka semakin sedikit lemak yang dihasilkan. Berdasarkan pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah ecoenzyme yang digunakan sehingga dapat menurunkan angka total lemak pada sabun. Selain itu, nilai signifikan pada pengujian menunjukan angka 0,093 mendekati nilai š¼ artinya, korelasi antara minyak dan ecoenzyme terhadap total lemak cukup signifikan sehingga menerima hipotesis awal yaitu adanya hubungan antara minyak dan ecoenzyme terhadap total lemak. Bahan tak larut dalam etanol Gambar 15 Hasil uji paramater minyak dan ecoenzym terhadap bahan tak larut dalam etanol Gambar 15 menunjukan bahwa sebanyak 1 gram minyak yang ditambahkan dalam proses pembuatan sabun maka akan menghasilkan 0,0281 bahan tak larut dalam etanol atau fy. Hubungan minyak dan ecoenzyme terhadap bahan tidak larut dalam etanol dikatakan tidak signifikan karena angka P-Value > α = 5%, P-Value hasil pengujian tersebut adalah 0,493. Artinya minyak dan ecoenzyme tidak memengaruhi jumlah bahan yang tak larut dalam etanol. Selain itu, nilai R-sq yang dari hasil pengujian adalah 51,2 % hal ini menandakan bahwa pengaruh minyak dan ecoenzyme terhadap bahan tak larut dalam etanol sebesar 51,2 %, sisanya adalah pengaruh yang berasal dari faktor lainnya KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian terhadap produk sabun yang telah dibuat maka diperoleh beberapa kesimpulan akhir sebagai berikut 1. Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa ketiga sampel produk sabun yang dibuat tidak memenuhi syarat SNI 35322016 dan standar baku mutu limbah domestik dengan sempurna. 2. Bahan minyak dan ecoenzyme memengaruhi kualitas sabun berdasarkan standar mutu SNI 32352016, namun hanya terbatas pada parameter total lemak. Berdasarkan hasil pengujiannya walaupun angka alkali bebas dan kadar kloridanya tidak sesuai dengan standar mutu SNI tetapi hasil pengujian sampel ketiga yang paling mendekati standar mutu SNI yaitu 46 % minyak dan 21 % ecoenzyme. DAFTAR PUSTAKA Afia Awaliya, N. B. 2016. FITOREMEDIASI LIMBAH DOMESTIK Detergent MENGGUNAKAN ECENG GONDOKEichorniacrassipesUNTUKMENGATASI PENCEMARANLINGKUNGAN. 3, 577ā590. Alamsyah, M., Kalla, R., & La Ifa, L. I. 2017. PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN PROSES ADSORBSI. Journal Of Chemical Process Engineering, 22, 22. Arun, C., & Sivashanmugam, P. 2015. Investigation of biocatalytic potential of Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 803 garbage enzyme and its influence on stabilization of industrial waste activated sludge. Process Safety and Environmental Protection, 94C, 471ā478. Aryani, D., & Rosinta, F. 2010. Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Jurnal Ilmu Administrasi Dan Organisasi, 172, 114ā126. Aziz, I., Nurbayti, S., & Ulum, B. 2011. Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas. Jurnal Kimia VALENSI, 22. Belitz, Grosch, W., & Schieberle, P. 2019. Food Chemistry. In Encyclopedia of Microbiology. Springer Berlin Heidelberg. Copeland, L. R., Kleiman, R., & Lakes, S. 2015. 12 United States Patent Patent No. US 8,927,034 B2. Deepak, V., Singh, A. N., & P. S. 2019. Use of Garbage Enzyme. In International Journal of Scientific Resarch and Review Vol. 07, Issue September pp. 210ā205. Deshanyuan. 2017. Ecoenzyme handmade soap production method. In Ecoenzyme. Dhiman, S. 2017. Eco-Enzyme-A Perfect House-Hold Organic Cleanser. International Journal of Engineering Technology, Management and Applied Sciences, 511, 19ā23. Doraja, P. H., Shovitri, M., & Kuswytasari, N. D. 2012. Biodegradasi Limbah Domestik Dengan Menggunakan Inokulum Alami Dari Tangki Septik. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 11, 44ā47. Effendi. 2003. Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. In Kanisius pp. 53ā79. Ester Suoth, A., & Nazir, E. N. 2016. KARAKTERISTIK AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA SALAH SATU PERUMAHAN MENENGAH KEATAS DI TANGERANG SELATAN. Jurnal Ecolab, 102, 80ā88. Firempong, C K and Mak-Mensah, E. 2011. Chemical characteristics of toilet soap prepared from neem Azadirachta indica A . Juss seed oil. Asian Journal of Plant Science and Research, 14, 1ā7. Hardian, K., Ali, A., & ā Y. 2014. EVALUASI MUTU SABUN PADAT TRANSPARAN DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PENAMBAHAN SLS Sodium Lauryl Sulfate DAN SUKROSA. Jurnal Online Mahasiswa JOM Bidang Pertanian, 12, 1ā11. Iriawan, N., & Astuti, S. P. 2006. Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Jalaluddin, J., Aji, A., & Nuriani, S. 2019. Pemanfaatan Minyak Sereh Cymbopogon nardus L sebagai Antioksidan pada Sabun Mandi Padat. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 71, 52. Jean Fall, Abdoulaye Loum Sagne, M., & Malick, D. 2015. International Journal of Advanced Research in Biological Sciences. Int. J. Adv. Res. 211, 143ā154. Kartika, D., & Widyaningsih, S. 2013. Konsentrasi Katalis dan Suhu Optimum pada Reaksi Esterifikasi menggunakan Katalis Zeolit Alam Aktif ZAH dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah. Jurnal Natur Indonesia, 143, 219. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press, 2, 30ā36. Khuzaimah, S. 2016. Pembuatan Sabun Padat dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Ratih Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau, 22, 11. 804 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Langingi, R., Momuat, L. I., & Kumaunang, M. G. 2012. Pembuatan Sabun Mandi Padat dari VCO yang Mengandung Karotenoid Wortel. Jurnal MIPA, 11, 20. Linghunchuqiao. 2014. Experimental report of ecoenzyme. Lita Darmayanti, Y. L. H. 2011. NPengaruh penambahan media pada sumur resapan dalam memperbaiki kualitas air limbah rumah tanggao Title. Jurnal Sains Dan Teknologi, 102, 61ā66. Marpaung, J. J. A., Ayu, D. F., & Efendi, R. 2019. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni dengan Penambahan Ekstrak Daging Buah Pepaya. Jurnal Agroindustri Halal, 52, 161ā170. Mwanza, C., & Zombe, K. 2020. Comparative Evaluation of Some Physicochemical Properties on Selected Commercially Available Soaps on the Zambian Market. OALib, 0703, 1ā13. Nancholas, T. 2019. Britain loves a bar of soap. UK. Insight. in-uk/ Nazim, F., & Meera, V. 2017. Comparison of Treatment of Greywater Using. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology, 64, 49ā54. Neswati, N., Ismanto, S. D., & Derosya, V. 2019. Analisis Kimia dan Sifat Antibakteri Sabun Transparan Berbasis Minyak Kelapa Sawit dengan Penambahan Ekstrak Mikropartikel Gambir. JURNAL AGROINDUSTRI HALAL, 52. Ningrum, N. P., & Kusuma, M. A. I. 2013. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas dan Abu Kulit Buah Kapuk Randu Soda Qie sebagai Bahan Pembuatan Sabun Mandi Organik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri, 22, 275ā285. Pujiati, A., & Retariandalas, R. 2019. Utilization of Domestic Waste for Bar Soap and Enzyme Cleanner Ecoenzyme [Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Untuk Pembuatan Sabun Batang Dan Pembersih Serbaguna Ecoenzym]. Proceeding of Community Development, 2, 777. Putra, Y. D., & Fitria, L. 2015. UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN TERHADAP IKAN MAS Cyprinus Carpio L.. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 31. Rasit, N., & Chee Kuan, O. 2018. Investigation on the Influence of Bio-catalytic Enzyme Produced from Fruit and Vegetable Waste on Palm Oil Mill Effluent. IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 1401. Rasit, N., Lim, H. F., & Azlina, W. 2019. Production and Characterization of Eco Enzyme Produced From Tomato and Orange Wastes and Its Influence on the Aquaculture Sludge. International Journal of Civil Engineering and Technology, 103, 967ā980. safrizal, S. 2016. Pengendalian Kualitas dengan Metode Six Sigma. Jurnal Manajemen Dan Keuangan Unsam, 52, 615ā626. Sayali, J. D., Shruti, S. C., Shweta, S. S., Sudarshan, P. E., Akash, D. H., Shrikant, P. T., & Students, D. 2019. Use of Eco Enzymes in Domestic Waste Water Treatment. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 42, 568ā570. Sukawaty, warnida, A. 2016. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol Umbi Bawang Tiwai Eleutherine bulbosa Mill. Urb.. Media Farmasi Jurnal Ilmu Farmasi, 131, 14ā22. Tang, F. E., & Tong, C. W. 2011. A Study of the Garbage Enzymeās Effects in Domestic Wastewater. International Journal of Environemntal, 512, 887ā892. Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 805 of-the-garbage-enzyme-s-effects-in-domestic-wastewater Vivian, O. P., Nathan, O., Osano, A., Mesopirr, L., & Omwoyo, W. N. 2014. Assessment of the Physicochemical Properties of Selected Commercial Soaps Manufactured and Sold in Kenya. Open Journal of Applied Sciences, 0408, 433ā440. Wahyu Purnomo, P., Apriliana, R., & Rudiyanti, S. 2014. Keanekaragaman Jenis Bakteri Perairan Dasar Berdasarkan Tipe Tutupan Permukaan Perairan Di Rawa Pening. MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES, 3, 119ā128. Wahyudi, A. 2018. PENGARUH PENAMBAHAN ARENGA SACCHARIFERA TERHADAP KUALITAS PRODUK SABUN TRANSPARAN. Jurnal Redoks, 32, 30. Warastiko, C. 2016. KONVENSIONAL BED-BATH DAN PREPACKED DISPOSIBLE BED-BATH DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG. Jurnal Skolastik Keperawatan, 22, 122. Wati Ibnu Hajar, E., Febri Wirasny Purba, A., & Handayani, P. 2016. PROSES PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN SABUN PADAT. In Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, Issue 2. Widyasanti, A., Farddani, C., & Rohdiana, D. 2016. PEMBUATAN SABUN PADAT TRANSPARAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA SAWIT Palm oil DENGAN PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EKSTRAK TEH PUTIH Camellia sinensis. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 53. Zaharah, T. A., Nurlina, N., & Moelyani, R. R. 2018. Reduksi minyak, lemak, dan bahan organik limbah rumah makan menggunakan grease trap termodifikasi karbon aktif. Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan Journal of Environmental Sustainability Management, 25ā33. AUTHORīGUIDELINESīTermī andī Conditionī ī 1.īTypesī ofī paperī areī originalī researchī orī reviewī paperī thatī relevantī toī ourī Focusī andī Scopeī a ndī neverī orī in ī theī processī ofī bei ngī publishedī inī anyī nationalī orī internationalī journalī 2.īPaperī isī writtenī inī goodī Indonesianī orī Englishī 3.īPaperī mustī beī submittedī toī andī journalī templateī couldī beī downloadī here.ī 4.īPaperī shouldī notī exceedī 15ī printedī pagesī spacesī includingī figure sī andī tablesī ī Articleī Structureī 1.īPleaseī ensureī thatī theī e-mailī addressī isī given,ī upī toī dateī andī availableī forī communicationī byī theī correspondingī authorī 2.īArticleī structureī forī originalī researchī containsī Title,ī Theī purposeī ofī aī titleī i sī toī grabī theī attentionī ofī yourī readersī andī helpī themī decideī ifī yourī workī isī relevantī toī them.ī Titleī shouldī beī conciseī noī moreī thanī 15ī words.ī Indicateī clearlyī theī differenceī ofī yourī workī withī previousī studies.ī Abstract,ī Theī abstractī isī aī condensedī versionī ofī anī article,ī andī containsī importantī pointsī ofintroduction,ī methods,ī results,ī andī conclusions.ī Itī shouldī reflectī clearlyī theī contentī ofī theī a rticle.ī Thereī isī noī refer enceī permittedī inī theī abs tract,ī andī abbreviationī preferablyī beī avoided.ī Shouldī abbreviationī isī used,ī itī hasī toī beī definedī inī itsī firstī appearanceī inī theī abstract.ī Keywords,ī Keywordsī shouldī containī minimumī ofī 3ī andī maximumī ofī 6ī words,ī separatedī byī semicolon.