Totalkonsumsi protein hewani di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada 2017, total konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya 8 persen. Oleh karena itu, pihaknya sebagai penyedia protein hewani di Indonesia, berkomitmen memberikan kualitas produk terbaik dengan harga terjangkau. IDENTIFIKASI PRODUK PEMBERSIH DARI BAHAN NABATI & HEWANI Oleh Adinda Permatasari X MIPA 4/02 DINAS PENDIDIKANSMA NEGERI 3 MALANG Jl. Sultan Agung Utara No. 7 Telp 0341 324768, Fax 0341 341530Website E-mail [email protected] I. Kegunaan i. Jenis kegunaan produk pembersih ini adalah untuk pembersih mulut ii. Komposisi dari produk pembersih ini adalah 1. Water Air2. Sorbitol Pemanis buatan3. PEG-40 Hydrogenated Castor Oil Pewangi4. Xylitol Pemanis yang dapat meningkatkan kesehatan gusi dan gigi5. Sodium Fluoride Meningkatkan kekuatan gigi6. Cetyl Pyridinium Chloride Antiseptik yang membunuh kuman dan bakteri di mulut, mencegah plak gigi, dan mengurangi radang gusi7. Melaleuca Alternifolia Tea Tree Leaf Oil Antiseptik8. Sucralose Pemanis buatan9. Flavour Perisa buatan dan menambahkan aroma mint pada produk10. Sodium Benzoate Mengawetkan produk11. Benzoic Acid Mengawetkan produk12. CI 17200 Memberi warna merah pada produk13. CI 42090 Memberi warna biru pada produk iii. Jadi, nama bahan pembersihnya adalah Cetyl Pyridinium Chloride dan Melaleuca Alternifolia Tea Tree Leaf Oil II. Jenis Kemasan Jenis kemasan produk pembersih dari nabati dan hewani i. Kemasan yang digunakan pada bahan pembersih mulut TOTAL CARE adalah termasuk golongan primer karena kemasan berhubungan langsung dengan produk. ii. Jenis bahan di kemasan produk ini termasuk bahan plastik , sebab sifatnya ringan, relatif murah, dan kemasannya berupa wadah plastik dengan bentuk tertentu. iii. Kemasan produk TOTAL CARE ini menurut saya memenuhi syarat, karena kemasan ini dapat melindungi isinya, baik dari pengaruh luar maupun pengaruh dari dalam, dapat menjaga mutu produk dari pembuatan hingga kadaluarsa, dan dapat mempertahankan aroma produk. iv. Yang tertera pada label kemasan ini adalah 1. Nama produk Antibacterial Mouthwash 2. Nama dagang TOTAL CARE3. Komposisi Water, Sorbitol, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Xylitol, Sodium Fluoride, Cetyl Pyridinium Chloride, Melaleuca Alternifolia Tea Tree Leaf Oil, Sucralose, Flavour, Sodium Benzoate, Benzoic Acid, CI 17200, CI 420904. Berat/isi bersih 250 ml5. Nama & alamat produsen PT Filma Utama Soap, Jl. Gresik 1-3-5, Surabaya – Indonesia 6. Nomor pendaftaran PIRT/MD BPOM No. NA181314000657. Bulan dan tahun kadaluarsa Desember 20178. Kode produksi 145140519. Kegunaan Membantu mencegah gangguan mulut, gusi dan gigi, melawan kuman penyebab bau mulut dan menyegarkan nafas tanpa rasa terbakar, merawat kekuatan email dan memperkuat gigi, tidak menyebabkan mulut kering, menjaga keseimbangan rongga mulut, mencegah timbulnya plak sehingga gigi tetap putih alami. 10. Aturan pemakaian Kumur dengan Total Care Sparkling White dengan menggunakan takaran tutup botol sampai batas garis setara dengan 15 ml selama ± 30 detik. Gunakan minimal 2 kali sehari, pagi dan malam hari. Jangan gunakan pada anak di bawah 6 tahun. 11. Peringatan Mengandung Sodium Fluoride. Jangan ditelan. Simpan di tempat teduh. 12. Slogan Sparkling White, Perlindungan Gigi Putih Alami v. Kemasan tersebut menarik sebab bentuk wadah yang digunakan unik dan label kemasan mengandung informasi yang jelas dengan desain yang sederhana tetapi menarik. vi. Komentar dan saran saya adalah meskipun desain label kemasan sudah baik, namun label tersebut cenderung tidak memanfaatkan area wadah dengan baik, karena label terlalu kecil. Sehingga informasi yang tertera menggunakan ukuran huruf yang kecil, hal ini berakibat tidak semua pembaca dapat mengerti isi label dengan jelas. Sebaiknya, label diperbesar sehingga ukuran huruf juga lebih besar.
bahanpangan nabati dan hewani ! 4. Makanan apakah yang terkenal di wilayahmu! kemudian isilah tabel dibawah ini! 5. Pilihlah salah satu makanan yang sudah dimodifikasi dari kelompok kalian, cara modifikasi apa yang sudah dilakukan ? Dan analisislah kelebihan dan kekurangan cara modifikasi yang sudah kelompok kalian pilih ! C. Lengkapi tabel
1Pengolahan dan Wirausaha Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani BAB 4 A. Mengenal Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani Produk pembersih adalah produk yang fungsinya melepaskan kotoran dari permukaan benda maupun tubuh manusia. Terdapat berbagai jenis produk pem-bersih yang biasa digunakan di rumah tangga. Produk rumah tangga dapat dibagi menjadi produk yang digunakan untuk tubuh seperti sabun, sampo serta pasta gigi dan pembersih untuk perabot rumah tangga seperti sabun cuci pakaian, sabun cuci piring, pembersih kamar mandi, pembersih kaca dan lain-lainnya. Produk pembersih apa saja yang ada di rumahmu? Produk pembersih yang digunakan untuk tubuh secara umum adalah 1. sabun 2. sampo 3. pasta gigi Produk pembersih yang digunakan untuk perabot di antaranya 1. sabun cuci piring 2. sabun cuci pakaian 3. bubuk pembersih, yang sifatnya menggerus contoh abu gosok Manusia Produk Pembersih Mebel Pakaian Lain-lain Perabot Alat Makan Sumber Dokumen Kemdikbud Bagan Pengelompokan pembersih berdasar fungsinya 24. cairan pembersih lantai dan kamar mandi, mengandung zat pembunuh kuman seperti lisol 5. pembersih kaca/glass cleaner 6. wood polish, untuk membersihkan sekaligus mengkilapkan pernis mebel kayu 7. sampo untuk karpet Produk pembersih juga dapat digolongkan menjadi pembersih tradisional dan pembersih modern. Pembersih tradisional memanfaatkan zat kimia alami secara langsung tanpa diolah dahulu. Contohnya susu kambing yang digunakan untuk mandi, dapat melepaskan sel kulit mati dan melembabkan kulit. Pembersih tradisional lain yang sangat terkenal adalah batang siwak untuk membersihkan gigi dan buah lerak untuk mencuci pakaian. Pembersih modern menggunakan bahan kimia alami maupun sintetis untuk diolah menjadi produk pembersih. Produk Pembersih Kimia Alami Modern Kimia Sintetis Tradisional Kimia Alami Sumber Dokumen Kemdikbud Bagan Pengelompokan Pembersih Tradisional dan Modern Sumber Gambar Pohon Siwak Salvadore Persica 3Pengolahan Sumber Gambar Batang siwak untuk pembersih gigi Tugas 1 Produk atau Cara Pembersih Khas Daerah Tugas ini akan mengajak kita untuk lebih mengenal produk-produk dan cara-cara pembersih tradisional yang khas dari daerah di Indonesia. Kegiatan 1 Perhatikan di sekitar lingkungan tempat tinggal dan sekolahmu. Adakah produk pembersih atau cara tradisional yang masih digunakan? Tanyakan kepada orang tua, nenek kakek atau sesepuh di daerahmu, apakah mereka mengetahui tentang produk pembersih atau cara tradisional yang digunakan di masa lalu? Kamu dapat juga mencari informasi dari buku dan internet. Catat hasil wawancaramu pada selembar kertas kerja. Contoh Lembar Kerja Pelaksanaan wawancara tanggal, bulan, tahun, jam, tempat Narasumber boleh lebih dari satu orang Nama pembersih Cara menggunakan Fungsi pembersih Bahan Cara pembuatan Kemasan yang digunakan Catatan penting lainnya 4Produk pembersih juga dapat digolongkan menjadi pembersih tradisional dan pembersih modern. Pembersih tradisional memanfaatkan zat kimia alami secara langsung tanpa diolah dahulu contohnya susu kambing yang digunakan untuk mandi, dapat melepaskan sel kulit mati dan melembabkan kulit. Pembersih tradisional lain yang sangat terkenal adalah batang siwak untuk membersihkan gigi dan buah lerak untuk mencuci pakaian. Pembersih modern menggunakan bahan kimia alami maupun sintetis untuk diolah menjadi produk pembersih. Kegiatan 2 Diskusikan di kelas bersama guru dan teman sekelasmu. Bila ada teman yang mendapatkan data tentang produk atau cara pembersih tradisional yang serupa, kalian dapat saling melengkapi catatan masing-masing untuk meng-hasilkan laporan yang lebih lengkap dan menyeluruh. Pikirkan potensi apa yang dapat dikembangkan dari proses pembuatan pembersih, kemasan maupun cara penjualannya. Kegiatan 3 Bentuklah beberapa kelompok dalam kelas. Buatlah buku tempel scrapbook tentang produk atau cara pembersih tradisional tersebut. Buku disusun dengan runut dan menarik, tanyakan kepada guru bila ada kesulitan penyusunan. Lengkapi buku dengan teks, gambar, foto, bahan, atau material lain seperti daun atau bunga kering sesuai dengan materi, ide, dan kreativitas kelompok. Bagilah tugas sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing anggota kelompok. Kegiatan 4 Pamerkan buku-buku tersebut pada pameran akhir semester di sekolahmu. Mintalah kritik dan saran dari guru dan siswa yang mengunjungi pameran, catatan setiap kritik dan saran dengan rapi. Kritik dan saran yang membangun, dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan hasil karya kalian di masa men-datang. 5B. Bahan Nabati, Bahan Hewani dan Bahan Pendukung Produk pembersih dapat dibuat dari bahan kimia alami dan bahan kimia sintetis. Bahan alami terdiri atas nabati dan hewani. Bahan nabati adalah bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan hewani adalah bahan yang berasal dari hewan. Bahan kimia sintetis diproduksi melalui proses kimia oleh industri produk kimia. Material yang dengan fungsi pembersih dapat dibagi menjadi sabun, deterjen, dan material abrasif bersifat seperti amplas. 1. Material Sabun Bahan pembuat sabun terdiri atas material utama, yaitu lemak asam lemak dan bahan kimia basa kuat, yaitu natrium hidroskida NaOH dan kalium hidrok- sida KOH dengan air murni. Basa kuat yang sudah dilarutkan pada air akan menghasilkan alkalin. Asam lemak dan alkalin dari NaOh atau KOH dengan H2O bereaksi mengakibatkan proses saponiikasi yang menghasilkan sabun yang berfungsi sebagai pembersih. Untuk memberikan kenyamanan penggu-naan, sabun diberi warna dan pengharum. Sabun juga dapat dicampur dengan material pendukung untuk menghasilkan fungsi tambahan misalnya antiseptik dan pengawet. Lemak Hewani Sumber Dokumen Kemdikbud Bagan Material pembersih 6a. Minyak Minyak atau lemak sebagai bahan baku pembuatan sabun dapat berupa minyak/lemak nabati atau hewani. Jumlah minyak atau lemak yang digu-nakan dalam proses pembuatan sabun ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan kelayakan ekonomi, spesiikasi produk sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut, dan lain-lain. Berikut adalah jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam pembuatan sabun. - Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping, selain hasil utamanya yaitu daging sapi. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer temperatur solidiikasi dari asam lemak, kandungan FFA, bilangan saponiikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0%. Titer pada tallow umumnya di atas 40 °C. Tallow dengan titer di bawah 40 °C dikenal dengan nama grease. - Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat 60 ~ 65% dan asam lemak jenuh seperti stearat 35 ~ 40%. Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa. - Palm Oil minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit umumnya digu-nakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga ke- merahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, warnanya harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digu-nakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya. Gambar pohon sawit Gambar buah sawit Pengolahan 7- Coconut Oil minyak kelapa. Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah kelapa yang dikeringkan kopra. Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang dapat menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat. - Palm Kernel Oil minyak inti kelapa sawit. Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa. - Palm Oil Stearine minyak sawit stearin. Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam lemak dari minyak sawit yang sudah diolah dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin. - Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut paus dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku. Gambar pohon kelapa Gambar Pohon kelapa dan buahnya Gambar daging buah kelapa yang dikeringkan/kopra 8- Castor Oil minyak jarak. Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan. - Olive oil minyak zaitun. Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tetapi lembut bagi kulit. - Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya mem-buat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun. Gambar pohon jarak Gambar Pohon jarak dan buahnya Gambar biji pohon jarak Gambar pohon zaitun Gambar Pohon zaitun dan buahnya Gambar pohon zaitun 9b. Kimia Basa Material kimia basa yang digunakan untuk sabun rumah tangga adalah NaOH, dan KOH. NaOH yang dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, digunakan untuk pembuatan sabun padat. KOH, dikenal juga dengan potasium hidroksida atau caustic potash, banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair. Sabun dengan bahan KOH tidak bisa padat, sehingga digunakan untuk membuat sabun cair. KOH terbuat dari abu tumbuhan ash wood, sedangkan NaOH dari abu soda soda-ash. 2. Material Detergen Deterjen terbentuk dari senyama kimia alkyl benzene sulfonat ABS yang berasal dari pengolahan minyak bumi, direaksikan dengan natrium hidroksida NaOH, yaitu basa yang juga digunakan untuk sabun. Perbedaan sabun dan deterjen adalah sabun tidak dapat bekerja baik untuk pencucian dengan air sadah air yang memiliki kandungan mineral tinggi, umumnya ion kalsium Ca dan magnesium Mg dalam bentuk garam karbonat dan air dingin, sedangkan deterjen sebagai pembersih dapat berfungsi baik pada air sadah dan air dingin. 3. Material Sampo Bahan pembuat sampo dapat berupa bahan sabun atau deterjen. Sampo yang terbuat dengan bahan sabun terdiri atas material utama, yaitu lemak asam lemak dan bahan kimia basa kuat dengan air. Air yang digunakan sebaiknya air yang sudah melalui proses deionisasi atau air murni, untuk mencegah terjadinya reaksi ion yang dapat menurunkan kualitas produk sampo. Kimia basa yang digunakan pada sampo adalah kalium hidroksida KOH. KOH yang sudah dilarutkan pada air akan menghasilkan alkalin. Asam lemak dan alkalin bereaksi mengakibatkanterjadinyaprosessaponiikasiyangberfungsisebagai pembersih. Sampo yang menggunakan deterjen sintetis di antaranya menggunakan senyawa natrium laurel sulfat SLS yang berfungsi mengatasi kesadahan air kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air. Sampo untuk rambut berminyak memiliki kandungan deterjen yang lebih tinggi daripada sampo untuk rambut kering. Sampo diberikan tambahan pewarna dan pengharum untuk memberikan kenyamanan penggunaan. Sampo juga dapat dicampur dengan material pendukung untuk menghasilkan fungsi tambahan seperti obat penghilang ketombe dan pengawet. Bahan pengawet dipakai untuk mencegah terben-tuknya mikroba pada produk. Beberapa jenis pengawet yang sering dipakai adalah EDTA Ethylen Diamine Tetra Acetic, sodium benzoate, sodium salicylate, dan sebagainya. Garam atau natrium klorida NaHC dalam campuran shampoo berperan untuk mengatur kekentalan. 10 Sampo juga dapat dibuat dari bahan-bahan natural yang sejak lama sudah digunakan secara tradisional, seperti merang, daun lidah buaya, jeruk nipis, telur, dan kulit buah nanas. Bahan-bahan tersebut umumnya langsung digu-nakan dengan cara dihaluskan terlebih dahulu. Bahan-bahan alami tersebut sangat berkhasiat dan membutuhkan pengolahan khusus agar dapat tahan lebih lama. Sumber Forum Kerjasama Agribisnis Gambar Pohon lidah buaya yang dibudidayakan Sumber 2013/08/ Gambar Buah jeruk nipis Sumber Gambar 4. 10 Buah nanas 113. Material Pasta Gigi atau Pembersih Gigi Bahan utama untuk pasta gigi adalah bahan yang memilki sifat abrasif atau mengikis seperti amplas. Abrasif yang digunakan dalam pasta gigi di antaranya adalah silica SiO2, kalsium karbonat CaCO3, dan baking soda. Umumnya pasta gigi mengandung luorida yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri dan kalsium. Bahan alami yang dapat digunakan sebagai pembersih gigi adalah batang siwak yang memiliki kandungan zat fenol. 4. Lerak Lerak adalah tumbuhan genus Sapindus, yang terdiri atas 13 spesies. Salah satunya adalah Sapindus rarak dari Asia Tenggara. Lerak atau Sapindus rarak kadang disebut pula sebagai Soapberry atau Soapnut. Di Indonesia terdapat Sapindus rarak De Candole yang dalam bahasa daerah dikenal dengan werek, lamuran, rerek dan lain-lain, yang digunakan sebagai pembersih tradisional sejak dahulu. Kulit dan daging buah lerak yang sudah dihancurkan digunakan untuk mencuci kain batik. Lerak juga digunakan oleh masyarakat tradisional untuk mandi, keramas, dan membersihkan perhiasan seperti emas dan perak. Lerak yang digunakan adalah bagian buahnya. Buah lerak memiliki diameter kurang lebih 1 cm. Kulit dan daging buah setebal sekitar 2 - 3 mm. Kulit dan daging buah ini membungkus biji yang juga bulat, berwarna hitam, berukuran sekitar 7 - 9 mm. Buah lerak tahan disimpan selama setahun bila dalam keadaan kering. Daging buah lerak mengandung zat saponin yang memiliki sifat alkaoid yang melarutkan kotoran. Biji lerak mengandung minyak. Sumber Gambar Pohon lerak dan buahnya 12C. Proses dan Alat Pengolahan Pembersih Berbahan Nabati dan Hewani 1. Proses Pembuatan Produk Pembersih Sabun Proses pengolahan produk pembersih adalah proses kimia yang terjadi pada bahan-bahan pembentuknya. Sabun merupakan hasil reaksi kimia dari pencampuran minyak dan larutan alkali dari basa yang dilarutkan ke dalam air murni. Pembuatan sabun dapat dibagi menjadi proses dingin cold process, proses panas hot process, larut-tuang melt and pour, dan Rebatching/Triple milled. Larut-tuang adalah proses pembuatan sabun adalah dengan melarut-kan bahan sabun dasar yang sudah jadi, menambahmelarut-kan esense pewangi dan warna serta penghias lain seperti kelopak bunga mawar, parutan kelapa yang sudah dikeringkan dan lain-lain. Perbedaan proses dingin dan proses panas adalah pada proses pencampuran larutan NaOH atau KOH alkalin dengan minyak. Pencampuran tersebut dapat dilakukan dengan atau tanpa pemana-san. Rebatcing adalah membuat sabun mulai dari proses pencampuran minyak dengan alkali hingga pewarnaan, pemberian pengharum, dan bahan lainnya. Proses pengolahan dengan bahan kimia membutuhkan ketepatan pengukuran material/bahan yang akan digunakan, ketepatan penggunaan alat, dan harus menggunakan pelindung untuk memastikan tubuh kita aman dari kemung- kinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh bahan dan reaksi kimia yang terjadi. Sumber Gambar Buah lerak 13Prosedur pembuatan produk pembersih terdiri atas persiapan sarana kerja tempat dan alat keselamatan kerja, persiapan bahan, pelaksanaan pembuatan produk, pembersihan dan perapian alat dan tempat kerja. Alat kerja dan tempat kerja harus dibersihkan dari bahan-bahan kimia yang digunakan. Bahan kimia harus disimpan di tempat dengan temperatur sedang sejuk dan aman, sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada kemasan bahan kimia. a. Penggunaan Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Alat K3 untuk pembuatan produk pembersih adalah pelindung mata goggle, masker, sarung tangan karet, dan apron. Gunakan alat keselamatan kerja sebelum proses dimulai. Disarankan untuk tidak menggunakan perhi-asan seperti gelang atau lainnya yang akan mengganggu kerja dan meng-gunakan baju lengan panjang untuk melindungi tubuh secara lebih optimal. Sumber http// Gambar Pelindung mata, masker, sarung tangan karet, dan apron 14b. Persiapan Tempat dan Alat Kerja Pada proses pembuatan sabun, ruang kerja harus memiliki aliran udara yang baik, atau beberapa proses dapat dilakukan di luar ruangan. Tempat kerja harus bebas dari gangguan atau benda-benda lain yang tidak berhubungan dengan proses dan cukup leluasa. Alat yang dibutuhkan untuk proses pem-buatan sabun dapat dikelompokkan sesuai tahapan kerja. Alat untuk mengukur material dan suhu - Termometer panas/termometer untuk memasak - Timbangan digital - Wadah untuk setiap bahan yang akan ditimbang Alat untuk membuat campuran air dengan basa keras - Sendok kayu atau batang pengaduk - Gelas ukur berbahan plastik Alat untuk mencampur minyak dengan larutan alkalin - Panci stainless steel untuk wadah minyak dan larutan alkalin - Panci yang lebih besar untuk double boiler pada proses panas/ hot process - Sendok kayu atau batang pengaduk - Alumnium foil untuk menutup panci pada proses panas - Pengocok telur atau mixer g Sumber Gambar Timbangan dan termometer digital Sumber Gambar Membuat double boiler 15Alat untuk pembentukan dan pengeringan sabun - Sendok logam/kayu - Cetakan bisa terbuat dari plastik, silikon, atau wadah bekas kemasan minuman tidak mengandung alumunium - Pisau lebar atau kape - Alas potong atau talenan - Alas berjeruji c. Persiapan Bahan Pada tahap persiapan bahan, semua bahan ditimbang dengan teliti sesuai resep sabun yang akan dibuat. Jangan mengukur bahan dengan satuan volume seperti satu sendok makan, ½ gelas, melainkan gunakan ukuran berat seperti gram atau ons. Pastikan kamu menggunakan satuan yang sama untuk setiap bahan. Jika NaOH diukur dengan gram, minyak diukur dengan satuan gram. Sumber Gambar Pemotong Sabun Sumber Gambar Alas berjeruji 16 d. Proses Pembuatan Tabel Perbedaan Proses Dingin dan Panas pada Pembuatan Sabun Proses dingin cold process Proses panas hot process 1 Masukan NaOH atau KOH ke dalam air murni, sedikit demi sedikit. Campuran NaOH atau KOH dengan air akan mengeluarkan kalor/panas. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan. 2 Campurkan jenis-jenis minyak yang akan digunakan misalnya minyak kelapa dengan minyak olive, aduk hingga rata. Campurkan jenis-jenis minyak atau lemak padat yang akan digunakan di dalam double boiler dengan api sedang, aduk tercampur rata. 3 Ukur suhu cairan alkalin campuran NaOH atau KOH dengan air 4 Samakan suhu cairan alkali dan campuran minyak dengan memanaskan minyak misalnya cairan alkali bersuhu 60 0C, minyak harus memiliki suhu antara 51o-68 0C. 5 Angkat panci dari double boiler. 