ī Keywordsī shouldī beī ableī toī aidī searchingī forī theī article.ī Introduction,ī Introductionī shouldī includeī sufficientī background,ī goalsī ofī theī work,ī andī statementī onī theī uniqueī contributionī ofī theī articleī inī theī field.ī Followingī questionsī shouldī beī addressedī inī theī introductionī Whyī theī topicī isī newī andī important?ī Whatī hasī beenī doneī previously?ī Howī resultī ofī theī researchī contributeī toī newī understandingī toī theī field?ī Theī introductionī shouldī beī concise,ī noī moreī thanī oneī orī twoī pages,ī andī writtenī inī presentī tense.ī Materialīandīmethods,āThisī sectionī mentionsī inī detailī materialī andī methodsī usedī toī solveī theī problem,ī orī proveī orī disproveī theī hypothesis.ī Itī mayī containī allī theī terminologyī andī theī notationsī used,ī andī developī theī equationsī usedī forī reachingī aī solution.ī Itī shouldī allowī aī readerī toī replicateītheīworkāī Resultīandīdiscussion,ī āThisīsectionīshowsītheīfactsīcollectedīfromītheīworkītoīshowī newī solutionī toī theī problem.ī Tablesī andī figuresī shouldī beī clearī andī conciseī toī illustrateī theī findings.ī Discussionī explainsī significanceī ofī theī results.āī Conclusions,ī āConclusionīexpressesīsummaryīofīfindings,īandīprovidesīanswerītoītheīgoalsīofītheīwork.īConclusionīshouldīnotīrepeatītheīdiscussion.āī Acknowledgment,ī Acknowledgementī consistsī fundingī body,ī andī listī ofī peopleī whoī helpī withī language,ī proofī reading,ī statisticalī processing,ī etc.ī References,ī Weī suggestī a uthorsī toī useī citationī managerī suchī asī Mendeleyī toī complyī withī Ecologyī style.ī Referencesī areī atī leastī 10ī sources.ī Ratioī ofī primaryī andī secondaryī sourcesī definitionī ofī primaryī andī secondaryī sourcesī shouldī beī minimumī 80 M.,ī Corbeels,ī M.,ī Leffelaar,ī Vanī Keulen,ī H.,ī Wery,ī J., ī Ewert,ī F.,ī 2012.ī Buildingī cropī modelsī withinī differentī cropī modellingī frameworks.ī Agric.ī Syst.ī 113,ī 57ā63.ī doi theī Tobaccoī Supply.ī Agric.ī Sci.ī Procediaī 3,ī 255ā ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Zambian market has witnessed an impressive upsurge in the production and consumption of a variety of soaps in recent years. However, there is scant, if any, knowledge of the quality and safety of these soaps. In this undertaking, the quality of some selected soaps was evaluated. The soap samples were randomly obtained from various supermarkets. The qualities of soaps were assessed based on the following physicochemical parameters free caustic alkali FCA, moisture content MC, total fatty matter TFM, pH and total alkali content TAC. Upon analysis, a variation in these physicochemical properties was observed. Percent MC ranged between ± and ± Solo and Yebo recorded the highest MC. The pH values ranged from ± to ± Yet again, Yebo had the highest pH followed by Solo and then Romeo. The TAC was between ± to ± and FCA values were from to ± Romeo had the highest TAC value ± followed by Dettol ± Only Solo and Yebo showed some traces of FCA. On the other hand, TFM values ranged from ± to ± Romeo recorded the highest TFM value ± and Yebo recorded the lowest ± On average, most soaps analysed herein were of fairly acceptable quality and are fit for extract microparticle is adding the value of palm oil-based transparent soap. Catechin content from extract gambir has the antibacterial activity to Staphylococcus aureus. As microparticle, extract gambir can be absorbed well into skin pore when applied as one of transparent soap contents. Thus, this research aimed for obtaining information related to the optimum concentration of extract gambir in microparticle, based on chemical characteristic and antimicrobial. Gambir was locally obtained from Pangkalan, 50 Kota District, West Sumatera. Gambir was diluted in ethanol then ultrasonified in order to get gambir as microparticle. There were 8 treatments and duplicated which were 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% and 10% of gambir extract addition. From this study, the optimum addition of gambir extract was 5% with of water and volatile content, was insoluble in ethanol, of free fatty acid, of fatty acid, unsaponifiable fraction, and the inhibition zone diameter of Staphylococcus aureus was JalaluddinAmri AjiSari NurianiSabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, dan berbusa. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak sereh pada sabun mandi padat, pengaruh kecepatan putaran pada pembuatan sabun mandi padat,dan menganalisa karakteristik sabun terhadap kadar air, nilai pH, dan asam lemak bebas. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan 3 ml minyak sereh pada kecepatan putaran 500 rpm kadar air yang didapat yaitu sebesar 12,8 %, kadar asam lemak bebas sebesar 0,205%, dan nilai pH sebesar 9, Kuncisabun, saponifikasi, minyak sereh, karakteristik sabunAnik PujiatiRetariandalas RetariandalasMost of the waste problems come from household waste, both organic and inorganic waste. Household waste if managed properly can be a resource. The purpose of the community serviced activities that we have done is to utilized household waste into valuable products, the waste we treat is used cooking oil and fruit skin waste. Used cooking oil is residual frying oil which can be harmful to health if consumed or if thrown into the environment. While fruit and vegetable skin waste as domestic waste with the largest percentage will have to be handled so that it can reduce the volume of waste. In this community service, we provide knowledge in the form of household waste management, how to make bar soap from used cooking oil and cleaning fluid from fruit skin waste and its application to daily life. With direct practice, housewives as