6 Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer kecepatan rendah dapat pula dengan pengocok telur hingga tercampur rata. 7 Aduk dengan mixer selama 10 -15 menit. Masukkan panci kembali ke double boiler. Tutup panci kecil dengan lembaran aluminium agar dimasuki uap air dari air mendidih. Tutup keseluruhannya kedua panci dengan lembaran aluminium agar air tidak habis menguap. Biarkan dalam keadaan tertutup selama pemanasan selama kurang lebih 1,5 – 2 jam. Buka dan aduk setiap 15 menit. Untuk memastikan bahwa sabun sudah netral, ambil sedikit lalu campurkan dengan air bersih. Jika campurannya keruh seperti susu, artinya proses pemanasan masih harus dilakukan. Sabun netral jika dicampur dengan air menjadi cenderung transparan. Setelah sabun netral, angkat dari api. Aduk untuk mendinginkan sabun hingga bersuhu + 60 0C. 8 Masukkan esens pewangi sebagian pewangi akan menguap pada suhu di atas 60 0C. 9 Aduk rata. 10 Tuangkan pada cetakan. 172. Proses Pembuatan Produk Pembersih Sampo Proses pembuatan sampo secara prinsip serupa dengan pembuatan sabun dengan proses panas. Perbedaannya penggunaan KOH sebagai basa kuat, dengan minyak nabati. Pemanasan dilakukan hingga sabun sangat kental dan cenderung transparan, disebut dengan sabun nabati castille soap. Sabun tersebut kemudian dilarutkan dengan air murni yang mendidih dan didiamkan satu malam hingga menjadi sabun nabati cair. Sabun nabati cair dicampurkan dengan bahan-bahan lain untuk khasiat yang diinginkan sesuai dengan jenis rambut. 3. Proses Pembuatan Produk Pembersih Pasta Gigi Pembuatan pasta gigi secara sederhana hanya mencampurkan bahan-bahan yang dibutuhkan ke dalam satu wadah. Salah satu resep sederhana pembuatan pembersih pasta gigi adalah mencampurkan 4 sendok makan soda kue fungsi absrasi, membersihkan dan menyerap bau, 4 sendok makan minyak kelapa antibakteri dan aroma misalnya minyak peppermint, ke dalam satu buah toples kaca yang memiliki tutup, aduk hingga rata. Tutup rapat toples setelah penggunaan karena bahan soda kue bersifat menyerap bau. 4. Pembuatan Pembersih dari Lerak Buah lerak dapat langsung digunakan dengan cara menggosokkan daging buah lerak yang sudah kering pada permukaan kain batik. Selain digunakan langsung, pembersih dari lerak yang dapat dikemas dengan baik dan menjadi produk wirausaha. Pengolahan 11 Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk menahan panas, untuk membantu proses saponiikasi. Diamkan selama 24 jam. Sabun sudah siap digunakan karena proses netralisasi sudah terjadi melalui proses pemanasan pada double boiler. 12 Keluarkan sabun dari cetakan. 13 Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. 14 Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji. 15 Diamkan selama 4-6 minggu, hingga sabun proses saponiikasi terjadi sempurna netral dan sabun menjadi keras. Diamkan selama beberapa minggu, hingga sabun menjadi keras. 18Membuat Pembersih dari Lerak Bahan - 20 butir lerak kering yang telah dipotong-potong dan dibuang bijinya - 2 liter air - Minyak Atsiri tambahan Alat A. Membuat Larutan Inti1. Siapkan semua bahan, alat, dan tempat kerja. 2. Rebus 20 butir lerak kering yang telah dibuang bijinya di dalam 2 liter air. 3. Biarkan mendidih selama 20 menit dengan api kecil. 4. Matikan kompor. 5. Saring air hasil rebusan dengan kain halus. 6. Masukkan ke dalam wadah. Larutan Inti Lerak dapat bertahan selama 7 hari . B. Larutan Pembersih - setengah liter 500 m larutan inti lerak dicampur dengan 15 liter air, untuk mencuci pakaian. - Campuran larutan inti dengan air, 1 10 ditambahkan dengan 2 tetes minyak atsiri, untuk pembersih perabot. - Larutan inti 50 ml dicampur dengan 1 liter air untuk mengepel lantai. Tugas 2 19D. Cara Merancang Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani 1. Mencari Ide Ide tidak datang begitu saja. Kita harus melakukan beberapa riset atau peneli-tian terkait dengan ketersediaan bahan dan alat, peluang pasar dari produk pembersih bahan nabati dan hewani, serta yang tak kalah penting adalah riset atau percobaan untuk menemukan resep-resep baru dari produk pembersih. Ide perancangan produk pembersih dari bahan nabati dan hewani yang dilaku-kan dapat berupa variasi resep pembuatan pembersih yang sudah ada seperti pembuatan bentuk sabun yang unik, penggunaan warna dan pembuatan motif sabun, penambahan aroma dan lain-lain atau penemuan berdasarkan perco-baan/eksperimen terhadap bahan untuk menemukan resep dan khasiat yang baru. Rancangan modiikasi atau penyempurnaan dari pembuatan produk pem-bersih dengan resep yang sudah ada dapat diawali dengan berlatih menggu-nakan resep tersebut hingga kita memahami potensi pengembangannya. Carilah potensi khas daerah, misalnya potensi tanaman untuk aroma dan warna atau hewan untuk ide bentuk yang dibuat. Pikirkan juga ide pengemasan yang sesuai dengan produk pembersih yang akan dibuat. 2. Percobaan Pada pembuatan produk pembersih, perencanaan produksi tidak dapat dilaku-kan sebelum didapat resep atau rumusan dan teknik yang tepat untuk pengo- lahannya. Perancangan produk pembersih harus dilakukan dengan sabar melalui berbagai percobaan dan eksperimen yang bisa jadi harus dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan resep ramuan pembersih yang tepat. Selalu ingat untuk mencatat setiap eksperimen yang dilakukan, serta menjaga kesehatan dan keselamatan kerja K3. 3. Perencanaan Produksi Rancangan proses pembuatan produk pembersih yang akan dilakukan dimulai dengan pengadaan dan persiapan bahan serta peralatan, langkah-langkah pada proses pembuatan produk pembersih hingga pengemasan. Buatlah perancangan secara mendetail meliputi waktu, sarana, dan proses yang harus dilakukan. 204. Pembuatan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani Pembuatan produk pembersih dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Lakukan setiap tahapan proses dengan hati-hati dan teliti. Kesalahan pada salah satu tahapan akan memengaruhi kualitas produk akhir. Lakukan pula evaluasi pada setiap produk yang dihasilkan untuk memastikan kualitas produk. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan proses pembuatan produk pembersih berikutnya. Ingatlah selalu untuk memperhatikan kesela-matan kerja dan kebersihan agar menghasilkan produk pembersih yang higienis, menarik, dan berkualitas. E. Pengemasan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani Fungsi utama kemasan adalah untuk melindungi produk, memberikan informasi, dan memberikan daya jual. Saat ini kemasan tidak hanya dituntut untuk me- menuhi fungsi tersebut, namun kemasan juga harus ramah lingkungan. Kemasan yang ramah lingkungan adalah yang penggunaan bahannya sedikit reduce, berasal dari bahan yang dapat didaur ulang recycle, dapat digunakan ulang reuse, dan sedapat mungkin menggunakan material yang dapat terurai di tanah, seperti kertas atau bahan alami lainnya. Sumber dream-catcher-swirl-soap/ Gambar Motif dan Warna Sabun yang Menarik Sumber Gambar Kemasan Sabun Khas Daerah Pengolahan Sumber 21Bentuk kemasan bergantung pada produk pembersih yang diwadahinya. Pem-bersih yang bentuknya solid seperti sabun batang, dapat dikemas dengan pem-bungkus seperti kertas atau plastik lembaran. Pembersih yang berbentuk bubuk biasanya dikemas dalam kardus atau toples. Pembersih yang berupa cairan dapat dikemas dengan botol kaca, botol plastik maupun pouch. Selain bentuk, kemasan juga dapat dibuat dengan material yang unik, dengan warna dan gambar yang menarik seperti contoh-contoh berikut ini. Sumber Gambar Kemasan karton dengan penataan gambar yang menarik Sumber love-of-packaging-compagnie-de-provence-limited-edition-liquid-soap Gambar Kemasan botol dan karton dengan penataan gambar yang menarik Sumber packaging-design-for-bodyshine-from-the-house-of-mg/ Gambar Kemasan sabun seperti batu alam 22berikut ini. Sumber Gambar Kemasan sabun dari kertas Sumber Gambar Kemasan dari karung bekas Sumber Gambar Kemasan Toples dan Karton untuk Sabun Bubuk 23dan berkualitas. Sumber Gambar Botol sabun unik dengan corong Sumber Gambar Wadah sabun cair dari botol bekas 24berikut ini. Sumber new-soap-old-bottle-detergents-now-come-in-a-h Gambar Penggunaan ulang reuse botol limun untuk produk pembersih Sumber Gambar Desain kemasan siwak, karya leen sadder 25 dan berkualitas. Tugas 3 Membuat Wadah Sabun dari Toples dan Botol Bekas Bahan - Dispenser sabun botol sabun cair bekas - Botol selai - Lem Alat - Gunting - Bor Tahap 1 Lubangi/bor tutup Tahap 2 Potong botol plastik botol selai. bekas pada bagian atas. 26berikut ini. Tahap 3 Rapikan bagian atas botol bekas yang sudah dipotong. Tahap 4 Pastikan bagian atas botol plastik dapat masuk ke lubang yang dibuat pada tutup wadah selai. Tahap 5 Masukkan bagian atas botol plastik ke dalam tutup wadah selai. Tahap 6 Kuatkan dengan lem. 27 dan berkualitas. Tahap 7 Biarkan hingga lem mengeras. Tahap 8 Pasang pompa botol plastik pada bagian atas botol. Tahap 9 Pasangkan tutup wadah selai. Wadah siap untuk digunakan. 28F. Wirausaha di Bidang Pengolahan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani 1. Stimuli dan Motivasi Berwirausaha di Bidang Pengolahan Produk Pembersih Berbahan Nabati dan Hewani Indonesia memiliki keragaman hewan dan tumbuhan yang dapat diolah menjadi beragam produk, di antaranya produk pembersih. Perhatikan ling- kungan sekitar tempat tinggalmu. Apabila kamu tinggal di wilayah pantai, amati dan pikirkan keragaman bahan nabati dan hewani yang berasal dari laut. Apabila kamu tinggal di pegunungan, amati dan pikirkan beragam bahan nabati dan hewani yang hidup dan tumbuh di sana. Apabila kamu tinggal di padang savana, pikirkan potensi nabati dan hewani apa yang ada di sana. Kekayaan alam Indonesia patut disyukuri dengan menjaga kelestarian dan memanfaatkannya dengan bijak. Kekayaan fauna dan lora Indonesia dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk melalui teknik-teknik pengolahan. Setiap daerah memiliki sumber daya fauna dan lora yang khas, yang dapat diolah menjadi produk nonpangan, di antaranya produk pembersih. Produk pembersih, terutama produk pembersih alami yang tidak berbahaya bagi lingkungan, saat ini dan di masa datang sangat sesuai dengan makin tingginya kepedulian kita terhadap kelestarian bumi. Produk pembersih alami potensial untuk dijadikan wirausaha karena selain diminati oleh kita sendiri juga diminati oleh orang-orang di daerah lain bahkan negara lain. Pengolahan produk pembersih alami pada umumnya mudah dan sederha-na, serta dapat dikembangkan menjadi wirausaha dengan kreativitas dan ide inovatif. Produk pembersih memiliki fungsi utama untuk melepaskan noda, namun dengan pengolahan dan pembuatan kemasan yang kreatif, dapat memberikan nilai tambah. Wirausaha juga tidak mengenal usia. Jika, ada yang bertanya kapan seseorang sebaiknya memulai wirausaha, maka jawabnya adalah sekarang. 2. Dasar Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Arti kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan, dan jujur. Arti kata usaha adalah kegiatan yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur. Kegiatan yang bersifat kewirausahaan misalnya 29a Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula. b Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula. c Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru. d Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif. e Mendorong perilaku eksperimen dll. Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memiliki perusa-haan sebagai sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain ia tidak meng-gantungkan diri untuk penghasilannya kepada orang lain. Wirausaha adalah kegiatan yang sangat mulia, karena selain bisa menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya, juga banyak dampak positif lainnya dari aktiitasnya, diantaranya adalah a Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, b Memanfaatkan sumber-sumber bahan baku yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat, c Sumber devisa bagi pemerintah, dan d Secara keseluruhan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta mene- rapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan eisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibatkan keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah Overton, 2002. Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, misalnya membuat wirausaha pengolahan produk sabun dengan aroma, bentuk dan kemasan yang belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodiikasi, dan mengembangkan sesuatu yang sudah ada, seperti memberi -kan tambahan aroma baru pada produk pembersih dan membuat kemasan baru yang unik untuk produk pembersih yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya. Nilai tambah suatu produk diperoleh dari inovasi dan kreatiitas dalam mengembangkan produk, dalam hal ini produk pembersih dari bahan nabati dan hewani. 303. Karakter dan Sikap Kewirausahaan Sikap yang harus ada dalam jiwa seorang wirausahawan adalah kreativitas, inisiatif, dan percaya diri. Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah a. Percaya diri self confidence Kepercayaan diri adalah sikap yang harus dimiliki wirausahawan. Sikap percaya diri dimiliki bila seseorang mengenali keunggulan maupun kelema-han dirinya. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai dapat menambah kepercayaan diri seseorang. Seorang wirausahawan, agar memiliki keper-cayaan diri yang tinggi, harus mengenali dirinya serta memiliki pengeta-huan dan keterampilan. Pengalaman dalam berusaha, mengalami keberhasi-lan dan mengatasi kegagakeberhasi-lan juga dapat menambah kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri akan memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. b. Berorientasi tugas dan hasil Seseorang yang berorientasi pada tugas dan hasil artinya selalu menguta-makan tugas atau pekerjaan untuk memperoleh hasil yang baik. Kerja dilakukan dengan tekun dan sungguh-sungguh serta dengan semangat pantang menyerah, sehingga hasil yang dicapai memiliki kualitas/mutu yang baik. c. Keberanian mengambil risiko Usaha kreatif dan inovatif adalah membuat sesuatu yang belum ada sebe- lumnya, untuk itu membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko. Keberanian mengambil risiko harus dilengkapi dengan kemampuan mem-pertimbangkan dan membuat rencana-rencana untuk mengatasi setiap risiko yang akan dihadapi. d. Kepemimpinan Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan dan ketela- danan. Wirausahawan dalam harus mengatur pengadaan bahan baku, pengolahan, pengemasan hingga pemasaran, distribusi dan penjualan. Seluruh proses tersebut dapat melibatkan orang lain, sehingga seorang wirausahawan harus mampu memimpin, mengatur dan memberikan contoh keteladanan untuk orang-orang yang bekerja bersamanya. e. Berorientasi ke masa depan Wirausahawan harus memiliki pandangan dan pemikiran ke masa depan, artinya memiliki kemampuan untuk mengenali peluang serta kondisi yang akan muncul di masa depan. Orienstasi ke depan akan menjadi dasar mun-culnya ide kreatif dan inovatif, membuat sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada sekarang. 31f. Keorisinalitas Kreativitas dan Inovasi Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Baik ide, pemikiran, maupun tindakan kreatif tidak lain untuk men-ciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Wirausahawan yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut. - Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik - Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya - Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan Syarat untuk menjadi wirausahawan yang berhasil adalah seperti berikut. - Memiliki sikap mental yang positif - Memiliki keahlian di bidangnya - Mempunyai daya pikir yang kreatif - Rajin mencoba hal-hal yang baru inovatif - Memilliki semangat juang yang tinggi motivasi dan komitmen yang tinggi - Mampu mengantisipasi berbagai risiko dan persaingan 4. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha Pengolahan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani Keberhasilan suatu wirausaha ditentukan oleh berbagai faktor, baik dari keterampilan, kemampuan wirausahawan dalam menghadapi tantangan dan memecahkan masalah, maupun faktor-faktor lain yang ada di luar dirinya. Untuk memahami faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut, kita akan bela-jar dari pengalaman wirausahawan yang bergerak di bidang pengolahan bahan pembersih dari bahan nabati dan hewani yang terdapat di daerah lingkungan sekitar rumah dan sekolah. Tugas 4 Pengamatan Wirausaha Pengolahan Produk Pembersih Berbahan Nabati dan Hewani Langkah-langkah yang dilakukan a. Mengumpulkan Data Setiap kelompok melakukan kegiatan penelitian dengan metode observasi pengamatan lapangan, dan wawancara tentang usaha/industri pengolahan produk pembersih. 32membuat sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada sekarang. Data tentang produk pembersih yang dihasilkan meliputi sejarah, bahan, alat, teknik dan prosedur pembuatan produk. Usaha/industri pengolahan meliputi; sejarah atau motivasi perusahaan/teknisi membuat produk pembersih, jumlah pekerja, sistem/pola kerja, pasar sasaran dari produk pembersih tersebut, keberhasilan dan kegagalan wirausaha produk pembersih yang pernah dialami. Lembar Pengamatan dan Wawancara contoh Nama Industri Jenis Produk Tanggal wawancara dan observasi Sejarah industri Produk Pembersih Bahan utama Bahan pendukung Alat Teknik dan prosedur produksi secara umum Teknik khusus Perusahaan/industri Sejarah atau motivasi perusahaan Jumlah pekerja Sistem/pola kerja Pasar sasaran Keberhasilan Kegagalan Catatan lain 33G. Membuat Produk Pembersih dari Bahan Nabati khas Daerah Proyek 1 Membuat Sabun Alami dengan Proses Dingin cold process Sabun yang kita pakai sehari-hari mengandung bahan kimia buatan. Kita juga dapat membuat sabun alami dengan bahan nabati. Kita dapat membuat sabun alami sendiri dan membentuknya sesuai dengan keinginan. Pada tugas ini kita akan membuat sabun dari bahan-bahan nabati. Sabun yang kita buat nanti dapat kita kemas sesuai dengan keinginan dan ide kreatif masing-masing. Ingatlah untuk menggunakan alat kesehatan dan keselamatan kerja K3 sebelum proses pembuatan dimulai. Bahan-Bahan - 74 gr NaOH - 210 g Air murni - 235 gr Minyak zaitun - 150 gr Minyak kelapa - 100 gr Minyak sawit - 10 cc Esens pewangi sesuai selera Alat - Cetakan plastik, silikon atau karton bekas kemasan tanpa lapisan logam - Pemotong sabun - Batang pengaduk untuk NaOH + air murni - Sendok kayu untuk mengaduk larutan NaOH alkalin + minyak - Wadah untuk setiap bahan yang akan ditimbang - Gelas ukur berbahan plastik untuk melarutkan NaOH - Alas potong - Alas berjeruji b. Membuat laporan hasil pengamatan Buatlah laporan dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilaku-kan. Laporan ditulis dengan rapi, boleh dilengkapi dengan skema dan gambar. Pada bagian akhir, tuliskan kesan dan pendapatmu tentang produk pembersih ataupun perusahaan/industri produk pembersih tersebut. Buatlah laporan seteliti dan semenarik mungkin. 34o - Plastik wrap - Handuk atau selimut bekas - Termometer - Mixer - Panci stainless steel - Panci yang lebih besar untuk double boilling - Timbangan timbangan digital lebih baik agar menghasilkan pengukuran yang tepat - Kompor Cara Membuat a. Masukan 74 gr NaOH ke dalam 210 g air murni, sedikit demi sedikit. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan. b. Campurkan 235 gr minyak zaitun, 150 gr minyak kelapa dan 100 gr minyak sawit pada wadah stainless steel, aduk hingga rata. Gunaka sendok kayu untuk mengaduk. c. Ukur suhu cairan alkalin campuran NaOH dan air murni. d. Samakan suhu cairan alkali dan campuran minyak, dengan memanaskan minyak misalnya cairan alkali bersuhu 60 C, minyak harus memiliki suhu antara 51-68 oC. e. Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer kecepatan rendah dapat pula dengan pengocok telur hingga tercampur rata. f. Aduk dengan mixer selama 10-15 menit. g. Masukkan esens pewangi sebagian pewangi akan menguap pada suhu di atas 60 oC. h. Aduk rata. i. Tuangkan pada cetakan. j. Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk menahan panas, untuk membantu proses saponiikasi. Diamkan selama 24 jam. k. Keluarkan sabun dari cetakan. l. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. m. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji. n. Diamkan selama 4-6 minggu, hingga sabun proses saponiikasi terjadi sempurna netral dan sabun menjadi keras. o. Sabun siap dikemas. 35Proyek 2 Membuat Rancangan Kemasan Produk Pembersih Kalian boleh membuat kemasan untuk produk pembersih yang dibuat pada Proyek 1 atau produk pembersih lain yang ada di sekitarmu. Kegiatan 1. Mengetahui, Mengenali, Memahami, dan Mengempati Catatan pengamatan contoh Kegiatan 2. Pengembangan Kemasan Produk Pembersih 1. Pikirkan material alami daun, serat, pelepah dll. atau buatan botol kaca, botol plastik, toples dll. yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. 2. Ambil beberapa jenis material. 3. Buatlah kemasan yang sesuai dengan produk pembersih yang ada, sesuai dengan idemu. Ingat prinsip-prinsip desain kemasan yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Bahan - Kertas gambar - Bahan/material - Bahan perekat Alat - Pensil - Penggaris/meteran - Alat potong bahan Produk Pembersih 36Kegiatan 3. Membuat Presentasi dan Evaluasi Setiap individu membuat presentasi tentang Desain Kemasan Produk Pembersih yang sudah dibuat. Siswa-siswa lain dan guru memberikan apresiasi untuk produk yang dihasilkan. Siswa-siswa lain dan guru dapat mengajukan pertanyaan untuk mengetahui lebih jauh proses pembuatan dan hal-hal lain yang terkait dengan desain kemasan yang dihasilkan. Siswa-siswa dan guru juga boleh memberikan masukan dan saran untuk pengembangan produk kemasan tersebut.
PengolahanProduk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani. Keberhasilan suatu wirausaha ditentukan oleh berbagai faktor, baik dari keterampilan, kemampuan wirausahawan dalam menghadapi tantangan dan memecahkan masalah, maupun faktor-faktor lain yang ada di luar dirinya.
Apa perencanaan usaha business plan itu? Dalam pengertian ekonomi, usaha atau bisnis adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok individu yang dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan mengkombinasikan sumberdaya atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan/atau jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh manfaat finansial, yaitu laba bisnis atau laba usaha business profit Dari batasan di atas dapat kita catat bahwa, suatu usaha atau bisnis akan selalu berhubungan dengan pengharapan expectation, yaitu harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Kita tahu betul, kepastian dari masa yang akan datang adalah ketidakpastian.

PengelolahanBahan Nabati dan Hewani Menjadi Produk Kosmetik Kecantikan adalah salah satu anugerah Tuhan yang tidak ternilai, kita sebagai makhluk hidup dengan tubuh yang utuh dan lengkap, cantik dan sehat patut bersyukur dengan menjaga, dan merawatnya. (FD & C Act) penggunaan kosmetik lebih ditujukan untuk membersihkan, meningkatkan

1Bab 4 Pengolahan 2Peta Materi 1. Peluang Usaha 2. Risiko Usaha 3. Keberhasilan dan Kegagalan 4. Pemetaan 5. Langkah-Langkah Berwirausaha 1. Bahan 2. Alat 3. Proses Pembuatan 4. K3 B. Pengolahan Produk Makanan Khas Daerah D. Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah A. Makanan Khas Daerah 1. Pengertian 2. Aneka Jenis 3. Kandungan dan Manfaat 4. Teknik Pengolahan C. Penyajian dan Kemasan 3Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Bab IV, kamu mampu 1. Menyatakan pendapat tentang keanekaragaman bahan nabati dan hewani serta hasil olahannya, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta bangsa Indonesia. 2. Mengidentiikasi jenis, bahan, alat dan proses pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang terdapat di wilayah setempat dan di Nusantara berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan. 3. Merancang pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan orisinalitas ide yang jujur terhadap diri sendiri. 4. Membuat, menguji dan mempresentasikan karya pengolahan makanan khas daerah sebagai peluang usaha dalam berwirausaha di wilayah setempat berdasarkan teknik dan prosedur yang tepat dengan disiplin dan tanggung jawab. 4Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati Dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah Tugas Individu 1. Amati Gambar 2. Kesan apa yang kamu peroleh? 3. Sampaikan dalam bentuk tulisan dan lisan saat pembelajaran. A B Sumber Dokumen Kemdikbud dan 5Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, industri pangan pun makin meningkat. Tidak heran jika industri pangan, terutama industri berskala kecil makin bermunculan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan, kita harus mengetahui tentang bahan pangan tersebut. Umumnya, bahan pangan berasal dari dua sumber, yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang berasal dari hewan, seperti telur ,ayam, daging, ikan, dan susu. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya senantiasa bersyukur atas limpahan nikmat yang tidak putus-putusnya diberikan kepada kita. Tuhan telah memberikan karunian-Nya kepada manusia berupa akal pikiran dan kemampuan berpikir melebihi makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dengan akal dan pikiran, kita dapat memanfaatkan bahan nabati dan hewani menjadi produk yang beraneka ragam. Salah satunya adalah produk makanan khas daerah. Sumber Dokumen Kemdikbud 6A. Makanan Khas Daerah Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki keanekaragaman di berbagai bidang, salah satunya adalah makanan khas daerah. Pada awalnya kita hanya bisa menemukan makanan-makanan khas daerah di tempat asalnya saja. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, kini kita dapat menemukan makanan khas daerah di berbagai macam tempat, tidak hanya di daerah asalnya saja. Contohnya, pempek dan tekwan adalah makanan khas Palembang, kita bisa menemukan penjual pempek dan tekwan di berbagai daerah, bahkan di mancanegara. 1. Pengertian Makanan Khas Daerah Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya. Daerah pegunungan menghasilkan masakan dari sayur-mayur karena iklim pegunungan yang dingin, umumnya masakannya serba panas atau pedas, untuk Sumber 7menghangatkan badan. Penduduk di daerah pesisir sering kontak dengan orang asing atau daerah lain sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah. 2. Aneka Jenis Produk Makanan Khas Daerah Negara kita sangat luas dan jumlah sukunya yang banyak telah melahirkan kebudayaan yang sangat beragam, termasuk makanan. Perbedaan budaya membuat pengolahan produk makanan khas berbeda di setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis produk makanan yang beranekaragam pula. Masakan khas daerah memiliki ciri khas dan karakter tertentu, seperti berikut. a. Masakan dari Jawa Barat 1 Banyak menggunakan sayur-mayur mentah seperti karedok atau sekadar lalap mentah yang disantap bersama sambal. 2 Sedikit pedas dan asam. 3 Dominan masakan yang terbuat dari ikan. 4 Contoh makanan khas dari Jawa Barat ialah pepes ikan dan karedok. b. Masakan Jawa Tengah 1 Bawang putih sering jadi bumbu dominan. 2 Banyak ditemukan masakan bersantan. 3 Rasa manis lebih disukai daripada rasa lainnya. 4 Contoh makanan khas dari Jawa Tengah ialah gudeg. c. Masakan Jawa Timur 1 Banyak menggunakan terasi dan petis sebagai pemberi rasa pada masakan. 2 Agak pedas. 3 Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar. 4 Contoh makanan khas dari Jawa Timur ialah rujak cingur 8d. Masakan Sumatra 1 Menggunakan banyak bumbu terutama masakan Sumatra Barat. 2 Masakannya menggunakan banyak cabai hingga rasanya relatif pedas. 3 Daerah Sumatra Selatan sangat suka masakan yang asam rasanya. 4 Masakan banyak dimatangkan dengan cara direbus, dibakar, dan digoreng. 5 Waktu memasaknya relatif lama. 6 Masakan dari Sumatra Barat banyak menggunakan santan yang kental. 7 Masakan dari sayur-mayur tidak banyak jumlahnya. Kalaupun ada, jenis sayurnya tidak bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain daun singkong, kacang panjang, buncis, dan nangka muda. 8 Contoh makanan khas dari Sumatra ialah rendang Untuk mengenal lebih jauh jenis produk makanan khas daerah yang ada di Nusantara, kerjakan lembar kerja di bawah ini LK 1. TUGAS KELOMPOK Observasi dan Studi Pustaka Amati lingkunganmu. 1. Catat macam-macam makanan khas daerah yang diolah dari bahan nabati atau hewani yang ada di daerahmu minimal 2. 2. Bandingkan dengan studi pustaka mengenai bahan nabati atau hewani serta produk makanan khas daerah lain di Indonesia minimal 5 daerah. 93. Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku, bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang digunakan. Bahan utama produk makanan khas daerah adalah bahan nabati atau hewani. Kandungan nutrisi utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Jumlah komponen-komponen tersebut berbeda-beda pada setiap bahan, bergantung pada susunan, kekerasan, tekstur, citarasa, dan warna. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Umumnya, karbohidrat terdapat pada bahan pangan golongan serelalia seperti; beras, gandum, dan Lembar Kerja 1 LK 1 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... Macam- Macam Makanan Khas Daerah Nama Makanan 10umbi-umbian. Contoh makanan khas daerah yang mengandung karbohidrat adalah nasi liwet, nasi jamblang, getuk. Protein memiliki fungsi utama sebagai zat pembangun. Umumnya, protein terdapat pada hasil hewani seperti daging, ikan, telur, susu, dan hasil nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung protein adalah telur asin dan ayam betutu. Lemak merupakan sumber tenaga kedua setelah karbohidrat dan dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Lemak dibedakan menjadi lemak yang dapat dilihat dan lemak yang tidak dapat dilihat. Lemak yang dapat dilihat, seperti mentega, margarin, minyak goreng. Lemak yang tidak dapat dilihat, seperti lemak dari kacang tanah, lemak kemiri, kuning telur, susu. Contoh makanan khas daerah yang banyak mengandung lemak adalah rendang daging dan bika ambon karena pada proses pembuatannya menggunakan santan kental. Vitamin berfungsi untuk kelancaran metabolisme, menjaga daya tahan dan kekebalan tubuh. Sumber vitamin dan mineral yang terdapat pada hasil hewani, seperti danging, susu, dan telur. Sumber vitamin dari hasil nabati, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Contoh makanan khas daerah yang mengandung vitamin adalah karedok, keripik pisang. 11Tugas Kelompok Observasi dan Wawancara 1. Belilah satu jenis makanan khas daerahmu. 2. Carilah informasi tentang kandungan dan manfaat makanan khas daerah yang kamu beli dengan mewawancarai penjual dan studi pustaka. 3. Hasilnya catat dalam tabel di dan diskusikan dengan kelompokmu. 4. Presentasikan di depan kelas. Catatan Saat melaksanakan hendaknya kamu bersikap ramah, sopan, bekerja sama, dan toleransi dengan teman kelompokmu. Kesan apa yang kamu peroleh? Lembar Kerja 2 LK 2 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah Nama Makanan Nutrisi yang Terkandung Manfaat Sumber Informasi 124. Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah Untuk mengolah suatu makanan, diperlukan teknik-teknik tertentu agar dihasilkan suatu produk makanan seperti yang diharapkan yang bercitarasa baik. Adapun teknik-teknik proses pengolahan untuk membuat makanan khas daerah di antaranya adalah sebagai berikut. a. Persiapan Bahan • Menimbang • Menyiang • Mencuci • Memotong • Mengocok • Merendam dalam cairan bumbu • Menggiling • Memanir b. Teknik Memasak dengan Pemanasan Kering 1 Memanggang baking danroasting Memanaskan dengan udara panas dan kering di sekelilingnya, biasanya di dalam oven. 2 Menggoreng dalam minyak deep frying 3 Menggoreng dengan wajan dangkal shallow frying/pan frying 4 Memasak dengan sedikit minyak Saute/ Menumis 13c. Memasak Dengan Pemanasan Basah 1 Perebusan/Boiling Memasak dengan cara pencelupan semua bahan dalam air/kaldu mendidih, yaitu pada suhu 100 0C sampai matang. 2 Blanching Memasak dengan cara mencelupkan makanan dalam air mendidih/minyak panas dalam waktu pendek sebentar. 3 Simmering Memasak dengan mendidihkan secara perlahan-lahan. 4 Braising Memasak dengan sedikit air dan tertutup rapat. 5 Setup stewing Memasak makanan secara perlahan 95 - 99 0C dengan sedikit air dan dihidangkan dengan air rebusannya. 6 Merebus poaching Memasak dalam cairan dengan suhu antara 71-82 0C 7 Mengukus steaming Memasak bahan makanan dengan uap air panas/mendidih. 14B. Pembuatan Produk Makanan Khas Daerah Sumatra Rendang merupakan salah satu contoh makanan khas daerah Sumatra yang banyak digemari oleh konsumen lokal, maupun internasional. Berikut ini adalah bahan-bahan, alat, dan proses pembuatan rendang. 1. Bahan yang Digunakan pada Pembuatan Rendang Sebelum melakukan pembuatan rendang, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rendang adalah daging. Daging merupakan produk pangan yang berasal dari hewan. Pembuatan rendang umumnya menggunakan daging sapi bagian bahu. Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Faktor penentu kualitas daging pada waktu hewan hidup adalah cara pemeliharaan yang meliputi pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan perawatan kesehatan. Kualitas daging juga dipengaruhi oleh pengeluaran darah pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi sesudah hewan dipotong. Kriteria yang dipakai sebagai pedoman untuk menentukan kualitas daging yang layak konsumsi adalah seperti berikut. a. Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat. Makin tua usia hewan, susunan jaringan ikat makin banyak sehingga daging yang dihasilkan makin liat. b. Kandungan lemak adalah lemak yang terdapat di antara serabut otot. Lemak berfungsi sebagai pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan daging pada waktu dipanaskan. Lemak berpengaruh terhadap cita rasa. 15c. Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih dan aroma yang sedap. d. Kelembaban secara normal, daging mempunyai permukaaan yang relatif kering sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar. Dengan demikian, kelembaban memengaruhi daya simpan daging tersebut. Kriteria daging yang tidak baik, bau dan rasa tidak normal akan segera tercium sesudah hewan dipotong. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya kelainan sebagai berikut. a. Hewan sakit terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam yang akan menghasilkan daging berbau seperti mentega tengik. b. Hewan dalam pengobatan terutama dengan pengobatan antibiotik akan menghasilkan daging yang berbau obat-obatan. c. Warna daging tidak normal, tidak selalu membahayakan kesehatan, namun akan mengurangi selera konsumen. d. Konsistensi daging tidak normal yang ditandai kekenyalan daging rendah, dapat mengindikasikan daging tidak sehat. e. Daging busuk, pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik pada waktu pendinginan sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan protein oleh enzim-enzim dalam daging yang menghasilkan amoniak dan asam sulfat. Bahan tambahan dalam pembuatan rendang antara lain sebagai berikut. a. Kelapa, terdiri atas kelapa parut, santan kental, dan santan encer. Kelapa yang digunakan kelapa tua dan segar. b. Bumbu, terdiri atas bawang merah, bawang putih, cabai merah, ketumbar, kemiri, jahe, garam, gula pasir, sereh, lengkuas, dan daun kunyit. Bumbu-bumbu ini berguna untuk pengental, penambah cita rasa dan aroma. 16Adapun syarat terpenting dalam memilih bahan tambahan ialah berkualitas dan segar. 2. Alat - Alat Pembuatan Makanan Khas Daerah Peralatan yang digunakan dalam pembuatan rendang adalah seperti berikut. a. Pisau, untuk memotong b. Talenan, sebagai atas untuk memotong c. Parutan, untuk memarut kelapa d. Ulekan/ blender, untuk menghaluskan bumbu e. Kompor, untuk memasak bahan f. Penggorengan, sebagai wadah untuk memasak Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Bahan yang digunakan Tugas Individu • Temukan bahan nabati/hewani pada daerahmu yang dapat digunakan sebagai makanan khas daerah berdasarkan observasi dan studi pustaka! 173. Proses Pembuatan Rendang Berikut merupakan proses pembuatan rendang Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Alat yang digunakan a. Persiapkan alat dan bahan. b. Pilih daging yang bertekstur dan berserat halus. c. Potong melawan serat dengan tebal 2 cm. d. Masukkan bumbu dan daging ke dalam santan cair. Masak sambil diaduk sampai empuk dan kuah kental. 184. Keselamatan Kesehatan Kerja pada Saat Proses Pembuatan Rendang Keselamatan dan kesehatan kerja K3 pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan dengan saksama oleh semua tenaga kerja dalam lingkup kerjanya. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi kecelakaan dalam kerja dan dapat meningkatkan eisiensi dan produktivitas kerja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga keamanan kerja di dapur antara lain peralatan listrik harus dalam kondisi baik. Letaknya tidak dekat dengan air, penerangan ruangan cukup, dan lantai tidak licin. Menghindari bahaya kerja di dapur, kita harus memperhatikan hal-hal berikut. a. Upayakan semua pisau tajam. Pisau yang tajam lebih aman dan tidak membutuhkan tenaga untuk menekan dan menghindari meleset pada waktu memotong. b. Pakailah talenan pada saat memotong, jangan memakai lapisan meja metal. e. Santan kental dituang. Masak di atas api kecil sambil diaduk sampai meresap dan berminyak. f. Rendang siap disajikan dan dikemas. 19d. Pakailah pisau hanya untuk memotong, jangan untuk membuka kaleng/botol atau lainnya. e. Jangan mencoba menangkap pisau yang jatuh saat dipakai, hindari dengan badan ke belakang, biarkan pisau jatuh. f. Jangan meletakkan pisau di cucian dalam air karena tidak kelihatan, sedangkan pisaunya tajam. g. Cucilah pisau setelah dipakai dengan hati-hati, bagian tajam dijauhkan dari badan. h. Letakkan pisau di tempat aman selama tidak dipakai. i. Membawa pisau harus hati-hati, bagian tajam menghadap ke bawah, jangan mengayunkan tangan. j. Setelah selesai menggunakan alat, bersihkan dan kembalikan ke tempat semula dengan rapi dan bersih. Peralatan K3 dalam pembuatan makanan khas daerah Sumber Dokumen Kemdikbud Sarung tangan Celemek Penutup Kepala 20Tugas Kelompok Observasi/Studi Pustaka Kunjungilah rumah makan/cafe/gerai/tempat penjualan makanan khas daerah di wilayahmu, cari info berikut a. Apa makanan khas daerahmu yang terbuat dari bahan nabati /hewani, bagaimana sejarah/asal usul makanan tersebut? b. Bahan apa yang diperlukan dan bagaimana memilih bahan yang baik untuk membuat makanan daerah tersebut? c. Alat apa yang digunakan? d. Bagaimana proses pembuatannya? e. Apakah ada kriteria khusus pada orang yang membuat makanan khas daerah tersebut? f. Bagaimana teknik memasarkannya? g. Tips pembuatan/hal khusus yang perlu diperhatikan saat membuat makanan khas daerah. Jika tidak memungkinkan observasi, carilah melalui studi pustaka. Buatlah laporan observasi/studi pustaka secara menarik dan indah, dengan menggunakan komputer jika ada, bersikaplah ramah, sopan, dan bekerja samalah dengan temanmu. Presentasikan hasil observasi atau studi pustaka saat pembelajaran. Lihat LK 3. 21Lembar Kerja 3LK 3 Kelompok ... Nama anggota ……… Kelas ……… Laporan Observasi/ Study Pustaka Nama makanan cepat saji daerahku ... Sejarah/ asal usul makanan cepat saji tersebut ... ... ... Tahapan Pembuatannya Bahan -Alat -Proses Pembuatan Gambar dan Tuliskan Prosesnya 22C. Penyajian dan Kemasan Penyajian dan kemasan merupakan tahapan akhir dan memegang peranan penting dalam usaha pengolahan makanan. Makanan dengan penampilan menarik akan menggugah selera karena untuk mengonsumsi, pertama-tama harus pandangan mata yang bekerja, kemudian diikuti untuk indra penciuman untuk aroma, yang tentunya panduan bumbu yang memberi indra rasa bekerja menghasilkan rasa nikmat. Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, daun kelapa, kelobot jagung, dll. Sesuai dengan kemajuan zaman teknologi dan kebutuhan manusia, produk kemasan pun berkembang terus-menerus. Saat ini, makanan khas daerah banyak dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan tradisional. Sumber Dokumen Kemdikbud 23Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik konsumen untuk membelinya dan memakannya. Oleh karena itu, jenis, bentuk, warna dan dekorasi kemasan perlu diperhatikan agar dapat memberikan tampilan unik, menarik, dan berkarakter pada penyajian dan kemasan produknya. Teknik yang bisa digunakan untuk menjaga kualitas makanan khas daerah tetap baik, digunakan teknik pengemasan vacuum dan disimpan dalam suhu rendah. Kriteria-kriteria tertentu yang harus diperhatikan dalam pemilihan wadah penyajian/kemasan, antara lain sebagai berikut. a. Bahan kemasan/wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar. b. Bahan kemasan tidak berbau. c. Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen. d. Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat. e. Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat nama produk, tanggal, nama produsen, berat bersih, komposisi, merek dagang, tanggal kadaluarsa, efek samping. Sumber Dokumen Kemdikbud 24Tugas Individu Observasi dan Studi Pustaka 1. Amati kemasan yang digunakan pada produk makanan khas daerah di wilayahmu. Bandingkan dengan studi pustaka. 2. Catat hasilnya pada LK 4. 3. Presentasikan di depan kelas. Lembar Kerja 4 LK 4 Nama ... Kelas ... Kemasan Makanan Khas Daerah Nama Makanan Jenis Kemasan Bentuk/Desain Foto/ Gambar Pembahasan ……… Kesimpulan ……… 25D. Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah 1. Peluang Usaha Pengolahan Produk Makanan Khas Daerah Peluang dalam bahasa Inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal dari kesempatan yang muncul dan menjadi ilham ide bagi seseorang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia makin meningkat setiap tahunnya. Dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang makin meningkat dapat menunjukkan perkembangan dan kemajuan Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Pertumbuhan ekonomi dapat ditunjukkan dari permintaan domestik, permintaan ekspor, dan impor, serta investasi. Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan bagi masyarakat, dimana potensi sumber daya alam di Indonesia cukup potensial untuk diolah menjadi makanan khas daerah, seperti di Provinsi Banten yang memiliki potensi laut sangat besar. Hasil laut tersebut dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah, seperti sate bandeng sehingga meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Untuk itu, kita harus selalu bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. a. Menciptakan Peluang Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah 1 Ide Usaha Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal. a Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek, antara lain 1 pengetahuan yang dimiliki; 2 pengalaman dari individu itu sendiri; 3 pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah; 4 intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri. 26Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinya dengan kemampuan kreatiitasnya, b Faktor eksternal, ialah hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. Faktor-faktor eksternal antara lain 1 masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan. 2 kesulitan yang dihadapi sehariĆ¢ā‚¬ā€œhari. 3 kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain. 4 pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Untuk merintis suatu usaha apa pun bentuknya, tentunya kita harus melihat bagaimana prospek usaha yang akan dilakukan. Demikian pula untuk memulai usaha pengolahan makanan khas daerah, harus diketahui bagaimana prospek usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha, barulah mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 2 Risiko Usaha Tugas wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut. a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang. b. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. c. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. d. Mensubkontrolkan kepada pembuat produk yang lebih kecil. e. Mengumpulkan informasi usaha. f. Mengurangi risiko usaha. 27Unsur-unsur dalam mengurangi risiko usaha antara lain seperti berikut. a. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan. b. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme untuk melaksanakan strategi usaha. c. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya. d. Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi keuntungan. Dalam usaha pun, kita harus menganalisis risiko yang ada. Risiko usaha ialah kegagalan atau ketidakberhasilan dalam menangkap peluang usaha. Risiko usaha dapat ditimbulkan karena hal-hal berikut. a. Permintaan perubahan mode, selera, dan daya beli b. Perubahan konjungtur perubahan kondisi perekonomian yang pasang surut c. Persaingan d. Akibat lain, sepertit bencana alam, perubahan aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain Dalam melakukan usaha, sebaiknya kita memiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturan agama yang berdasarkan iman kepada Tuhan YME sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan. Selain itu, usaha tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga harus memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekitar. 283. Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat diidentiikasikan sebagai berikut. a. Keyakinan yang kuat dalam berusaha. b. Sikap mental yang positif dalam berusaha. Tugas Individu Observasi dan Pengamatan a. Amati kondisi perekonomian di daerahmu. b. Temukan peluang usaha yang potensial di daerahmu. c. Temukan risiko usaha yang ada. d. Hasilnya didiskusikan dengan teman. e. Presentasikan hasilnya dalam pembelajaran. LEMBAR KERJA 5 LK 5 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... Laporan Hasil Analisa Kondisi Perekonomian, Peluang, Resiko Usaha a. Kondisi perekonomian b. Peluang usaha c. Resiko usaha 29d. Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan. e. Inovatif dan kreatif. f. Keunggulan dalam menjalankan usaha. g. Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha. h. Pengelolaan waktu yang efektif dan eisien. i. Pengembangan diri. j. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan. Dalam melakukan usaha, ada dua kemungkinan, yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap orang pada umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau memahami bahwa sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan pribadi wirausaha, dia tidak akan putus asa jika mengalami kegagalan. Ia akan berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh apa yang menjadi harapannya. Biasanya setelah mengalami kegagalan sekali, ia gunakan pengalaman dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut a. Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha b. Kurang berambisi c. Tidak disiplin d. Pendidikan yang tidak cukup e. Sikap selalu menunda-nunda f. Kesehatan terganggu g. Kurang tekun h. Kepribadian yang negatif i. Tidak jujur 30Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang wirausahawan itu dikatakan berhasil atau gagal. Secara umum, ada 2 faktor penyebab keberhasilan/kegagalan tersebut, yaitu faktor internal diri sendiri dan faktor eksternal luar diri. Sebagai seorang wirausaha, keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi mata uang, ini berarti bahwa sewaktu-waktu ia dapat mencapai hasil yang baik, tetapi di waktu lain ia kurang berhasil. Untuk itu, perlu diidentiikasi faktor apa saja yang menyebabkan ia gagal atau berhasil. Selanjutnya, faktor nonteknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan khas daerah di antaranya seperti berikut. a. Perencanaan Usaha ma- kanan khas daerah harus dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. b. Menetapkan tujuan Ber-samaan dengan pe-rencanaan adalah me-netapkan tujuan. Tujuan pengolahan makanan khas daerah harus jelas, apakah makanan khas daerah yang dilakukan hanya untuk hobi atau untuk mendapatkan proit ke-untungan. c. Adaptasi Setiap bisnis, apa pun jenisnya, menghadapi tantangan dan persaingan yang tidak ada habisnya. Diperlukan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan-tantangan ini untuk menentukan apakah usaha bisa bertahan atau tidak. d. Inovasi merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlanjutan usaha makanan khas daerah bahkan lebih penting daripada sekadar mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, pengusaha yang Aku Berhasil ! Aku Gagal 31untuk berinovasi dan peningkatan atau membuat mereka keluar dari bisnis saat pelanggan mencari pesaing yang menawarkan sesuatu yang tidak kita pikirkan. e. Memasarkan merupakan kunci keberhasilan suatu usaha tidak terkecuali usaha makanan khas daerah. Seberapa besar produksi makanan khas daerah yang kita hasilkan, tetapi pemasaran terhadap barang yang kita produksi buruk, usaha yang kita jalani tidak akan berlanjut. f. Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan kunci utama suatu usaha. Enam elemen ini merupakan hal penting untuk kesuksesan bisnis. Ini akan membantu jika kamu berpikir sebagai potongan puzzle yang harus diletakkan bersamaan untuk mengubah ide kamu, kerja keras, uang, dan keterampilan menjadi usaha yang sukses. 32Tugas Individu 1. Carilah minimal 2 orang pengusaha makanan khas daerah yang ada di sekitarmu! 2. Lakukan wawancara dengan pengusaha makanan khas daerah! 3. Tanyalah faktor keberhasilan dan kegagalan makanan khas daerah kepada pengusaha produk makanan khas daerah! 4. Identiikasi karakteristik pengusaha produk makanan khas daerah tersebut! 5. Cobalah analisis mengapa pengusaha tersebut dapat berhasil! 6. Buatlah rencana usaha makanan khas daerah! 7. Tentukan strategi pemasaran produk makanan khas daerah! 8. Diskusikan dengan kelompokmu dan presentasikan. 9. Buatlah hasil wawancara tersebut. Lembar Kerja 6 LK 6 Kelompok ... Nama Anggota ... Kelas ... No. Faktor Keberhasilan Faktor Kegagalan 1 2 3 4 5 6 7 8 334. Pemetaan Peluang Usaha Pemetaan peluang usaha dilakukan untuk menemukan peluang usaha dan potensi yang bisa dimanfaatkan, serta untuk mengetahui seberapa besar potensi usaha yang ada dan berapa lama suatu usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang akan selalu ada dari suatu usaha, oleh sebab itu penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan yang terjadi dan kemampuan dalam beradaptasi dari suatu usaha agar bisa tumbuh dan bertahan dalam ketatnya persaingan. Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari setiap daerah. Pemetaan potensi usaha daerah menjadi sangat penting demi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengedepankan kewilayahan dan pemerataan. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitaif maupun kualitatif. Berikut beberapa metode untuk melakukan pemetaan usaha, di antaranya adalah analisa SWOT. Analisis SWOT adalah suatu analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal wirausaha/perusahaan, dimana analisa internal lebih menitik-beratkan pada kekuatan Strenght dan kelemahan Weakness, sedangkan analisis eksternal untuk menggali dan mengidentiikasi semua gejala peluang Opportunity yang ada dan yang akan datang serta ancaman Threat dari adanya/kemungkinan adanya pesaing/calon pesaing. Contoh analisis SWOT pada makanan khas daerah Bakwan Malang a. Analisis Kekuatan Strenght 1 Rasa bakwan malang enak, disukai dan punya rasa khas. 2 Harga jual bersaing. 34Hal yang perlu dilakukan setelah analisis a Terus mempertahankan kualitas rasa, jangan sampai berubah. b Usahakan terus untuk mempertahankan harga bersaing. c Makin menonjolkan keunggulan bakwan malang yang akan dipasarkan tidak memakai bahan pengawet dan dijamin sehat. b. Analisis Kelemahan Weakness 1 Ukuran tidak terlalu besar karena memakai bahan yang asli. 2 Tidak tahan lama karena tidak memakai pengawet. 3 Hal yang perlu dilakukan setelah analisis a Tonjolkan pada bentuk bakwan yang indah dan unik sehingga walaupun tak besar, tapi memiliki keunikan tersendiri yang dapat menarik pembeli. b Memperhitungkan jumlah produk yang dapat dijual untuk satu hari sehingga tidak bersisa dan tetap tidak menggunakan pengawet. c. Analisis Kesempatan Opportunity 1 Dapat melayani pesanan pesta atau katering. 2 Dapat membuka toko bakwan malang yang mangkal. 3 Hal yang dapat dilakukan setelah analisis a Mempersiapkan dan mulai menawarkan bakwan malang pada katering yang membutuhkan. b Mulai membuat rencana untuk membuka usaha bakwan malang yang mangkal. 35d. Analisis Ancaman Threat 1 Makin banyak pesaing muncul jika bakwan laris. 2 Kemungkinan dapat jatuh-jatuhan harga. 3 Hal yang dapat dilakukan setelah analisis a Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya. b Mempertahankan kualitas dan jangan sembarangan menaikkan harga karena persaingan ketat. 5. Langkah-Langkah Berwirausaha Memulai bisnis usahakan dapat memberikan keuntungan bagi yang menjalankannya. Mempelajari dan memahami cara-cara khusus yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan memungkinkan kita untuk memulai berwirausaha produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk memulai usaha. 1. Buatlah rencana bisnis dan strategi pemasaran serta petakan sumber daya keuangan. 2. Pilih struktur bisnis, urus izin usaha, dan daftarkan usaha kamu pada instansi terkait yang tepat. 3. Tentukan usaha barang atau jasa yang diminati konsumen. 4. Buatlah jaringan kerja dengan produsen lain. 5. Carilah pasar yang tepat. Memulai bisnis usaha produk makanan khas daerah dapat memberikan keuntungan cukup besar. Dengan mempelajari dan memahami cara-cara untuk mencapai keberhasilan, memungkinkan kita untuk memulai mengolah produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Keberhasilan wirausaha makanan khas daerah bergantung pada rencana bisnis bussinis plan yang dibuat. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan saat membuat rencana bisnis pengolahan makanan khas daerah. 36a. Pemilihan Jenis Usaha Tentukan jenis usaha yang akan dilakukan, contohnya keripik sanjai. Keripik sanjai merupakan salah satu produk makanan khas daerah Sumatra Barat yang banyak digemari konsumen. Rasanya gurih, renyah, dan harga terjangkau menjadi alasan mengapa produk ini digemari oleh banyak orang. Bahan baku singkong sangat mudah didapat, dan pengolahannya pun tidak memerlukan banyak investasi peralatan. Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang baik, akan meningkatkan daya simpan keawetan dari produk ini. b. Nama Perusahaan Perusahaan ini diberi nama CV. Bercahaya, dengan pendiri perusahaan terdiri atas 3 orang atau lebih. c. Lokasi perusahaan Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari lokasi rumah pengelola, dan tidak terlalu jauh dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal. d. Perizinan usaha Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/ TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. e. Sumber daya manusia Sumber Daya Manusia SDM yang dipersiapkan terdiri atas 3 orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai 371 penanggung jawab produksi 2 penanggung jawab pemasaran 3 penanggung jawab administrasi dan keuangan f. Melakukan survei pasar g. Memperhatikan aspek produksi Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek produksi ialah bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan. 1 Peralatan yang digunakan 2 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3 Hasil produksi h. Aspek keuangan Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek keuangan adalah seperti berikut. 1 Biaya variabel, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji, dan lain-lain 2 Biaya tetap, 3 Total biaya 4 Penerimaan kotor 5 Pendapatan bersih Releksi Kerja Kelompok Setelah mempelajari pengolahan makanan khas daerah bersama kelompok melalui studi pustaka, observasi, wawancara pada penjual masakan daerah, bagaimana hasilnya? Apakah kelompokmu sudah melaksanakan kegiatan dengan baik? Evaluasilah kerja kelompokmu. Isi lembar kerja di bawah ini dengan melengkapi tabel dan beri ceklis sesuai jawabanmu! Sertakan alasannya. 38Releksi Kerja Kelompok Nama Kelompok ... Nama Siswa ... Uraian Baik Cukup Kurang Alasan Perencanaan Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Kerja sama Disiplin Tugas Individu Evaluasi Rencanakan pembuatan wirausaha suatu produk olahan pangan berupa makanan khas daerah dengan menggunakan analisa SWOT. Makanan daerah apa yang akan kamu buat? Dari bahan apa? Mengapa kamu memilih itu? Siapa saja yang terlibat? Kapan dan di mana dibuatnya? Bagaimana cara membuat, menyajikan, mengemas, dan memasarkannya? 39Kembangkan Kreativitasmu Sumber Gambar Contoh Bahan Olahan Pangan Aplikasikan perencanaanmu, hasilnya di uji cobakan kepada guru-guru dan temanmu. Mintalah guru dan temanmu untuk memberikan penilaian. Laporkan hasil wirausahamu, sertakan laporan rugi-labanya. Releksi Diri Setelah mempelajari Sub Bab dari Bab IV, renungkan dan tuliskan hal berikut. a. Materi pelajaran apa yang sudah kamu peroleh. b. Dengan cara apa kamu mendapatkan materi pelajaran itu. c. Apa yang kamu rasakan selama mempelajari materi pengolahan. d. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah mempelajari materi tersebut. 40RANGKUMAN 1. Pengolahan merupakan proses transformasi pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi produk olahan/jadi. 2. Pengolahan berperan dalam perancangan produk, pengolahan bahan baku, teknik pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pemasaran, serta distribusi produk ke konsumen. 3. Bahan nabati dan hewani merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan air yang berguna bagi kesehatan dan kecantikan tubuh. 4. Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di setiap daerah. 1d. Analisis Ancaman Threat 1 Makin banyak pesaing muncul jika bakwan laris. 2 Kemungkinan dapat jatuh-jatuhan harga. 3 Hal yang dapat dilakukan setelah analisis a Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya. b Mempertahankan kualitas dan jangan sembarangan menaikkan harga karena persaingan ketat. 5. Langkah-Langkah Berwirausaha Memulai bisnis usahakan dapat memberikan keuntungan bagi yang menjalankannya. Mempelajari dan memahami cara-cara khusus yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan memungkinkan kita untuk memulai berwirausaha produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Di bawah ini merupakan langkah-langkah untuk memulai usaha. 1. Buatlah rencana bisnis dan strategi pemasaran serta petakan sumber daya keuangan. 2. Pilih struktur bisnis, urus izin usaha, dan daftarkan usaha kamu pada instansi terkait yang tepat. 3. Tentukan usaha barang atau jasa yang diminati konsumen. 4. Buatlah jaringan kerja dengan produsen lain. 5. Carilah pasar yang tepat. Memulai bisnis usaha produk makanan khas daerah dapat memberikan keuntungan cukup besar. Dengan mempelajari dan memahami cara-cara untuk mencapai keberhasilan, memungkinkan kita untuk memulai mengolah produk makanan khas daerah dengan cara yang benar. Keberhasilan wirausaha makanan khas daerah bergantung pada rencana bisnis bussinis plan yang dibuat. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan saat membuat rencana bisnis pengolahan makanan 2a. Pemilihan Jenis Usaha Tentukan jenis usaha yang akan dilakukan, contohnya keripik sanjai. Keripik sanjai merupakan salah satu produk makanan khas daerah Sumatra Barat yang banyak digemari konsumen. Rasanya gurih, renyah, dan harga terjangkau menjadi alasan mengapa produk ini digemari oleh banyak orang. Bahan baku singkong sangat mudah didapat, dan pengolahannya pun tidak memerlukan banyak investasi peralatan. Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang baik, akan meningkatkan daya simpan keawetan dari produk ini. b. Nama Perusahaan Perusahaan ini diberi nama CV. Bercahaya, dengan pendiri perusahaan terdiri atas 3 orang atau lebih. c. Lokasi perusahaan Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari lokasi rumah pengelola, dan tidak terlalu jauh dari jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal. d. Perizinan usaha Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/ TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. e. Sumber daya manusia Sumber Daya Manusia SDM yang dipersiapkan terdiri atas 3 orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai 31 penanggung jawab produksi 2 penanggung jawab pemasaran 3 penanggung jawab administrasi dan keuangan f. Melakukan survei pasar g. Memperhatikan aspek produksi Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek produksi ialah bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan. 1 Peralatan yang digunakan 2 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 3 Hasil produksi h. Aspek keuangan Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek keuangan adalah seperti berikut. 1 Biaya variabel, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji, dan lain-lain 2 Biaya tetap, 3 Total biaya 4 Penerimaan kotor 5 Pendapatan bersih Releksi Kerja Kelompok Setelah mempelajari pengolahan makanan khas daerah bersama kelompok melalui studi pustaka, observasi, wawancara pada penjual masakan daerah, bagaimana hasilnya? Apakah kelompokmu sudah melaksanakan kegiatan dengan baik? Evaluasilah kerja kelompokmu. Isi lembar kerja di bawah ini dengan melengkapi tabel dan beri ceklis sesuai jawabanmu! Sertakan alasannya. 4Releksi Kerja Kelompok Nama Kelompok ... Nama Siswa ... Uraian Baik Cukup Kurang Alasan Perencanaan Persiapan Pelaksanaan Pelaporan Kerja sama Disiplin Tugas Individu Evaluasi Rencanakan pembuatan wirausaha suatu produk olahan pangan berupa makanan khas daerah dengan menggunakan analisa SWOT. Makanan daerah apa yang akan kamu buat? Dari bahan apa? Mengapa kamu memilih itu? Siapa saja yang terlibat? Kapan dan di mana dibuatnya? Bagaimana cara membuat, menyajikan, mengemas, dan memasarkannya? 5Kembangkan Kreativitasmu Sumber Gambar Contoh Bahan Olahan Pangan Aplikasikan perencanaanmu, hasilnya di uji cobakan kepada guru-guru dan temanmu. Mintalah guru dan temanmu untuk memberikan penilaian. Laporkan hasil wirausahamu, sertakan laporan rugi-labanya. Releksi Diri Setelah mempelajari Sub Bab dari Bab IV, renungkan dan tuliskan hal berikut. a. Materi pelajaran apa yang sudah kamu peroleh. b. Dengan cara apa kamu mendapatkan materi pelajaran itu. c. Apa yang kamu rasakan selama mempelajari materi pengolahan. d. Manfaat apa yang kamu dapatkan setelah mempelajari materi tersebut. 6RANGKUMAN 1. Pengolahan merupakan proses transformasi pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi produk olahan/jadi. 2. Pengolahan berperan dalam perancangan produk, pengolahan bahan baku, teknik pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pemasaran, serta distribusi produk ke konsumen. 3. Bahan nabati dan hewani merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan air yang berguna bagi kesehatan dan kecantikan tubuh. 4. Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa dikonsumsi di setiap daerah.

Kosmetiksudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Oleh sebab itu memulai usaha produk kosmetik dengan bahan baku nabati/hewani merupakan salah satu peluang usaha yang potensial. Bahan bahan membuat sabun alami dan jenis minyak dalam Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokan, dilekatkan,. Bahan nabati atau hewani untuk produk kosmetik.

Cooking oil and ecoenzyme are one type of combination that can be used for making hand washing soap. The purpose of this study is to make soap from used cooking oil and ecoenzyme as the basic ingredients and see its compatibility with SNI standards. The process of making soap begins with the design of three different types of oil and ecoenzyme content formulations. There are three comparisons of oil and ecoenzyme content used, namely F1 66% and 11%, F2 56% and 16%, F3 46% and 21%. The parameters that become the benchmark in testing soap quality come from SNI 3532 2016 and the Domestic Waste Quality Standards. Although the three types of formulas do not meet the overall SNI quality standards and Domestic Waste Quality Standards, the results of laboratory tests show that the third formula is the closest to SNI quality standards. Based on the results of statistical tests with multiple linear regression test models show that the oil content and ecoenzyme affect the increase in total fat in soap Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free       AlamatRedaksiDEWANREDAKSIJURNALAGROINTEKJURUSANTEKNOLOGIINDUSTRIPERTANIANFAKULTASPERTA NIANUNIVERSITASTRUNOJOYOMADURAJl.RayaTelangPOBOX2KamalBangkalan,Madura-JawaTimurE-mailAgrointek            SeptemberandDecember.Agrointekdoesnotchargeanypublication MichaelMurkovic,GrazUniversityofTechnology,InstituteofBiochemistry,Austria ChananpatRardniyom,MaejoUniversity,ThailandMohammadFuadFauzulMu'tamar,UniversityofTrunojoyoMadura,Indonesia KhoirulHidayat,UniversityofTrunojoyoMadura,Indonesia CahyoIndarto,UniversityofTrunojoyoMadura,IndonesiaManagingEditorRadenAriefFirmansyah,UniversityofTrunojoyoMadura,IndonesiaAssistantEditorMiftakhulEfendi,UniversityofTrunojoyoMadura,Indonesia HeriIswanto,UniversityofTrunojoyoMadura,IndonesiaSafinaIstighfarin,UniversityofTrunojoyoMadura,IndonesiaVolume15No3September2021 IS S N1907–8056e-I SSN25 27-5410AGROINTEKJurnalTeknologiIndustriPertanianAgrointekJurnalTeknologiIndustriPertanian isanopenaccessjournalpublishedbyDepartmentofAgroindustrialTechnology,FacultyofAgriculture,UniversityofTrunojoyoMadura.AgrointekJurnalTeknologiIndustriPertanianpublisheso riginalresearchorreviewpapersonagroindustrysubjectsincludingFoodEngineering,ManagementSystem,SupplyChain,ProcessingTechnology,QualityControlandAssurance,WasteManagement,FoodandNutritionSciencesfromresearchers,lecturersandpractitioners.AgrointekJurnalTeknologiIndustriPertanianispublishedfourtimesayearinMarch,June, KATA PENGANTAR Salam, Dengan mengucap syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, kami terbitkan Agrointek edisi September 2021. Di tengah pandemi yang berkepanjangan ini, ilmuwan Indonesia masih tetap berkarya. Pada edisi kali ini 32 artikel hasil penelitian, yang terdiri dari 11 artikel dari bidang pengolahan pangan dan nutrisi, sistem manajemen, rantai pasok, dan pengendalian kualitas; 3 artikel tentang rekayasa pangan, dan 2 artikel tentang manajemen limbah. Para penulis berasal dari berbagai institusi pendidikan dan penelitian di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis dan penelaah yang telah bekerja keras untuk menyiapkan manuskrip hingga final. Kami juga berterimakasih kepada ibu dan bapak yang memberi kritik dan masukan berharga bagi Agrointek. Untuk menyiapkan peringkat jurnal Agrointek di masa depan, kami mengharap kontribusi para peneliti untuk mengirimkan manuskrip dalam bahasa Inggris. Semoga kita akan mampu menerbitkan sendiri karya-karya unggul para ilmuwan Indonesia. Selamat berkarya. Salam hormat Prof. Umi Purwandari Agrointek Volume 15 No 3 September 2021 792-805 STUDI KELAYAKAN PRODUK SABUN BATANG BERBAHAN DASAR MINYAK JELANTAH DENGAN MEDIA BANTU ECOENZYME Seri Megawati, Adi NugrohoProgram Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Universal, Kota Batam, Indonesia Diterima 20 Februari 2021 Diperbaiki 23 Maret 2021 Disetujui 31 Maret 2021 Cooking oil and ecoenzyme are one type of combination that can be used for making hand washing soap. The purpose of this study is to make soap from used cooking oil and ecoenzyme as the basic ingredients and see its compatibility with SNI standards. The process of making soap begins with the design of three different types of oil and ecoenzyme content formulations. There are three comparisons of oil and ecoenzyme content used, namely F1 66 % and 11 %, F2 56 % and 16 %, F3 46 % and 21 %. The parameters that become the benchmark in testing soap quality come from SNI 3532 2016 and the Domestic Waste Quality Standards. Although the three types of formulas do not meet the overall SNI quality standards and Domestic Waste Quality Standards, the results of laboratory tests show that the third formula is the closest to SNI quality standards. Based on the results of statistical tests with multiple linear regression test models show that the oil content and ecoenzyme affect the increase in total fat in soap. Keyword Soap; ecoenzyme; SNI Solid Soap Ā© hak cipta dilindungi undang-undang Penulis korespondensi Email aaddinugroho DOI Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 793 PENDAHULUAN Kepuasan konsumen ketika telah menggunakan sebuah produk dapat dinilai berdasarkan kesetiaan penggunaan produk, tingkat penjualan produk, dan popularitas produk, konsumen akan menggunakan kembali sebuah produk berdasarkan kualitasnya Aryani & Rosinta, 2010. Kualitas yang baik adalah menghasilkan produk yang sesuai dengan kriteria dari sisi perusahaa Safrizal, 2016. Penilaian yang ketat terhadap kesesuaian, karena mempunyai jasmani yang bersih dapat mendukung pertumbuhan dan mempengaruhi kesehatan serta psikis manusia Warastiko, 2016. Kehidupan yang bersih merupakan salah satu bagian terpenting yang menjadi kebutuhan manusia. Hal itu dikarenakan mempunyai jasmani yang bersih dapat mendukung pertumbuhan fisik yang baik serta memengaruhi kesehatan psikis manusia Warastiko, 2016. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, manusia menggunakan berbagai cara, seperti menggunakan media produk tertentu. Salah satu jenis produk kebersihan yang digunakan setiap hari adalah sabun, karena sabun dapat membersihkan tubuh dari kuman dan kotoran yang menempel pada tubuh Wahyudi, 2018. Dalam perkembangannya, media sabun terdiri dari dua jenis yaitu sabun berbentuk cair dan sabun berbentuk batang. Perbedaan mendasar kedua jenis sabun tersebut terletak pada kandungan alkali yang digunakan untuk membuat reaksi penyabunan. Natrium Hidroksida NaOH akan menghasilkan sabun batang sedangkan Kalium Hidroksida KOH akan menghasilkan sabun cair Widyasanti et al., 2016. Hingga saat ini, penggunaan media tersebut masih menjadi pilihan masyarakat, khususnya di area perkotaan sebagai alternatif solusi dalam melakukan pola hidup bersih. Walaupun dinilai sebagai salah satu media yang cukup baik untuk menjaga kebersihan anggota tubuh manusia. Penggunaan sabun berbentuk batang dan cair sebagai media pembersih tidak terlepas dari adanya dampak negatif yang muncul terkait penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai gambaran, data dari UK insights menyebutkan bahwa negara maju seperti di Amerika, mulai mengalihkan penggunaan sabun jenis cair ke jenis sabun batang. Peningkatan hasil penjualan sabun cair berdasarkan data penjualan perusahaan Tesco mencapai 5,7 %, sedangkan peningkatan penjualan produk sabun batang secara keseluruhan di Amerika mencapai sebesar 8,5 % Nancholas, 2019. Naiknya penjualan terhadap produk sabun batang didorong adanya kesadaran manusia untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan, walaupun produk sabun cair dinilai lebih praktis penggunaannya. Namun kontinuitas penggunaan produk ini juga menuntut kesadaran lebih bagi penggunanya, khususnya terkait dengan sampah plastik yang dihasilkannya. Berbeda dengan sabun cair, material sabun batang atau padat merupakan perpaduan antara minyak dan alkali yang dilakukan melalui proses saponifikasi. Bahan dasar pembuatan sabun batang adalah minyak yang berperan sebagai asam dan alkali seperti NaOH dan KOH yang bersifat basa Khuzaimah, 2016. Minyak jelantah mengandung asam lemak yang dapat bereaksi dengan alkali sehingga terjadi proses saponifikasi Pujiati dan Retariandalas, 2019. Karakteristik minyak yang dapat digunakan dalam proses pembuatan sabun batang minimal mempunyai senyawa asam lemak yang juga terdapat pada kandungan minyak jelantah. Minyak jelantah merupakan salah satu kategori minyak dengan kandungan asam lemak bebas yang cukup tinggi dari hasil reaksi oksidasi dan hidrolisis pada saat penggorengan Aziz et al., 2011. Hal tersebut mengakibatkan minyak jelantah mudah menimbulkan reaksi penyabunan jika asam lemak bebas bereaksi dengan kalium dan natrium hidroksida Kartika et al., , 2013. Kandungan senyawa yang terdapat pada minyak jelantah meliputi peroksida, asam lemak bebas dan kadar air Alamsyah et al., 2017. Kombinasi senyawa yang ada pada minyak tersebut jika digunakan secara berulang kali dapat memengaruhi kesehatan tubuh, karena menghasilkan senyawa karsinogenik atau zat pemicu kanker Ningrum & Kusuma, 2013. Tingginya produksi minyak jelantah dibeberapa negara asia seperti Cina, Malaysia, Indonesia, Thailand, Hong Kong, India hingga mencapai ton menunjukkan potensi bahwa bahaya bukan hanya tertuju pada dampak kesehatan saja, namun juga terhadap pencemaran lingkungan jika tidak diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat. Selain minyak jelantah, potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan sabun yaitu penggunaan garbage enzyme atau sering dikenal sebagai ecoenzyme. 794 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Produk ini diperkenalkan oleh Dr. Rosukon yang berasal dari Thailand. Dikatakan sebagai ecoenzyme karena merupakan produk yang berasal dari hasil olahan sampah dapur, seperti kulit buah-buahan, potongan sayur-sayuran yang dibuang dan lain-lain Rasit dan Chee Kuan, 2018. Enzim ini akan menghasilkan zat organik kompleks dari rantai protein enzim, asam organik dan garam mineral dari hasil fermentasi antara sampah organik dengan gula merah atau molase Arun dan Sivashanmugam, 2015. Proses pembuatan Ecoenzyme membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan, dan hanya membutuhkan 3 bahan diantaranya sampah organik, air dan gula gula hitam, gula aren ataupun gula molasse Tang dan Tong, 2011. Ecoenzyme yang telah selesai masa fermentasi akan berwarna cokelat dan memiliki aroma asam manis yang cukup kuat Deepak et al., 2019. Kandungan yang terdapat pada ecoenzyme meliputi protease, lipase dan amilase yang berfungsi untuk mendegradasi atau menguraikan protein, karbohidrat dan lemak. Walaupun berasal dari hasil fermentasi, ecoenzyme dapat juga digunakan untuk membunuh patogen. Arun dan Sivashanmugam, 2015. Beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang pemanfaatan ecoenzyme diantaranya, dapat digunakan sebagai bahan pembersih rumah tangga alami, penyegar udara, kosmetik, insektisida, perawatan tubuh dari luar, dan pupuk organik Nazim dan Meera, 2017. Selain itu, didalam air, enzim ini dapat berperan sebagai protein yang dapat mengkatalisasi reaksi khususnya reaksi yang terjadi pada air limbah Deepak et al., 2019. Sedangkan dalam aspek lingkungan penggunaan ecoenzyme digunakan sebagai pengolahan air limbah domestik yang berfungsi menjaga kisaran pH netral limbah di saluran pembuangan Sayali et al., 2019. Proses penguraian bahan dalam ecoenzyme akan menghasilkan filtrat yang kaya akan asam amino dan asam asetat sehingga dapat digunakan sebagai pembersih maupun pupuk. Hal tersebut dilakukan melalui kombinasi proses diantaranya hidrolisis, yang bertujuan menghasilkan gula sederhana, asam amino, dan asam lemak. Hidrolisis diikuti oleh asidogenesis setelah dipecah oleh bakteri asidogenik menjadi molekul yang lebih sederhana. Asam lemak yang mudah menguap VFA akan menghasilkan amonia, CO2 dan H2S sebagai produk sampingan. Pada langkah selanjutnya, asetogenesis, yaitu molekul sederhana dari asidogenesis yang selanjutnya dicerna oleh bakteri asetogen untuk menghasilkan CO2, H2 dan asam asetat. Langkah terakhir yaitu metanogenesis di mana bakteri metanogen menghasilkan metana, CO2, dan air Dhiman, 2017. Berdasarkan informasi tersebut menjelaskan bahwa, peran ecoenzyme dalam proses pembuatan sabun batang diharapkan dapat membantu dalam membersihkan minyak sehingga meningkatkan fungsi sabun membunuh kuman. Selain bertujuan untuk mengetahui pengaruh ecoenzyme terhadap kualitas produk sabun batang yang akan dibuat, penelitian ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat kajian diversifikasi produk olahan yang berasal dari minyak jelantah dan ecoenzyme masih sangat minim untuk dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu, garbage enzyme tidak dapat dijadikan sebagai minuman karena bahan dasar pembuatannya berasal dari sampah-sampah organik. Akan tetapi garbage enzyme dapat digunakan untuk sebagai bahan pembersih rumah tangga alami, penyegar udara, kosmetik, insektisida, perawatan tubuh dari luar, dan pupuk organik Nazim & Meera, 2017. Ecoenzyme terbentuk dengan fermentasi alami yang mengandung protease, lipase, superoxide dismutase, biosurfactants, mikroorganisme hidup terutama ragi dan bahan aktif lainnya yang berfungsi untuk membersihkan noda minyak, menimbulkan proses deodorizes, pemurnian udara dan air, meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi lingkungan. Ecoenzyme juga dapat berguna untuk membunuh patogen atau memiliki sifat penghambat pathogen Rasit & Chee Kuan, 2018. Dalam air, enzim ini dapat berperan sebagai protein yang dapat mengkatalisasi reaksi khususnya reaksi yang terjadi pada air limbah Deepak et al., 2019. Terdapat beberapa penelitian yang telah menggunakan ecoenzyme sebagai bahan penelitian yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, diantaranya adalah pemanfaatan ecoenzyme sebagai pengolahan air limbah domestik dengan pengolahan terdesentralisasi dan juga menjaga kisaran pH netral limbah di saluran pembuangan Sayali et al., 2019. Ecoenzyme juga dapat digunakan sebagai pengawetan makanan karena sifatnya propionic. Kandungan asam yang efektif dalam mencegah pertumbuhan mikroba. Asam asetat dalam ecoenzyme juga dapat Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 795 menghancurkan organisme, sehingga dapat digunakan sebagai insektisida atau pestisida yang ramah lingkungan Rasit et al., 2019. Proses penguraian bahan-bahan dalam ecoenzyme akan menghasilkan filtrat yang kaya akan asam amino dan asam asetat sehingga dapat digunakan sebagai pembersih maupun pupuk Dhiman, 2017. Peneliti Indonesia juga memanfaatkan ecoenzyme sebagai salah satu bahan dalam pembuatan pembersih rumah tangga yang dipraktikkan langsung kepada ibu rumah tangga sebagai pengabdian masyarakat. Hal tersebut selain dapat mengurangi sampah menjaga lingkungan juga dapat meningkatkan keterampilan ibu rumah tangga Pujiati dan Retariandalas, 2019. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa jenis kandungan dalam ecoenzyme yang dapat berguna bagi kehidupan manusia. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Rasit et al., 2019, menjelaskan bahawa ecoenzyme mengandung propionic yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba. Kemudian penelitian yang dilakukan Jean Fall et al., 2015 juga menjelaskan proses fermentasi ecoenzyme akan menghasilkan ozon O3 yang dapat mengurangi karbon dioksida CO2 di atmosfer dan dapat menjebak logam berat di gugusan awan sekaligus mengurangi efek pemanasan global. Selain itu, nitrat NO3 dan karbonat CO3 dibentuk untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tumbuhan alami juga mengandung etanol yang memiliki sifat antiseptic Nazim & Meera, 2017. Disamping itu, ecoenzyme juga menghasilkan fitrat yang mengandung asam amino dan asam asetat sehingga dapat digunakan sebagai pembersih atau pupuk. Dhiman, 2017. Dari berbagai penjelasan literasi tersebut, menunjukan bahwa usaha untuk memperluas manfaat media ecoenzyme masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam dan kompherensif. Hal tersebut dikarenakan masih banyak media material yang dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih bermanfaat, diantaranya sabun batang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ecoenzyme terhadap kualitas produk sabun batang yang akan dibuat, dimana standar kualitas yang digunakan untuk mengetahui kelayakan sabun batang tersebut yaitu menggunakan parameter SNI 35322016, dan baku mutu limbah domestik. METODE Formula Kombinasi Pembuatan Sabun Formula kombinasi pembuatan sabun disusun menggunakan teknik desain faktorial yang terdiri dari tiga jenis perlakuan dengan kandungan minyak jelantah dan ecoenzyme yang berbeda-beda. Penyusunan formula kombinasi pembuatan sabun dapat dijelaskan sebagai berikut Tabel 1. Formulasi kombinasi sampel pengujian menggunakan empat parameter diantaranya, kandungan minyak jelantah, NaOH, ecoenzyme dan air yang berjumlah tiga alternatif kombinasi. Persentase kandungan dimasing-masing sampel ditentukan berdasarkan studi literatur terdahulu yang telah dilakukan oleh Deshanyuan 2017 proses pengujian hanya dilakukan satu kali pengulangan pada masing-masing sampel. Informasi kandungan parameter dimasing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 1. Bentuk fisik sampel pengujian sabun dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 sampel kombinasi sabun Tabel 1 Formulasi Pembuatan sabun 796 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Sampel pertama menunjukan produk sabun dengan kadar minyak jelantah sebesar 66 %, NaOH sebesar 13 %, ecoenzym 11 % dan kadar air sebanyak 9 %. Sampel kedua menunjukkan produk sabun dengan kadar minyak jelantah sebesar 56 %, NaOH sebesar 11 %, ecoenzym 16 % dan kadar air sebanyak 16 %. Sedangkan sampel ketiga menunjukan produk sabun dengan kadar kadar minyak jelantah sebesar 46 %, NaOH sebesar 9 %, ecoenzym 21 % dan kadar air sebanyak 23 %. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu komposisi pembuatan sabun batang yang terdiri dari minyak jelantah, NaOH, air, dan ecoenzyme. Kemudian terdapat variabel terikat yang akan terpengaruh oleh variabel bebas adalah kualitas sabun yang dihasilkan disesuaikan dengan syarat mutu SNI dan baku mutu limbah. Adanya variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini, maka memerlukan variabel kontrol untuk mengendalikan kedua variabel di atas. Variabel kontrol Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yang berfungsi untuk mengendalikan nilai parameter suhu. Suhu berperan penting dalam proses pembuatan sabun sehingga perlu dikendalikan dengan tepat. Pengendalian suhu diperlukan untuk memastikan temperatur minyak dan campuran antara NaOH, air dan ecoenzyme tidak melebihi 50 °C dan perbedaan kedua cairan adalah 10 °C. Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan design of eksperimen DOE yaitu terlebih dahulu menentukan kombinasi faktor yang akan digunakan minyak jelantah, NaOH, ecoenzym dan kadar air, menentukan level faktor satu level yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sampel pengujian. Data primer pengujian diperoleh melalui hasil pengujian laboratorium yang terdiri dari 1. Tingkat kadar air yang terkandung dalam sabun batang 2. Angka asam lemak bebas dari sabun batang 3. Banyaknya alkali bebas yang dihasilkan 4. Banyaknya total lemak 5. Tingkat kadar klorida 6. Banyaknya bahan tak larut dalam etanol 7. Jumlah lemak yang tak tersabunkan 8. Tingkat pH dari bekas cuci tangan 9. Konsentrasi BOD 10. Konsentrasi TSS 11. Jumlah TSS pada bekas cuci tangan 12. Banyaknya minyak lemak 13. Banyaknya amoniak Sedangkan teknik studi literatur digunakan untuk memperoleh data sekunder yang meliputi parameter standar SNI No. 32362016 yang berisi tentang kumpulan syarat mutu yang perlu dipenuhi oleh sabun padat. Selain itu peraturan baku mutu limbah domestik yang di keluarkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 berisi tentang kandungan parameter limbah. Pengolahan Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Proses menganalisis data menggunakan analisis regresi linear berganda yang bertujuan untuk memprediksi variabel prediktor Iriawan dan Astuti, 2006. Tujuan dari analisis regresi linear berganda yaitu untuk menguji pengaruh dari minyak jelantah dan ecoenzyme variabel prediktor terhadap standar mutu SNI sabun variabel respon. Tahapan pengolahan datanya dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Menyusun kombinasi antara tiga formula kombinasi bahan pembuatan sabun yang berbeda 2. Pengambilan sampel dari masing-masing formula kombinasi yang telah ditentukan. 