participants in this training were very enthusiastic about participating in this program, because, in addition to being able to reduce waste to landfill, they could also save on monthly expenses to buy cleaning waste from supermarkets, such as vegetables and fruits dreg are always discarded as solid waste and disposed to landfill. Implementing waste recovery method as a form of waste management strategy will reduce the amount of waste disposed. One of the ways to achieve this goal is through fermentation of the pre-consumer supermarket waste to produce a solution known as garbage enzyme. This study has been conducted to produce and characterize biocatalytic garbage enzyme and to evaluate its influence on palm oil mill effluent as a pre-treatment process before further biological process takes place. Garbage enzyme was produced by three-month long fermentation of a mixture of molasses, pre-consumer supermarket residues, and water in the ratio of 1310. Subsequently, the characterization of enzyme was conducted based on pH, total solids TS, total suspended solids TSS, total dissolved solids TDS, chemical oxygen demand COD, and enzyme activities. The influence of produced enzyme was evaluated on oil & grease O&G, TSS and COD of palm oil mill effluent POME. Different levels of dilution of garbage enzyme to POME samples 5%, 10%, 15% were explored as pre-treatment duration of six days and the results showed that the garbage enzyme contained bio-catalytic enzyme such as amylase, protease, and lipase. The pre-treatment showed removal of 90% of O&G in 15% dilution of garbage enzyme. Meanwhile, reduction of TSS and COD in dilution of 10% garbage enzyme were measured at 50% and 25% respectively. The findings of this study are important to analyse the effectiveness of pre-treatment for further improvement of anaerobic treatment process of POME, especially during hydrolysis ini bertujuan menentukan konsentrasi NaOH yang optimum untuk direaksikan dengan VCO mengandung karotenoid wortel guna menghasilkan sabun mandi padat yang memenuhi kualitas Standar Nasional Indonesia SNI No. 06-3532-1994. Pembuatan sabun mandi diawali dengan penentuan bilangan penyabunan, yang digunakan pada perhitungan konsentrasi NaOH, yakni 25%, 30% dan 35%. Sabun mandi padat yang dihasilkan diuji kualitasnya menurut SNI No. 06-3532-1994. Bilangan penyabunan dari VCO mengandung karotenoid wortel diperoleh sebesar 173,18 mg. Sabun mandi pada semua konsentrasi NaOH memenuhi SNI untuk uji jumlah asam lemak, alkali bebas dan asam lemak bebas. Untuk kadar air, sabun yang memenuhi SNI ada pada konsentrasi NaOH 35%, dan minyak mineral pada konsentrasi NaOH 30%. Sabun pada semua konsentrasi NaOH tidak memenuhi SNI untuk uji lemak netral. Penelitian ini menyimpulkan bahwa belum diperoleh konsentrasi NaOH yang optimum untuk pembuatan sabun mandi padat dari VCO mengandung karotenoid wortel yang memenuhi kualitas SNI No. 06-3532-1994. Sabun mandi yang mendekati kualitas SNI ada pada konsetrasi NaOH 30% dan 35%.Dwi AryaniFebrina RosintaThe aim of the research is to analyze how the service quality can affect customerās satisfactionin shaping costumerās loyalty. The research is quantitative and uses non-probability purposive samplingtechnique. The instrument of the research uses questionnaires which were analyzed with Structural EquationModeling. The result of the research shows that the five dimensions, physical evidence, empathy, reliability,quickness, and guaranty positively affect the service quality. The other results show that customerās satisfactionis a preceding factor of customerās loyalty. The direct effect of service quality on customerās loyalty does notsustain the research, since the researcher did not find any significant direct relation between service qualityand customerās States Patent Patent No. US 8L R CopelandR KleimanS LakesCopeland, L. R., Kleiman, R., & Lakes, S. 2015. 12 United States Patent Patent No. US 8,927,034 Walaupunfungsi utamanya adalah membersihkan kulit kepala dan batang rambut, nyatanya setiap jenis sampo maka sampo penumbuh rambut dapat menjadi pilihan produk selanjutnya untuk dipakai. dan zat besi. Protein yang dikonsumsi sebaiknya imbang antara protein hewani dan nabati di mana dapat diperoleh dari telur, ikan, ayam, serta kedelai Pilihan Contoh Pengemasan Untuk Olahan Bahan Hewani - Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Contoh kemasan untuk produk olahan. Contoh Pengemasan Untuk Olahan Bahan Hewani Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk. Menyebutkan manfaat makanan khas daerah. Sumber daya alam hewani sangat mudah rusak sehingga dalam pengolahan of Contents*hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek*Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMA*PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3*30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar*Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJeh*Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide Siswa1* Tauco dan Produk Tradisional Hasil Fermentasi KacangkacanganMakanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani. Lihat juga cara membuat penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan... Tauco dan Produk Tradisional Hasil Fermentasi Kacangkacangan Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Titik kritis bahan berbahaya dalam kosmetika Ā» jun 1.... Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. 2* PENGENALAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN YANG BERACUN DAN BERBAHAYA BAGILabel merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk... PENGENALAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN YANG BERACUN DAN BERBAHAYA BAGI Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk olahan susu lainnya. 3* Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat iniGambar Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini 960x1357Pelabelan harus jujur dan pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk sda hewani yang melimpah, bisa dilakukan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik... Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani. Produksi pengolahan hasil hewani Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. Getuk adalah makanan khas betawi yang sering dijumpai di.. Hal ini akan menekan harga pokok produksi dari produk tersebut karena bahan baku tidak memerlukan biaya transportasi. 4* Ptp Bahan Pangan Hewani [PPTX Powerpoint]Gambar Ptp Bahan Pangan Hewani [PPTX Powerpoint] 680x510Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, sedangkan. Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu... Ptp Bahan Pangan Hewani [PPTX Powerpoint] ... Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani. ;Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a. Keawetan dan higienitas produk untuk dalam. Menyebutkan manfaat makanan khas daerah. With your very own digital flipbook.!!5* Noministnow Contoh Produk Olahan Makanan FungsionalGambar Noministnow Contoh Produk Olahan Makanan Fungsional 624x519Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling. Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, your very own digital flipbook. Noministnow Contoh Produk Olahan Makanan Fungsional Penyajian/pengemasan memegang peranan penting dalam proses produksi pengolahan pangan karena akan menjadi daya tarik orang untuk memakannya atau konsumen untuk membelinya. Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Untuk membuat fish stick berasal dari fillet ikan. Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani.. Menyebutkan manfaat makanan khas daerah. 6* Olahan Setengah Jadi Dari Ikan Ide SiswaImagine what you could be sharing. Olahan Setengah Jadi Dari Ikan Ide Siswa Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk.. 11 makanan awetan dari bahan hewani yang cocok untuk bulan puasa. 7* Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat iniGambar Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini 768x1024Makanan awetan berbahan dasar hewani yang saat ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan. Produk pengolahan dan kewirausahaan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah. Rasa dari daging dendeng ini adalah asin bahan baku yang berbahan dasar sumber daya alam sda hewani tentu menjadi peluang yang.. Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali. Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Getuk adalah makanan khas betawi yang sering dijumpai di.. Keawetan dan higienitas produk untuk dalam. 8* Hasil Olahan Teknologi Pangan Dari Susu Sapi Info Tentang Susu lengkapPelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Hasil Olahan Teknologi Pangan Dari Susu Sapi Info Tentang Susu Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, sedangkan. Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung.... Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek9* Jenis Bahan Pangan Nabati Dan HewaniWadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung. Jenis Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Pengemasan dan pelabelan adalah tahap terkakhir dalam proses pengolahan pangan sebelum dipasarkan. Penyajian/pengemasan memegang peranan penting dalam proses produksi pengolahan pangan karena akan menjadi daya tarik orang untuk memakannya atau konsumen untuk membelinya. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Beberapa olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara.. 3 produk makanan hewani kerap terpapar bakteri -Melimpahnya bahan baku yang berbahan dasar sumber daya alam sda hewani tentu menjadi peluang yang. Soal dan jawaban pengolahan makanan awetan dari bahan hewani draft. Ketahui macam makanan awetan dari bahan nabati dan. Pengemasan seringkali menjadi faktor penentu kesuksesan suatu produk. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Produksi pengolahan hasil hewani Ada banyak sekali contoh bahan nabati dan hewani yang bisa dijadikan olahan makanan atau produk lainnya.>>10* 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan SekitarGambar 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar 1000x572Kedua bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani. With your very own digital flipbook. Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar Selain disajikan sebagai lauk pauk, tempe juga bisa menjadi bahan tambahan atau campuran dalam berbagai masakan. Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk olahan susu lainnya. !Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. Melimpahnya bahan baku yang berbahan dasar sumber daya alam sda hewani tentu menjadi peluang yang. Produk pengolahan dan kewirausahaan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah. Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMA11* Pelatihan Pembuatan Kue Dengan Bahan Olahan Ikan ANTARA Foto lengkapContoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi mentimun adalah sayuran yang banyak mengandung air dan renyah.. Pelatihan Pembuatan Kue Dengan Bahan Olahan Ikan ANTARA Foto Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. Pelabelan harus jujur dan informative. Penggunaan wadah kemasan biasanya untuk makanan yang dibawa pulang oleh pembeli. Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk olahan susu lainnya. Selain untuk memperpanjang lama simpan awet dan tahan awetan dari bahan hewani juga dapat melindungi produk dan memberikan nilai tambah. Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani... Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. 12* Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan HewaniGambar Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani 960x720Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling.. Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani Untuk memahami proses pengelohan bahan hewani, maka perlu dipahami terlebih dahulu karakteristik bahan dan penanganan p asca panen. Jenis ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. Strategi pemasaran produk makanan olahan melalui pengemasan dan pelabelan packing and labelling dipublikasikan di jurnal ekbis ekonomi. 0,098 mg asam pantothenic vitamin. Jenis ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. 13* Saggipolaris Creative Art Studio STPM Memoria Contoh FolioPembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling.. Saggipolaris Creative Art Studio STPM Memoria Contoh Folio Tapi daging asap dalam kemasan berbeda dengan daging asap segar lhoternyata daging asap secara harafiah merupakan daging yang diawetkan dengan cara pengasapan.... . Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. !!Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Pengemasan adalah salah satu faktor penentu kesuksesan suatu produk. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani. With your very own digital flipbook.!14* teknikpengeringanmakanan AfikRubikKosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara. teknikpengeringanmakanan AfikRubik Pengemasan seringkali menjadi faktor penentu kesuksesan suatu produk. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani. 0,098 mg asam pantothenic vitamin. Pengemasan dan perawatan produk hasil pengawetan bahan nabati dan hewani. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani.. 752 resep hewani ala rumahan yang sederhana dan lezat dari komunitas memasak terbesar dunia! 15* Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMABerikut beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani yaitu... Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMA ... . Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling. !Teknologi pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk sda hewani yang melimpah, bisa dilakukan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik. Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya indikator;16* Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide SiswaFungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. Jadi, peran teknis, ekonomis, dan sosial harus dipahami dengan baik. Tidak hanya itu, hasil olahannya pun juga memberikan variasi berbeda sehingga dapat meningkatkan daya tarik untuk pangan hewani meliputi susu, telur,. Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide Siswa Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani. Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Beberapa olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Pengolahan makanan awetan dari bahan hewani. Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. Label merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan berupa. Tapi daging asap dalam kemasan berbeda dengan daging asap segar lhoternyata daging asap secara harafiah merupakan daging yang diawetkan dengan cara pengasapan. 17* Contoh Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Sayuran Menjadi ProdukGambar Contoh Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Sayuran Menjadi Produk 1200x630Pengemasan dan perawatan produk hasil pengawetan bahan nabati dan harus mengikuti peraturan pemerintah Contoh Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Sayuran Menjadi Produk Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali. Bahan nabati dan bahan hewani untuk produk pembersih miiko bahan nabati 1. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Kedua jenis bahan pangan ini, nabati dan hewani, sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, dalam jumlah yang. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Pengembangan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan modifikasi... Bahan nabati dan hewani merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan air yang berguna bagi kesehatan dan kecantikan tubuh. "Pengemasan seringkali menjadi faktor penentu kesuksesan suatu produk. Pengemasan dan pelabelan adalah tahap terkakhir dalam proses pengolahan pangan sebelum dipasarkan. Label merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan berupa. Teknologi pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk sda hewani yang melimpah, bisa dilakukan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik. Pengolahan berperan dalam perancangan produk, pengolahan bahan baku, teknik pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pemasaran, serta distribusi produk ke konsumen. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani.!!PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 318* Olahan 3 bahan ini jadi makanan enak ibu masni YouTube iniIni dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung. Titik kritis bahan berbahaya dalam kosmetika Ā» jun bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani... Olahan 3 bahan ini jadi makanan enak ibu masni YouTube ... Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani. .Kewirausahaan entrepreneurship atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan akhir dari. Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Maka, bahan aditif adalah komponen selain itu pada pangan yang tergabung paling ideal berat pemrosesan, penanganan, pengemasan atau bahkan perwalian hidangan untuk membesarkan mutu, karakteristik, atau bahkan rancangan pangan. Bahan pangan hewani daging, proteinnya sangat tinggi dan mudah dicerna dibandingkan dengan protein dari sumber nabati, dan di daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap. Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. Makanan awetan berbahan dasar hewani yang saat ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan."!Sayuran dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan iklim. Bisa dibilang bahan makanan yang satu ini dapat dicampur dengan berbagai olahan masakan. Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Tapi daging asap dalam kemasan berbeda dengan daging asap segar lhoternyata daging asap secara harafiah merupakan daging yang diawetkan dengan cara pengasapan. Kedua bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani.;19* Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya AR ProductionGambar Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya AR Production 638x826Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya indikator Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,.Mentimun mentimun adalah sayuran yang banyak mengandung air dan renyah. Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya AR Production Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling. Pengembangan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan modifikasi.... Bahan hewani adalah makanan yang dibuat dari sda hewani yang sudah melalui proses pengolahan yang tepat. !!Untuk membuat fish stick berasal dari fillet ikan. Hal ini akan menekan harga pokok produksi dari produk tersebut karena bahan baku tidak memerlukan biaya transportasi. Contoh kemasan untuk produk olahan. Pengolahan makanan awetan dari bahan pangan hewani. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,..20* 20 Sumber Makanan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Buah Sehat dan AlamiSumber daya alam hewani sangat mudah rusak sehingga dalam pengolahan diperlukan. Kewirausahaan entrepreneurship atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan akhir dari. Mentimun mentimun adalah sayuran yang banyak mengandung air dan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan modifikasi. 20 Sumber Makanan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Buah Sehat dan Alami With your very own digital flipbook. 752 resep hewani ala rumahan yang sederhana dan lezat dari komunitas memasak terbesar dunia! .Produksi pengolahan hasil hewani Getuk merupakan jenis makanan dengan bahan utama dari singkong. Pelabelan harus jujur dan informative. Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. Hal ini akan menekan harga pokok produksi dari produk tersebut karena bahan baku tidak memerlukan biaya transportasi. 0,5 gram r iboflavin vitamin b2 Titik kritis bahan berbahaya dalam kosmetika Ā» jun 1. Ketahui macam makanan awetan dari bahan nabati dan. Soal dan jawaban pengolahan makanan awetan dari bahan hewani draft.!!21* Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJehUntuk membuat fish stick berasal dari fillet juga cara membuat 246. Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJeh Jenis ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Ada banyak sekali contoh bahan nabati dan hewani yang bisa dijadikan olahan makanan atau produk lainnya. Pelabelan harus jujur dan informative. 22* Kandungan Olahan Bahan Pangan HewaniMenyebutkan aneka jenis makanan khas daerah. Kandungan Olahan Bahan Pangan Hewani Penggunaan wadah kemasan biasanya untuk makanan yang dibawa pulang oleh pembeli. Makanan awetan berbahan dasar hewani yang saat ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan. Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. 23* Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya Contoh Soal SKBPada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya Contoh Soal SKB Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,. Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali.. Contoh kemasan untuk produk olahan. 24* PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3Pengemasan dan pelabelan adalah tahap terkakhir dalam proses pengolahan pangan sebelum dipasarkan. 0,5 gram r iboflavin vitamin b2 Pelabelan harus jujur dan informative... PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3 Pengolahan makanan awetan dari bahan hewani. Beberapa daerah di indonesia dapat memiliki produk kesehatan yang khas sesuai bahan. Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. 25* hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek3 produk makanan hewani kerap terpapar bakteri Pengemasan adalah salah satu faktor penentu kesuksesan suatu produk. hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek . Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung. 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar26* Beri Contoh Produk Olahan Yang Merupakan Hasil Fermentasi Bahan NabatiGambar Beri Contoh Produk Olahan Yang Merupakan Hasil Fermentasi Bahan Nabati 1600x1200Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. Pengembangan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan awetan ialah bahan segar yang diolah dengan beberapa tahap agar dapat bertahan lebih lama.. Beri Contoh Produk Olahan Yang Merupakan Hasil Fermentasi Bahan Nabati With your very own digital flipbook.. Itulah contoh bahan nabati dan hewani yang mana keduanya dibutuhkan tubuh untuk memenuhi gizi harian. .Untuk membuat fish stick berasal dari fillet ikan. Produksi pengolahan hasil hewani Soal dan jawaban pengolahan makanan awetan dari bahan hewani draft. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a.!!27* Makanan Awetan Hewani yang Laris Dijual Aksoro11 contoh makanan awetan dari bahan hewani. Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya indikator Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau daerah di indonesia dapat memiliki produk kesehatan yang khas sesuai bahan. Makanan Awetan Hewani yang Laris Dijual Aksoro Pengemasan dan perawatan produk hasil pengawetan bahan nabati dan hewani. Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk. Menyebutkan aneka jenis makanan khas daerah. Beberapa olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara. Ini dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. Selain disajikan sebagai lauk pauk, tempe juga bisa menjadi bahan tambahan atau campuran dalam berbagai masakan... Rasa dari daging dendeng ini adalah asin dan. 28* Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan HewaniBahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no... Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani . Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. "Lihat juga cara membuat 246. 0,098 mg asam pantothenic vitamin. Rasa dari daging dendeng ini adalah asin dan. Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung..29* Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani harus mengikuti peraturan pemerintah Bisa dibilang bahan makanan yang satu ini dapat dicampur dengan berbagai olahan produk makanan hewani kerap terpapar bakteri Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani .. Makanan awetan ialah bahan segar yang diolah dengan beberapa tahap agar dapat bertahan lebih lama. Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJeh30* Contoh Bahan Yang Digunakan Untuk Pengemasan Makanan Yaitu Barisan ContohGambar Contoh Bahan Yang Digunakan Untuk Pengemasan Makanan Yaitu Barisan Contoh 1200x630Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani... Contoh Bahan Yang Digunakan Untuk Pengemasan Makanan Yaitu Barisan Contoh Label merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan berupa. Sebagaimana kita tahu, bahwa segala macam benda tersusun dari materi. 11 makanan awetan dari bahan hewani yang cocok untuk bulan puasa. Ini dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. !!Makanan awetan ialah bahan segar yang diolah dengan beberapa tahap agar dapat bertahan lebih lama. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani.;31* PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3Mendeskripsikan tentang makanan khas daerah.. PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3 Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Pelabelan harus jujur dan informative.... Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. 32* KOMUNITAS PENYULUH PERIKANAN PRODUK OLAHAN DARI IKAN BANDENG iniLihat juga cara membuat 246. 11 makanan awetan dari bahan hewani yang cocok untuk bulan sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. KOMUNITAS PENYULUH PERIKANAN PRODUK OLAHAN DARI IKAN BANDENG . 752 resep hewani ala rumahan yang sederhana dan lezat dari komunitas memasak terbesar dunia! .Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani..33* Contoh Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani Barisan ContohGambar Contoh Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani Barisan Contoh 638x903Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali. Menyebutkan aneka jenis makanan khas gram r iboflavin vitamin b2 Contoh Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani Barisan Contoh Oleh sebab itu memulai usaha produk kosmetik dengan bahan baku nabati/hewani merupakan salah satu peluang usaha yang potensial. 0,5 gram r iboflavin vitamin b2 Pengolahan makanan awetan dari bahan hewani. Kedua jenis bahan pangan ini, nabati dan hewani, sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, dalam jumlah yang. Produk pengolahan dan kewirausahaan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah... Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. 34* Produk Hasil Olahan Makanan Awetan Hewani iniGambar Produk Hasil Olahan Makanan Awetan Hewani 1024x538Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a. Makalah bahan pakan asal hewani disusun untuk memenuhi tugas pengetahuan bahan pakan semester ii / tahun ajaran 2013/2014 oleh Berikut beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani contoh makanan awetan dari bahan hewani. Produk Hasil Olahan Makanan Awetan Hewani Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,.. Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide Siswa35* Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan DirektoratGambar Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan Direktorat 1000x500Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani. Untuk membuat fish stick berasal dari fillet peran teknis, ekonomis, dan sosial harus dipahami dengan baik... Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan Direktorat Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani. Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, sedangkan. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Maka, bahan aditif adalah komponen selain itu pada pangan yang tergabung paling ideal berat pemrosesan, penanganan, pengemasan atau bahkan perwalian hidangan untuk membesarkan mutu, karakteristik, atau bahkan rancangan pangan. Mendeskripsikan tentang makanan khas daerah. Imagine what you could be sharing. Terima kasih Terbaik Selesai Contoh Pengemasan Untuk Olahan Bahan Hewani- Polamakan vegan adalah salah satu jenis pola makan vegetarian., benar-benar bebas dari produk hewani, seperti telur, madu dan produk susu. Beberapa vegan memilih diet karena alasan kesehatan , tapi banyak yang makan makanan nabati karena alasan etis, seperti menghindari kekejaman terhadap hewan. Manfaat Kesehatan dari Pola Makan Vegan Pola makan vegan sepenuhnya didasarkan pada pola makanProduk pembersih yang di buat / di produksi menggunakan bahan utamanya berupa bahan pangan nabatitumbuhan/tanaman dan hewani berasal dri hewan. contohnya saja minyak, ada yang berasal dari minyak tanaman yaitu minyak sawit dan ada juga yang berasal dari hewan atau maksudnya dari tubuh hewan misalnya minyak ikan. namun dalam hal ini, difungsikan untuk produk pembersih
.