3. Melakukan pengujian laboratorium terhadap kesesuaian sampel dengan standar mutu SNI sabun 4. Pembuatan tabulasi berdasarkan seluruh hasil uji laboratorium antara variabel prediktor dengan setiap parameter dalam SNI sabun padat 5. Melakukan uji regresi linear berganda dari variabel prediktor terhadap variabel respon menggunakan bantuan software Minitab 6. Menganalisa hasil pengujian dan membahas hasil pengujian regresi linear berganda, serta mengambil hipotesis. Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 797 Penyusunan Hipotesis Bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan minyak dengan ecoenzyme terhadap kualitas sabun berdasarkan standar mutu SNI 35322016. Desain hipotesis awal dan hipotesis alternatif dijelaskan sebagai berikut 1. H0 Adanya pengaruh antara minyak dan ecoenzyme terhadap kualitas sabun Parameter SNI 35322016 2. H1 Minyak dan ecoenzyme tidak berpengaruh pada kualitas sabun Parameter SNI 35322016 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Sabun Parameter air Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun Gambar 2. Parameter kadar air yang terkandung dalam ketiga sampel sabun tidak melewati batas maksimal dalam standar mutu SNI sabun yaitu dibawah 15 % standar kandungan kadar air. Tinggi rendahnya angka kadar air dipengaruhi oleh banyaknya minyak yang digunakan dan kecepatan pengaduk pada proses pembuatan sabun Jalaluddin et al., 2019. Kadar air yang terlalu tinggi akan memengaruhi kelarutan sabun dalam air saat digunakan, sehingga pada saat proses pencucian dengan sabun kotoran akan sulit dibersihkan kemudian juga akan mengakibatkan sabun mudah menyusut karena penggunaan sabun menjadi lebih besar Sukawaty, dan warnida, 2016. Gambar 2 Kandungan kadar air Asam lemak bebas Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter asam lemak bebas Gambar 3, menunjukkan dari ketiga sampel sabun telah memenuhi standar mutu SNI yaitu dibawah 2,5 % standar kandungan asam lemak bebas. Gambar 3 Kandungan asam lemak bebas Kandungan asam lemak bebas berasal dari asam lemak minyak yang digunakan, jika sabun mengandung asam lemak bebas yang tinggi maka akan memengaruhi proses emulsi sabun dengan kotoran, sabun akan susah menyatukan antara air dengan kotoran sehingga daya pembersihan sabun juga akan berkurang Hardian et al., 2014. Asam lemak bebas biasanya terbentuk oleh proses oksidasi dan hidrolisis enzim pengolahan dan penyimpanan. Jumlah asam lemak pada minyak dan jumlah basa yang memengaruhi tingkat asam lemak bebas yang dihasilkan pada sampel Ketaren, 1986. Tingginya asam lemak bebas dikarenakan oleh penggunaan minyak goreng secara berulang kali Wati Ibnu Hajar et al., 2016. Alkali bebas Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter alkali bebas Gambar 4, masing- masing sampel tidak memenuhi standar SNI yaitu melebihi 0,1 % standar kandungan alkali bebas. Semakin banyak penggunaan NaOH maka semakin banyak NaOH yang tersisa dari reaksi penyabunan sehingga meningkatkan angka alkali bebas dan akan menyebabkan iritasi pada kulit Prihanto & Irawan, 2019. Hal ini menjadi alasan bagi angka alkali bebas yang semakin meningkat karena kandungan NaOH dari ketiga sampel mengalami kenaikan. Gambar 4 Kandungan Alkali bebas 798 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Lemak tak tersabunkan Berdasarkan grafik hasil pengujian kualitas sabun pada parameter lemak yang tak tersabunkan dari ketiga sampel sabun telah memenuhi standar mutu SNI yaitu dibawah 0,5 % standar kandungan lemak taktersabunkan. Lemak yang tak tersabunkan merupakan lemak netral atau trigliserida pada sabun mandi padat yang tidak bereaksi selama proses penyabunan Langingi et al., 2012. Adanya lemak yang tak tersabunkan dapat disebabkan oleh terdapat komponen senyawa yang tak tersabunkan seperti alkohol berantai panjang, pigmen-pigmen, sterol, minyak-minyak mineral dan hidrokarbon Copeland et al., 2015. Gambar 5 Kandungan lemak tak tersabunkan Kadar klorida Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter kadar klorida Gambar 6, masing- masing sampel tidak memenuhi standar SNI karena telah melebihi 1,0 % standar kandungan kadar klorida. Kadar klorida yang tinggi akan menyebabkan peretakan pada sabun yang dibuat Firempong, C K and Mak-Mensah, 2011. Kadar klorida yang melebihi standar SNI disebabkan oleh air yang digunakan dalam proses pembuatan sabun mengandung kadar klorida yang cukup tinggi Vivian et al., 2014. Air mengandung kadar klorida karena air yang digunakan adalah air keran. Walaupun demikian kadar klorida tidak menimbulkan peretakan terhadap sabun Firempong, C K and Mak-Mensah, 2011. Gambar 6 Kandungan kadar klorida Total lemak Grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter total lemak Gambar 7 menunjukan bahwa masing- masing sampel telah memenuhi standar SNI karena melewati standar minimal 15,0 % standar kandungan total lemak. Angka total Lemak mengalami kenaikan dari sampel pertama hingga sampel ketiga dengan formula minyak berturut-turut adalah 66 %, 56 %, 46 % dan formulasi ecoenzyme berturut-turut adalah 11 %,16 %, 21 %. Hal ini disebabkan terdapat asam organik dalam ecoenzyme yang meningkatkan total lemak pada sabun. Salah satu asam yang terkandung dalam ecoeznyme adalah asam asetat sama halnya dengan pengaruh penambahan madu dalam sabun juga akan memengaruhi peningkatan total lemak. Madu juga mengandung asam asetat yang dapat memengaruhi total lemak Belitz, et al., 2019 Tingginya angka total lemak akan meningkatkan kulitas dan kekerasan sabun, tinggi rendahnya total lemak pada sabun juga dipengaruhi oleh jumlah kandungan pengikat minyak yang digunakan Mwanza and Zombe, 2020. Sampel ketiga mengandung total lemak yang paling tinggi disebabkan oleh banyaknya ecoenzyme yang digunakan berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme salah satu kandungan dalam ecoenzyme adalah minyak dan lemak sebanyak 13 mg/L. Sehingga semakin banyak ecoeznyme yang digunakan akan meningkatkan total lemak Linghunchuqiao, 2014. Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 799 Gambar 7 Kandungan total lemak Bahan tak larut etanol Berdasarkan grafik hasil uji kualitas sabun pada parameter bahan tak larut dalam etanol Gambar 8, masing-masing sampel tidak memenuhi standar SNI karena melebihi 0,5 % standar kandungan bahan tak larut dalam etanol. sedangkan angka bahan tal larut etanol ketiga sampel rata-rata berada pada jumlah 3 %. Bahan yang tidak larut dalam etanol adalah senyawa yang tidak terlarut dalam pelarut etanol Neswati et al., 2019. Pada umumnya disebabkan adanya serat yang terkandung dalam kandungan yang digunakan dalam membuat sabun Marpaung et al., 2019 Gambar 8 Kandungan bahan tak larut dalam etanol. Evaluasi Hasil Pengujian Air Limbah Bekas Cucian Sabun Pengambilan sampel limbah cucian sabun diperoleh melalui pegujian pada beberapa aktifitas yang menjadi sasaran penggunaan produk tersebut yaitu pekerja bangunan dan koki restoran. Selain dikarenakan asal bahan ecoenzym yang berasal dari fermentasi sisa produksi restoran, pertimbangan prioritas kegiatan juga menjadi landasan untuk memilih aktifitas tersebut. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali, dimana masing-masing pekerja diberikan kesempatan untuk melakukan cuci tangan menggunakan sabun tersebut setelah menjalankan aktifitas. Kategori pekerjaan tidak dibatasi atau bersifat random. Air cuci tangan masing-masing sampel kemudian ditampung menggunakan botol yang sudah disterilisasi berukuran masing-masing 1 liter. Air kemudian disimpan selama 1 x 24 jam yang kemudian diuji pada Laboratorium Teknologi Pertanian, Kota Padang dan Balai Pengujian Mutu Barang, Jakarta. Informasi kondisi tangan yang menjadi sampel pengujian sebelum dan sesudah menggunakan sabun cuci tangan dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Kondisi tangan sebelum dan sesudah cuci tangan Tingkat Keasaman pH Tingkat keasaman sebuah perairan dipengaruhi oleh tingginya asam mineral bebas dan asam karbonat yang menaikkan keasamannya. Angka pH atau derajat keasaman dari air bekas cuci sabun ecoenzyme tidak melewati batas standar Baku Mutu Limbah Domestik Gambar 9. Standar pH yang terkandung dalam air bekas cucian adalah dari 6 sampai 9, sedangkan ketiga sampel bekas cucian yang kita uji rata-rata berada pada angka 7 sampai dengan 8. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keasaman pada bekas cucian dengan sabun yang digunakan cukup stabil karena tidak melebihi atau kurang dari standar Baku Mutu Limbah Domestik. Angka pH akan 800 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 memengaruhi kelarutan unsur hara serta dapat menghambat kelarutan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman juga terhambat Afia Awaliya, 2016. Gambar 10 Tingkat keasaman pH sampel BOD Biochemical Oxygen Demand Hasil pengujian bekas cucian sabun dengan standar Baku Mutu Limbah Domestik menunjukan bahwa kandungan BOD Biochemical Oxygen Demand pada air limbah telah melebihi batas maksimum pada standar baku mutu yaitu 30 mg/l Gambar 10. Sedangkan limbah dari ketiga sampel mengandung BOD yang mencapai 100 hingga 200 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa proses menguraikan benda organik oleh bakteri membutuhkan oksigen yang cukup banyak Darmayanti, 2011. Pada saat bakteri menguraikan bahan organik yang terkandung dalam air bekas cucian akan membutuhkan oksigen secara terus menerus, jika tidak mendapatkan oksigen proses penguraian akan terus berlanjut namun tidak bisa bertahan lama. Gambar 11 Perbandingan parameter BOD Bakteri pada sampel memiliki batasan kemampuan mengurai bahan organik sehingga proses penguraian tidak dapat berlangsung dengan sempurna Wahyu Purnomo et al., 2014 . Salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya kandungan bahan organik dalam air limbah, bahan organik berasal dari jenis kotoran yang dibersihkan menggunakan sabun salah satu contohnya adalah kotoran yang mengandung minyak Effendi, 2003. Jadi tingginya angka BOD pada sampel ketiga disebabkan oleh banyaknya zat organik yang terkandung pada kotoran, selain itu berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme, BOD yang terkandung dalam ecoenzyme adalah 17,500 mg/L, tingginya BOD pada ecoenzyme berasal dari bahan organik di dalamnya seperti kulit-kulit buah dan lain-lain Linghunchuqiao, 2014 COD Chemical Oxygen Demand Gambar 11 menunjukkan jumlah COD dalam bekas cucian tiap sampel sabun tidak melewati jumlah maksimal yang telah ditetapkan oleh standar baku mutu. COD Chemical Oxygen Demand merupakan kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan organik secara kimiawi, selain itu semakin tinggi COD menandakan tingginya zat-zat kimia yang terkandung pada limbah domestik Lita Darmayanti, 2011. Rendahnya angka COD pada pengujian bekas cucian sabun disebabkan oleh peran ecoenzyme yang dapat menurunkan kandungan zat-zat kimia yang terkandung dalam sebuah objek sehingga bekas cucian dari sabun mengandung COD yang tidak melebihi standar Baku Mutu Rasit dkk, 2019. Berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme COD yang terkandung dalam ecoenzyme adalah 52,450 mg/L Linghunchuqiao, 2014 TSS Total Suspended Solid Pada proses mencuci tangan dengan ketiga sampel sabun, terdapat kotoran yang berasal dari tukang bangunan dan koki sehingga terdapat banyak padatan yang terjatuh ke dalam bekas cucian sabun. Hal tersebut menyebabkan hasil pengujian pada TSS Total Suspended Solid melebihi standar Baku Mutu Limbah Domestik Gambar 12. TSS merupakan kandungan zat-zat yang berwujud padat dan tersuspensi dalam air, zat tersebut dapat berupa komponen biotik seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, dan fungi dan komponen abiotik seperti pasir, lumpur, dan tanah liat Doraja et al., 2012. Jika air limbah mengandung TSS yang cukup tinggi maka akan memengaruhi tingkat kekeruhan air, kemudian air akan mengalir ke kolam atau perairan lain yang lebih besar sehingga dapat mengakibatkan Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 801 penghambatan pada cahaya matahari yang masuk ke dalam air dan memengaruhi proses fotosintesis Ester Suoth & Nazir, 2016. Banyaknya kotoran yang berbentuk padatan dari tukang bangunan seperti pasir-pasir dan semen serta makanan yang tersisa ditangan koki mengakibatkan meningkatnya angka TSS. selain itu berdasarkan hasil pengujian kandungan ecoenzyme TSS yang terkandung dalam ecoenzyme adalah 880 mg/L, TSS pada ecoenzyme berasal dari proses fermentasi Linghunchuqiao, 2014 Minyak dan Lemak Bekas cucian dengan ketiga sampel menghasilkan angka minyak dan lemak yang tidak melebihi standar Baku Mutu Limbah Domestik yaitu tidak melebihi 5 mg/L. Walaupun terdapat kotoran yang berasal dari dapur atau koki, akan tetapi jumlahnya cukup rendah sehingga angka minyak dan lemak dari bekas cucian sabun tidak melebihi standar Baku mutu limbah domestik Gambar 12 . Minyak dan lemak merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam air limbah, selain dapat menyebabkan masalah lingkungan minyak dan lemak juga akan menyebabkan penyumbatan pada pipa air Zaharah et al., 2018 Minyak dan lemak adalah komponen yang sulit terlarut dalam air maka minyak akan terapung diatas air Jika limbah dengan minyak dan lemak mengalir ke perairan yang lebih besar maka akan menutupi permukaan air dan merusak kehidupan organisme dalam air Putra dan Fitria, 2015 Gambar 12 Perbandingan kandungan minyak dan lemak masing-masing sampel Hubungan jumlah minyak jelantah dan ecoenzyme terhadap nilai parameter SNI sabun padat Kadar air Gambar 13 Hasil uji paramater minyak dan ecoenzym terhadap kadar air. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda Gambar 13, menunjukan terjadinya hubungan multikolinieritas diantara variabel bebas yang artinya adanya hubungan yang erat antar variabel x prediktor antara minyak dengan ecoenzyme. Hal ini menyebabkan hasil pengujian tidak menampilkan kandungan ecoenzyme. Hasil tersebut menjelaskan jika terdapat 1 gram minyak yang ditambahkan dalam proses pembuatan sabun maka akan menghasilkan 0,1435 kadar air atau fy. Dalam penelitian ini nilai signifikanyang digunakan adalah š›¼ = 5 %, P-Value atau korelasi antara minyak dengan kadar air adalah 0,750 > š›¼ yang artinya antara minyak dan kadar air tidak memiliki korelasi atau hubungan karena P-Value tidak signifikan. Hal tersebut menyebabkan hipotesis awal ditolak dan menerima hipotesis alternatif yaitu minyak dan ecoenzyme tidak berpengaruh terhadap kadar air. 802 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Total lemak Gambar 14 Hasil uji paramater minyak dan ecoenzym terhadap total lemak Gambar 14 menjelaskan bahwa sebanyak 1 gram minyak yang ditambahkan dalam proses pembuatan sabun maka akan menghasilkan 0,626 total lemak. Angka negatif dari nilai koefisien minyak artinya semakin banyak minyak maka semakin sedikit lemak yang dihasilkan. Berdasarkan pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah ecoenzyme yang digunakan sehingga dapat menurunkan angka total lemak pada sabun. Selain itu, nilai signifikan pada pengujian menunjukan angka 0,093 mendekati nilai š›¼ artinya, korelasi antara minyak dan ecoenzyme terhadap total lemak cukup signifikan sehingga menerima hipotesis awal yaitu adanya hubungan antara minyak dan ecoenzyme terhadap total lemak. Bahan tak larut dalam etanol Gambar 15 Hasil uji paramater minyak dan ecoenzym terhadap bahan tak larut dalam etanol Gambar 15 menunjukan bahwa sebanyak 1 gram minyak yang ditambahkan dalam proses pembuatan sabun maka akan menghasilkan 0,0281 bahan tak larut dalam etanol atau fy. Hubungan minyak dan ecoenzyme terhadap bahan tidak larut dalam etanol dikatakan tidak signifikan karena angka P-Value > α = 5%, P-Value hasil pengujian tersebut adalah 0,493. Artinya minyak dan ecoenzyme tidak memengaruhi jumlah bahan yang tak larut dalam etanol. Selain itu, nilai R-sq yang dari hasil pengujian adalah 51,2 % hal ini menandakan bahwa pengaruh minyak dan ecoenzyme terhadap bahan tak larut dalam etanol sebesar 51,2 %, sisanya adalah pengaruh yang berasal dari faktor lainnya KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian terhadap produk sabun yang telah dibuat maka diperoleh beberapa kesimpulan akhir sebagai berikut 1. Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa ketiga sampel produk sabun yang dibuat tidak memenuhi syarat SNI 35322016 dan standar baku mutu limbah domestik dengan sempurna. 2. Bahan minyak dan ecoenzyme memengaruhi kualitas sabun berdasarkan standar mutu SNI 32352016, namun hanya terbatas pada parameter total lemak. Berdasarkan hasil pengujiannya walaupun angka alkali bebas dan kadar kloridanya tidak sesuai dengan standar mutu SNI tetapi hasil pengujian sampel ketiga yang paling mendekati standar mutu SNI yaitu 46 % minyak dan 21 % ecoenzyme. DAFTAR PUSTAKA Afia Awaliya, N. B. 2016. FITOREMEDIASI LIMBAH DOMESTIK Detergent MENGGUNAKAN ECENG GONDOKEichorniacrassipesUNTUKMENGATASI PENCEMARANLINGKUNGAN. 3, 577–590. Alamsyah, M., Kalla, R., & La Ifa, L. I. 2017. PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN PROSES ADSORBSI. Journal Of Chemical Process Engineering, 22, 22. Arun, C., & Sivashanmugam, P. 2015. Investigation of biocatalytic potential of Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 803 garbage enzyme and its influence on stabilization of industrial waste activated sludge. Process Safety and Environmental Protection, 94C, 471–478. Aryani, D., & Rosinta, F. 2010. Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Jurnal Ilmu Administrasi Dan Organisasi, 172, 114–126. Aziz, I., Nurbayti, S., & Ulum, B. 2011. Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas. Jurnal Kimia VALENSI, 22. Belitz, Grosch, W., & Schieberle, P. 2019. Food Chemistry. In Encyclopedia of Microbiology. Springer Berlin Heidelberg. Copeland, L. R., Kleiman, R., & Lakes, S. 2015. 12 United States Patent Patent No. US 8,927,034 B2. Deepak, V., Singh, A. N., & P. S. 2019. Use of Garbage Enzyme. In International Journal of Scientific Resarch and Review Vol. 07, Issue September pp. 210–205. Deshanyuan. 2017. Ecoenzyme handmade soap production method. In Ecoenzyme. Dhiman, S. 2017. Eco-Enzyme-A Perfect House-Hold Organic Cleanser. International Journal of Engineering Technology, Management and Applied Sciences, 511, 19–23. Doraja, P. H., Shovitri, M., & Kuswytasari, N. D. 2012. Biodegradasi Limbah Domestik Dengan Menggunakan Inokulum Alami Dari Tangki Septik. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 11, 44–47. Effendi. 2003. Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. In Kanisius pp. 53–79. Ester Suoth, A., & Nazir, E. N. 2016. KARAKTERISTIK AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA SALAH SATU PERUMAHAN MENENGAH KEATAS DI TANGERANG SELATAN. Jurnal Ecolab, 102, 80–88. Firempong, C K and Mak-Mensah, E. 2011. Chemical characteristics of toilet soap prepared from neem Azadirachta indica A . Juss seed oil. Asian Journal of Plant Science and Research, 14, 1–7. Hardian, K., Ali, A., & ’ Y. 2014. EVALUASI MUTU SABUN PADAT TRANSPARAN DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PENAMBAHAN SLS Sodium Lauryl Sulfate DAN SUKROSA. Jurnal Online Mahasiswa JOM Bidang Pertanian, 12, 1–11. Iriawan, N., & Astuti, S. P. 2006. Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Jalaluddin, J., Aji, A., & Nuriani, S. 2019. Pemanfaatan Minyak Sereh Cymbopogon nardus L sebagai Antioksidan pada Sabun Mandi Padat. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 71, 52. Jean Fall, Abdoulaye Loum Sagne, M., & Malick, D. 2015. International Journal of Advanced Research in Biological Sciences. Int. J. Adv. Res. 211, 143–154. Kartika, D., & Widyaningsih, S. 2013. Konsentrasi Katalis dan Suhu Optimum pada Reaksi Esterifikasi menggunakan Katalis Zeolit Alam Aktif ZAH dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah. Jurnal Natur Indonesia, 143, 219. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press, 2, 30–36. Khuzaimah, S. 2016. Pembuatan Sabun Padat dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Ratih Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau, 22, 11. 804 Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 Langingi, R., Momuat, L. I., & Kumaunang, M. G. 2012. Pembuatan Sabun Mandi Padat dari VCO yang Mengandung Karotenoid Wortel. Jurnal MIPA, 11, 20. Linghunchuqiao. 2014. Experimental report of ecoenzyme. Lita Darmayanti, Y. L. H. 2011. NPengaruh penambahan media pada sumur resapan dalam memperbaiki kualitas air limbah rumah tanggao Title. Jurnal Sains Dan Teknologi, 102, 61–66. Marpaung, J. J. A., Ayu, D. F., & Efendi, R. 2019. Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak Kelapa Murni dengan Penambahan Ekstrak Daging Buah Pepaya. Jurnal Agroindustri Halal, 52, 161–170. Mwanza, C., & Zombe, K. 2020. Comparative Evaluation of Some Physicochemical Properties on Selected Commercially Available Soaps on the Zambian Market. OALib, 0703, 1–13. Nancholas, T. 2019. Britain loves a bar of soap. UK. Insight. in-uk/ Nazim, F., & Meera, V. 2017. Comparison of Treatment of Greywater Using. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology, 64, 49–54. Neswati, N., Ismanto, S. D., & Derosya, V. 2019. Analisis Kimia dan Sifat Antibakteri Sabun Transparan Berbasis Minyak Kelapa Sawit dengan Penambahan Ekstrak Mikropartikel Gambir. JURNAL AGROINDUSTRI HALAL, 52. Ningrum, N. P., & Kusuma, M. A. I. 2013. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas dan Abu Kulit Buah Kapuk Randu Soda Qie sebagai Bahan Pembuatan Sabun Mandi Organik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri, 22, 275–285. Pujiati, A., & Retariandalas, R. 2019. Utilization of Domestic Waste for Bar Soap and Enzyme Cleanner Ecoenzyme [Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Untuk Pembuatan Sabun Batang Dan Pembersih Serbaguna Ecoenzym]. Proceeding of Community Development, 2, 777. Putra, Y. D., & Fitria, L. 2015. UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN TERHADAP IKAN MAS Cyprinus Carpio L.. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 31. Rasit, N., & Chee Kuan, O. 2018. Investigation on the Influence of Bio-catalytic Enzyme Produced from Fruit and Vegetable Waste on Palm Oil Mill Effluent. IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 1401. Rasit, N., Lim, H. F., & Azlina, W. 2019. Production and Characterization of Eco Enzyme Produced From Tomato and Orange Wastes and Its Influence on the Aquaculture Sludge. International Journal of Civil Engineering and Technology, 103, 967–980. safrizal, S. 2016. Pengendalian Kualitas dengan Metode Six Sigma. Jurnal Manajemen Dan Keuangan Unsam, 52, 615–626. Sayali, J. D., Shruti, S. C., Shweta, S. S., Sudarshan, P. E., Akash, D. H., Shrikant, P. T., & Students, D. 2019. Use of Eco Enzymes in Domestic Waste Water Treatment. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 42, 568–570. Sukawaty, warnida, A. 2016. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol Umbi Bawang Tiwai Eleutherine bulbosa Mill. Urb.. Media Farmasi Jurnal Ilmu Farmasi, 131, 14–22. Tang, F. E., & Tong, C. W. 2011. A Study of the Garbage Enzyme’s Effects in Domestic Wastewater. International Journal of Environemntal, 512, 887–892. Megawati dan Nugroho /AGROINTEK 153 792-805 805 of-the-garbage-enzyme-s-effects-in-domestic-wastewater Vivian, O. P., Nathan, O., Osano, A., Mesopirr, L., & Omwoyo, W. N. 2014. Assessment of the Physicochemical Properties of Selected Commercial Soaps Manufactured and Sold in Kenya. Open Journal of Applied Sciences, 0408, 433–440. Wahyu Purnomo, P., Apriliana, R., & Rudiyanti, S. 2014. Keanekaragaman Jenis Bakteri Perairan Dasar Berdasarkan Tipe Tutupan Permukaan Perairan Di Rawa Pening. MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES, 3, 119–128. Wahyudi, A. 2018. PENGARUH PENAMBAHAN ARENGA SACCHARIFERA TERHADAP KUALITAS PRODUK SABUN TRANSPARAN. Jurnal Redoks, 32, 30. Warastiko, C. 2016. KONVENSIONAL BED-BATH DAN PREPACKED DISPOSIBLE BED-BATH DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG. Jurnal Skolastik Keperawatan, 22, 122. Wati Ibnu Hajar, E., Febri Wirasny Purba, A., & Handayani, P. 2016. PROSES PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN AMPAS TEBU UNTUK PEMBUATAN SABUN PADAT. In Jurnal Integrasi Proses Vol. 6, Issue 2. Widyasanti, A., Farddani, C., & Rohdiana, D. 2016. PEMBUATAN SABUN PADAT TRANSPARAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA SAWIT Palm oil DENGAN PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EKSTRAK TEH PUTIH Camellia sinensis. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 53. Zaharah, T. A., Nurlina, N., & Moelyani, R. R. 2018. Reduksi minyak, lemak, dan bahan organik limbah rumah makan menggunakan grease trap termodifikasi karbon aktif. Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan Journal of Environmental Sustainability Management, 25–33. AUTHORGUIDELINESTermandCondition1.Typesofpaperare originalresearchorreviewpaperthatrelevanttoourFocusand Scope a nd never or in  the process of bei ng published in any national orinternationaljournal2.PaperiswritteningoodIndonesianorEnglish3.Paper must be submitted to andjournaltemplatecouldbedownloadhere.4.Paper should not exceed 15 printed pages spaces including figure s andtablesArticleStructure1.Please ensure that the e-mail address is given, up to date and available forcommunicationbythecorrespondingauthor2.ArticlestructurefororiginalresearchcontainsTitle,Thepurposeofatitlei stograbtheattentionofyourreadersandhelpthemdecideifyourworkisrelevanttothem.Titleshouldbeconcisenomorethan15words.Indicateclearlythedifferenceofyourworkwithpreviousstudies.Abstract,Theabstractisacondensedversionofanarticle,andcontainsimportantpointsofintroduction,methods,results,andconclusions.Itshouldreflectclearlythe content of the a rticle. There is no refer ence permitted in the abs tract, andabbreviation preferably be avoided. Should abbreviation is used, it has to bedefinedinitsfirstappearanceintheabstract.Keywords,Keywordsshouldcontainminimumof3andmaximumof6words,separatedbysemicolon.Keywordsshouldbeabletoaidsearchingforthearticle.Introduction, Introduction should include sufficient background, goals of thework, and statement on the unique contribution of the article in the field.FollowingquestionsshouldbeaddressedintheintroductionWhythetopicisnewand important? What has been done previously? How result of the researchcontributetonewunderstandingtothefield?Theintroductionshouldbeconcise,nomorethanoneortwopages,andwritteninpresenttense.Materialī€ˆandī€ˆmethods,ā€œThissectionmentionsindetailmaterialandmethodsusedtosolvetheproblem,orproveordisprovethehypothesis.Itmaycontainalltheterminologyandthenotationsused,anddeveloptheequationsusedforreachingasolution.Itshouldallowareadertoreplicateī€ˆtheī€ˆworkā€ī€…Resultanddiscussion,ī€…ā€œThisī€ˆsectionī€ˆshowsī€ˆtheī€ˆfactsī€ˆcollectedī€ˆfromī€ˆtheī€ˆworkī€ˆtoī€ˆshownewsolutiontotheproblem.Tablesandfiguresshouldbeclearandconcisetoillustratethefindings.Discussionexplainssignificanceoftheresults.ā€ī€…Conclusions,ī€…ā€œConclusionī€ˆexpressesī€ˆsummaryī€ˆofī€ˆfindings,ī€ˆandī€ˆprovidesī€ˆanswerī€ˆtoī€ˆtheī€ˆgoalsī€ˆofī€ˆtheī€ˆwork.ī€ˆConclusionī€ˆshouldī€ˆnotī€ˆrepeatī€ˆtheī€ˆdiscussion.ā€ī€… Acknowledgment,Acknowledgementconsistsfundingbody,andlistofpeoplewhohelpwithlanguage,proofreading,statisticalprocessing,etc.References, We suggesta uthorsto use citation manager such as Mendeley tocomplywithEcologystyle.Referencesareatleast10 sources.Ratioofprimaryandsecondarysources definition ofprimaryandsecondarysourcesshouldbeminimum80 M., Corbeels, M., Leffelaar, Van Keulen, H., Wery, J., Ewert, F.,2012.Buildingcropmodelswithindifferentcropmodellingframeworks.Agric.Syst.113,57–63.doi the Tobacco Supply. Agric. Sci. Procedia 3, 255– ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Zambian market has witnessed an impressive upsurge in the production and consumption of a variety of soaps in recent years. However, there is scant, if any, knowledge of the quality and safety of these soaps. In this undertaking, the quality of some selected soaps was evaluated. The soap samples were randomly obtained from various supermarkets. The qualities of soaps were assessed based on the following physicochemical parameters free caustic alkali FCA, moisture content MC, total fatty matter TFM, pH and total alkali content TAC. Upon analysis, a variation in these physicochemical properties was observed. Percent MC ranged between ± and ± Solo and Yebo recorded the highest MC. The pH values ranged from ± to ± Yet again, Yebo had the highest pH followed by Solo and then Romeo. The TAC was between ± to ± and FCA values were from to ± Romeo had the highest TAC value ± followed by Dettol ± Only Solo and Yebo showed some traces of FCA. On the other hand, TFM values ranged from ± to ± Romeo recorded the highest TFM value ± and Yebo recorded the lowest ± On average, most soaps analysed herein were of fairly acceptable quality and are fit for extract microparticle is adding the value of palm oil-based transparent soap. Catechin content from extract gambir has the antibacterial activity to Staphylococcus aureus. As microparticle, extract gambir can be absorbed well into skin pore when applied as one of transparent soap contents. Thus, this research aimed for obtaining information related to the optimum concentration of extract gambir in microparticle, based on chemical characteristic and antimicrobial. Gambir was locally obtained from Pangkalan, 50 Kota District, West Sumatera. Gambir was diluted in ethanol then ultrasonified in order to get gambir as microparticle. There were 8 treatments and duplicated which were 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% and 10% of gambir extract addition. From this study, the optimum addition of gambir extract was 5% with of water and volatile content, was insoluble in ethanol, of free fatty acid, of fatty acid, unsaponifiable fraction, and the inhibition zone diameter of Staphylococcus aureus was JalaluddinAmri AjiSari NurianiSabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, dan berbusa. Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak sereh pada sabun mandi padat, pengaruh kecepatan putaran pada pembuatan sabun mandi padat,dan menganalisa karakteristik sabun terhadap kadar air, nilai pH, dan asam lemak bebas. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan 3 ml minyak sereh pada kecepatan putaran 500 rpm kadar air yang didapat yaitu sebesar 12,8 %, kadar asam lemak bebas sebesar 0,205%, dan nilai pH sebesar 9, Kuncisabun, saponifikasi, minyak sereh, karakteristik sabunAnik PujiatiRetariandalas RetariandalasMost of the waste problems come from household waste, both organic and inorganic waste. Household waste if managed properly can be a resource. The purpose of the community serviced activities that we have done is to utilized household waste into valuable products, the waste we treat is used cooking oil and fruit skin waste. Used cooking oil is residual frying oil which can be harmful to health if consumed or if thrown into the environment. While fruit and vegetable skin waste as domestic waste with the largest percentage will have to be handled so that it can reduce the volume of waste. In this community service, we provide knowledge in the form of household waste management, how to make bar soap from used cooking oil and cleaning fluid from fruit skin waste and its application to daily life. With direct practice, housewives as participants in this training were very enthusiastic about participating in this program, because, in addition to being able to reduce waste to landfill, they could also save on monthly expenses to buy cleaning waste from supermarkets, such as vegetables and fruits dreg are always discarded as solid waste and disposed to landfill. Implementing waste recovery method as a form of waste management strategy will reduce the amount of waste disposed. One of the ways to achieve this goal is through fermentation of the pre-consumer supermarket waste to produce a solution known as garbage enzyme. This study has been conducted to produce and characterize biocatalytic garbage enzyme and to evaluate its influence on palm oil mill effluent as a pre-treatment process before further biological process takes place. Garbage enzyme was produced by three-month long fermentation of a mixture of molasses, pre-consumer supermarket residues, and water in the ratio of 1310. Subsequently, the characterization of enzyme was conducted based on pH, total solids TS, total suspended solids TSS, total dissolved solids TDS, chemical oxygen demand COD, and enzyme activities. The influence of produced enzyme was evaluated on oil & grease O&G, TSS and COD of palm oil mill effluent POME. Different levels of dilution of garbage enzyme to POME samples 5%, 10%, 15% were explored as pre-treatment duration of six days and the results showed that the garbage enzyme contained bio-catalytic enzyme such as amylase, protease, and lipase. The pre-treatment showed removal of 90% of O&G in 15% dilution of garbage enzyme. Meanwhile, reduction of TSS and COD in dilution of 10% garbage enzyme were measured at 50% and 25% respectively. The findings of this study are important to analyse the effectiveness of pre-treatment for further improvement of anaerobic treatment process of POME, especially during hydrolysis ini bertujuan menentukan konsentrasi NaOH yang optimum untuk direaksikan dengan VCO mengandung karotenoid wortel guna menghasilkan sabun mandi padat yang memenuhi kualitas Standar Nasional Indonesia SNI No. 06-3532-1994. Pembuatan sabun mandi diawali dengan penentuan bilangan penyabunan, yang digunakan pada perhitungan konsentrasi NaOH, yakni 25%, 30% dan 35%. Sabun mandi padat yang dihasilkan diuji kualitasnya menurut SNI No. 06-3532-1994. Bilangan penyabunan dari VCO mengandung karotenoid wortel diperoleh sebesar 173,18 mg. Sabun mandi pada semua konsentrasi NaOH memenuhi SNI untuk uji jumlah asam lemak, alkali bebas dan asam lemak bebas. Untuk kadar air, sabun yang memenuhi SNI ada pada konsentrasi NaOH 35%, dan minyak mineral pada konsentrasi NaOH 30%. Sabun pada semua konsentrasi NaOH tidak memenuhi SNI untuk uji lemak netral. Penelitian ini menyimpulkan bahwa belum diperoleh konsentrasi NaOH yang optimum untuk pembuatan sabun mandi padat dari VCO mengandung karotenoid wortel yang memenuhi kualitas SNI No. 06-3532-1994. Sabun mandi yang mendekati kualitas SNI ada pada konsetrasi NaOH 30% dan 35%.Dwi AryaniFebrina RosintaThe aim of the research is to analyze how the service quality can affect customer’s satisfactionin shaping costumer’s loyalty. The research is quantitative and uses non-probability purposive samplingtechnique. The instrument of the research uses questionnaires which were analyzed with Structural EquationModeling. The result of the research shows that the five dimensions, physical evidence, empathy, reliability,quickness, and guaranty positively affect the service quality. The other results show that customer’s satisfactionis a preceding factor of customer’s loyalty. The direct effect of service quality on customer’s loyalty does notsustain the research, since the researcher did not find any significant direct relation between service qualityand customer’s States Patent Patent No. US 8L R CopelandR KleimanS LakesCopeland, L. R., Kleiman, R., & Lakes, S. 2015. 12 United States Patent Patent No. US 8,927,034 Walaupunfungsi utamanya adalah membersihkan kulit kepala dan batang rambut, nyatanya setiap jenis sampo maka sampo penumbuh rambut dapat menjadi pilihan produk selanjutnya untuk dipakai. dan zat besi. Protein yang dikonsumsi sebaiknya imbang antara protein hewani dan nabati di mana dapat diperoleh dari telur, ikan, ayam, serta kedelai Pilihan Contoh Pengemasan Untuk Olahan Bahan Hewani - Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Contoh kemasan untuk produk olahan. Contoh Pengemasan Untuk Olahan Bahan Hewani Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk. Menyebutkan manfaat makanan khas daerah. Sumber daya alam hewani sangat mudah rusak sehingga dalam pengolahan of Contents*hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek*Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMA*PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3*30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar*Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJeh*Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide Siswa1* Tauco dan Produk Tradisional Hasil Fermentasi KacangkacanganMakanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani. Lihat juga cara membuat penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan... Tauco dan Produk Tradisional Hasil Fermentasi Kacangkacangan Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Titik kritis bahan berbahaya dalam kosmetika Ā» jun 1.... Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. 2* PENGENALAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN YANG BERACUN DAN BERBAHAYA BAGILabel merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk... PENGENALAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN YANG BERACUN DAN BERBAHAYA BAGI Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk olahan susu lainnya. 3* Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat iniGambar Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini 960x1357Pelabelan harus jujur dan pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk sda hewani yang melimpah, bisa dilakukan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik... Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani. Produksi pengolahan hasil hewani Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. Getuk adalah makanan khas betawi yang sering dijumpai di.. Hal ini akan menekan harga pokok produksi dari produk tersebut karena bahan baku tidak memerlukan biaya transportasi. 4* Ptp Bahan Pangan Hewani [PPTX Powerpoint]Gambar Ptp Bahan Pangan Hewani [PPTX Powerpoint] 680x510Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, sedangkan. Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu... Ptp Bahan Pangan Hewani [PPTX Powerpoint] ... Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani. ;Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a. Keawetan dan higienitas produk untuk dalam. Menyebutkan manfaat makanan khas daerah. With your very own digital flipbook.!!5* Noministnow Contoh Produk Olahan Makanan FungsionalGambar Noministnow Contoh Produk Olahan Makanan Fungsional 624x519Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling. Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, your very own digital flipbook. Noministnow Contoh Produk Olahan Makanan Fungsional Penyajian/pengemasan memegang peranan penting dalam proses produksi pengolahan pangan karena akan menjadi daya tarik orang untuk memakannya atau konsumen untuk membelinya. Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Untuk membuat fish stick berasal dari fillet ikan. Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani.. Menyebutkan manfaat makanan khas daerah. 6* Olahan Setengah Jadi Dari Ikan Ide SiswaImagine what you could be sharing. Olahan Setengah Jadi Dari Ikan Ide Siswa Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk.. 11 makanan awetan dari bahan hewani yang cocok untuk bulan puasa. 7* Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat iniGambar Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini 768x1024Makanan awetan berbahan dasar hewani yang saat ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan. Produk pengolahan dan kewirausahaan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah. Rasa dari daging dendeng ini adalah asin bahan baku yang berbahan dasar sumber daya alam sda hewani tentu menjadi peluang yang.. Proposal Usaha Makanan Awetan Hewani Latar belakang pada saat ini Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali. Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Getuk adalah makanan khas betawi yang sering dijumpai di.. Keawetan dan higienitas produk untuk dalam. 8* Hasil Olahan Teknologi Pangan Dari Susu Sapi Info Tentang Susu lengkapPelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Hasil Olahan Teknologi Pangan Dari Susu Sapi Info Tentang Susu Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, sedangkan. Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung.... Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek9* Jenis Bahan Pangan Nabati Dan HewaniWadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung. Jenis Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Pengemasan dan pelabelan adalah tahap terkakhir dalam proses pengolahan pangan sebelum dipasarkan. Penyajian/pengemasan memegang peranan penting dalam proses produksi pengolahan pangan karena akan menjadi daya tarik orang untuk memakannya atau konsumen untuk membelinya. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Beberapa olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara.. 3 produk makanan hewani kerap terpapar bakteri -Melimpahnya bahan baku yang berbahan dasar sumber daya alam sda hewani tentu menjadi peluang yang. Soal dan jawaban pengolahan makanan awetan dari bahan hewani draft. Ketahui macam makanan awetan dari bahan nabati dan. Pengemasan seringkali menjadi faktor penentu kesuksesan suatu produk. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Produksi pengolahan hasil hewani Ada banyak sekali contoh bahan nabati dan hewani yang bisa dijadikan olahan makanan atau produk lainnya.>>10* 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan SekitarGambar 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar 1000x572Kedua bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani. With your very own digital flipbook. Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar Selain disajikan sebagai lauk pauk, tempe juga bisa menjadi bahan tambahan atau campuran dalam berbagai masakan. Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk olahan susu lainnya. !Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. Melimpahnya bahan baku yang berbahan dasar sumber daya alam sda hewani tentu menjadi peluang yang. Produk pengolahan dan kewirausahaan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah. Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMA11* Pelatihan Pembuatan Kue Dengan Bahan Olahan Ikan ANTARA Foto lengkapContoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi mentimun adalah sayuran yang banyak mengandung air dan renyah.. Pelatihan Pembuatan Kue Dengan Bahan Olahan Ikan ANTARA Foto Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. Pelabelan harus jujur dan informative. Penggunaan wadah kemasan biasanya untuk makanan yang dibawa pulang oleh pembeli. Krim dapat diolah menjadi mentega, sedangkan skim digunakan untuk olahan susu lainnya. Selain untuk memperpanjang lama simpan awet dan tahan awetan dari bahan hewani juga dapat melindungi produk dan memberikan nilai tambah. Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani... Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. 12* Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan HewaniGambar Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani 960x720Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling.. Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani Untuk memahami proses pengelohan bahan hewani, maka perlu dipahami terlebih dahulu karakteristik bahan dan penanganan p asca panen. Jenis ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. Strategi pemasaran produk makanan olahan melalui pengemasan dan pelabelan packing and labelling dipublikasikan di jurnal ekbis ekonomi. 0,098 mg asam pantothenic vitamin. Jenis ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. 13* Saggipolaris Creative Art Studio STPM Memoria Contoh FolioPembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling.. Saggipolaris Creative Art Studio STPM Memoria Contoh Folio Tapi daging asap dalam kemasan berbeda dengan daging asap segar lhoternyata daging asap secara harafiah merupakan daging yang diawetkan dengan cara pengasapan.... . Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. !!Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Pengemasan adalah salah satu faktor penentu kesuksesan suatu produk. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani. With your very own digital flipbook.!14* teknikpengeringanmakanan AfikRubikKosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara. teknikpengeringanmakanan AfikRubik Pengemasan seringkali menjadi faktor penentu kesuksesan suatu produk. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani. 0,098 mg asam pantothenic vitamin. Pengemasan dan perawatan produk hasil pengawetan bahan nabati dan hewani. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani.. 752 resep hewani ala rumahan yang sederhana dan lezat dari komunitas memasak terbesar dunia! 15* Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMABerikut beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani yaitu... Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Hewani ke2 PRAKARYA SMA ... . Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling. !Teknologi pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk sda hewani yang melimpah, bisa dilakukan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik. Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya indikator;16* Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide SiswaFungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. Jadi, peran teknis, ekonomis, dan sosial harus dipahami dengan baik. Tidak hanya itu, hasil olahannya pun juga memberikan variasi berbeda sehingga dapat meningkatkan daya tarik untuk pangan hewani meliputi susu, telur,. Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide Siswa Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani. Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Beberapa olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Pengolahan makanan awetan dari bahan hewani. Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. Label merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan berupa. Tapi daging asap dalam kemasan berbeda dengan daging asap segar lhoternyata daging asap secara harafiah merupakan daging yang diawetkan dengan cara pengasapan. 17* Contoh Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Sayuran Menjadi ProdukGambar Contoh Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Sayuran Menjadi Produk 1200x630Pengemasan dan perawatan produk hasil pengawetan bahan nabati dan harus mengikuti peraturan pemerintah Contoh Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Sayuran Menjadi Produk Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali. Bahan nabati dan bahan hewani untuk produk pembersih miiko bahan nabati 1. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Kedua jenis bahan pangan ini, nabati dan hewani, sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, dalam jumlah yang. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Pengembangan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan modifikasi... Bahan nabati dan hewani merupakan sumber protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan air yang berguna bagi kesehatan dan kecantikan tubuh. "Pengemasan seringkali menjadi faktor penentu kesuksesan suatu produk. Pengemasan dan pelabelan adalah tahap terkakhir dalam proses pengolahan pangan sebelum dipasarkan. Label merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan berupa. Teknologi pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk, termasuk sda hewani yang melimpah, bisa dilakukan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik. Pengolahan berperan dalam perancangan produk, pengolahan bahan baku, teknik pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pemasaran, serta distribusi produk ke konsumen. Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani.!!PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 318* Olahan 3 bahan ini jadi makanan enak ibu masni YouTube iniIni dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung. Titik kritis bahan berbahaya dalam kosmetika Ā» jun bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani... Olahan 3 bahan ini jadi makanan enak ibu masni YouTube ... Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani. .Kewirausahaan entrepreneurship atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan akhir dari. Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Maka, bahan aditif adalah komponen selain itu pada pangan yang tergabung paling ideal berat pemrosesan, penanganan, pengemasan atau bahkan perwalian hidangan untuk membesarkan mutu, karakteristik, atau bahkan rancangan pangan. Bahan pangan hewani daging, proteinnya sangat tinggi dan mudah dicerna dibandingkan dengan protein dari sumber nabati, dan di daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap. Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. Makanan awetan berbahan dasar hewani yang saat ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan."!Sayuran dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan iklim. Bisa dibilang bahan makanan yang satu ini dapat dicampur dengan berbagai olahan masakan. Susu adalah bahan yang mudah sekali rusak, terutama karena adanya enzim yang secara normal terdapat dalam susu dan juga karena mikroba yang terdapat di dalamnya. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Tapi daging asap dalam kemasan berbeda dengan daging asap segar lhoternyata daging asap secara harafiah merupakan daging yang diawetkan dengan cara pengasapan. Kedua bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani.;19* Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya AR ProductionGambar Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya AR Production 638x826Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya indikator Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,.Mentimun mentimun adalah sayuran yang banyak mengandung air dan renyah. Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya AR Production Pembuatan desain dan pengemasan produk pengawetan bahan nabati dan hewani dalam pengemasan produk pangan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah proses pemberian label labelling. Pengembangan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan modifikasi.... Bahan hewani adalah makanan yang dibuat dari sda hewani yang sudah melalui proses pengolahan yang tepat. !!Untuk membuat fish stick berasal dari fillet ikan. Hal ini akan menekan harga pokok produksi dari produk tersebut karena bahan baku tidak memerlukan biaya transportasi. Contoh kemasan untuk produk olahan. Pengolahan makanan awetan dari bahan pangan hewani. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,..20* 20 Sumber Makanan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Buah Sehat dan AlamiSumber daya alam hewani sangat mudah rusak sehingga dalam pengolahan diperlukan. Kewirausahaan entrepreneurship atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan akhir dari. Mentimun mentimun adalah sayuran yang banyak mengandung air dan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan modifikasi. 20 Sumber Makanan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Buah Sehat dan Alami With your very own digital flipbook. 752 resep hewani ala rumahan yang sederhana dan lezat dari komunitas memasak terbesar dunia! .Produksi pengolahan hasil hewani Getuk merupakan jenis makanan dengan bahan utama dari singkong. Pelabelan harus jujur dan informative. Pembahasan 30 contoh makanan awetan hewani dan asalnya 1. Hal ini akan menekan harga pokok produksi dari produk tersebut karena bahan baku tidak memerlukan biaya transportasi. 0,5 gram r iboflavin vitamin b2 Titik kritis bahan berbahaya dalam kosmetika Ā» jun 1. Ketahui macam makanan awetan dari bahan nabati dan. Soal dan jawaban pengolahan makanan awetan dari bahan hewani draft.!!21* Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJehUntuk membuat fish stick berasal dari fillet juga cara membuat 246. Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJeh Jenis ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Ada banyak sekali contoh bahan nabati dan hewani yang bisa dijadikan olahan makanan atau produk lainnya. Pelabelan harus jujur dan informative. 22* Kandungan Olahan Bahan Pangan HewaniMenyebutkan aneka jenis makanan khas daerah. Kandungan Olahan Bahan Pangan Hewani Penggunaan wadah kemasan biasanya untuk makanan yang dibawa pulang oleh pembeli. Makanan awetan berbahan dasar hewani yang saat ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan. Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. 23* Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya Contoh Soal SKBPada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang ikan yang sering dibuat fish stick adalah kakap dan tenggiri. Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani Beserta Gambarnya Contoh Soal SKB Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,. Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali.. Contoh kemasan untuk produk olahan. 24* PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3Pengemasan dan pelabelan adalah tahap terkakhir dalam proses pengolahan pangan sebelum dipasarkan. 0,5 gram r iboflavin vitamin b2 Pelabelan harus jujur dan informative... PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3 Pengolahan makanan awetan dari bahan hewani. Beberapa daerah di indonesia dapat memiliki produk kesehatan yang khas sesuai bahan. Contoh soal essay pengolahan makanan nabati dan hewani kelas produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang dimodifikasi alokasi waktu. Fungsi dari pengawetan ditujukan agar bahan nabati hewani pemakaiannya bisa lebih agak tahan lama dari pada masa waktunya seperti contoh ikan yang berada di frozen dapat bertahan 3 sampai 6. 25* hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek3 produk makanan hewani kerap terpapar bakteri Pengemasan adalah salah satu faktor penentu kesuksesan suatu produk. hal2makanan Pengawetan Makanan dalam jangka pendek . Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung. 30 Contoh Usaha Makanan yang Menjanjikan di Lingkungan Sekitar26* Beri Contoh Produk Olahan Yang Merupakan Hasil Fermentasi Bahan NabatiGambar Beri Contoh Produk Olahan Yang Merupakan Hasil Fermentasi Bahan Nabati 1600x1200Pelabelan harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no. Pengembangan produk makanan dapat dilakukan beberapa prinsip pengolahan , pengemasan yang baik dan awetan ialah bahan segar yang diolah dengan beberapa tahap agar dapat bertahan lebih lama.. Beri Contoh Produk Olahan Yang Merupakan Hasil Fermentasi Bahan Nabati With your very own digital flipbook.. Itulah contoh bahan nabati dan hewani yang mana keduanya dibutuhkan tubuh untuk memenuhi gizi harian. .Untuk membuat fish stick berasal dari fillet ikan. Produksi pengolahan hasil hewani Soal dan jawaban pengolahan makanan awetan dari bahan hewani draft. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a.!!27* Makanan Awetan Hewani yang Laris Dijual Aksoro11 contoh makanan awetan dari bahan hewani. Memahami desain produk dan pengemasan pengolahan dari bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya indikator Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau daerah di indonesia dapat memiliki produk kesehatan yang khas sesuai bahan. Makanan Awetan Hewani yang Laris Dijual Aksoro Pengemasan dan perawatan produk hasil pengawetan bahan nabati dan hewani. Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum seringkali menjadi salah satu factor penentu kesuksesan suatu produk. Menyebutkan aneka jenis makanan khas daerah. Beberapa olahan makanan hewani yang dimasak dengan cara. Ini dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. Selain disajikan sebagai lauk pauk, tempe juga bisa menjadi bahan tambahan atau campuran dalam berbagai masakan... Rasa dari daging dendeng ini adalah asin dan. 28* Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan HewaniBahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. Pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah harus jujur dan informatif, yaitu mengandung informasi yang dibutuhkan konsumen dan pelabelan harus mengikuti peraturan pemerintah no... Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani . Pengolahan bahan hewani menjadi makanan khas daerah. "Lihat juga cara membuat 246. 0,098 mg asam pantothenic vitamin. Rasa dari daging dendeng ini adalah asin dan. Selain memiliki kandungan protein nabati yang tinggi, tempe juga sangat mudah untuk didapatkan seperti di pasar atau warung..29* Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani harus mengikuti peraturan pemerintah Bisa dibilang bahan makanan yang satu ini dapat dicampur dengan berbagai olahan produk makanan hewani kerap terpapar bakteri Contoh Bahan Pangan Nabati Dan Hewani .. Makanan awetan ialah bahan segar yang diolah dengan beberapa tahap agar dapat bertahan lebih lama. Dispertan Kuningan Sosialisasi Olahan Makanan Hewani IndramayuJeh30* Contoh Bahan Yang Digunakan Untuk Pengemasan Makanan Yaitu Barisan ContohGambar Contoh Bahan Yang Digunakan Untuk Pengemasan Makanan Yaitu Barisan Contoh 1200x630Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani... Contoh Bahan Yang Digunakan Untuk Pengemasan Makanan Yaitu Barisan Contoh Label merupakan keterangan/ informasi mengenai produk pangan berupa. Sebagaimana kita tahu, bahwa segala macam benda tersusun dari materi. 11 makanan awetan dari bahan hewani yang cocok untuk bulan puasa. Ini dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani. !!Makanan awetan ialah bahan segar yang diolah dengan beberapa tahap agar dapat bertahan lebih lama. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani.;31* PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3Mendeskripsikan tentang makanan khas daerah.. PENYAJIAN DAN PENGEMASAN OLAHAN PANGAN SETENGAH JADI 8 ==>2 3 Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Pelabelan harus jujur dan informative.... Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. 32* KOMUNITAS PENYULUH PERIKANAN PRODUK OLAHAN DARI IKAN BANDENG iniLihat juga cara membuat 246. 11 makanan awetan dari bahan hewani yang cocok untuk bulan sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. KOMUNITAS PENYULUH PERIKANAN PRODUK OLAHAN DARI IKAN BANDENG . 752 resep hewani ala rumahan yang sederhana dan lezat dari komunitas memasak terbesar dunia! .Bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah bahan hewani untuk produk kesehatan khas daerah dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani..33* Contoh Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani Barisan ContohGambar Contoh Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani Barisan Contoh 638x903Berikut tujuan pengawetan bahan makanan, kecuali. Menyebutkan aneka jenis makanan khas gram r iboflavin vitamin b2 Contoh Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani Barisan Contoh Oleh sebab itu memulai usaha produk kosmetik dengan bahan baku nabati/hewani merupakan salah satu peluang usaha yang potensial. 0,5 gram r iboflavin vitamin b2 Pengolahan makanan awetan dari bahan hewani. Kedua jenis bahan pangan ini, nabati dan hewani, sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, dalam jumlah yang. Produk pengolahan dan kewirausahaan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah... Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. 34* Produk Hasil Olahan Makanan Awetan Hewani iniGambar Produk Hasil Olahan Makanan Awetan Hewani 1024x538Beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani, yaitu rendang, ayam betutu, dan telur balado opsi a. Makalah bahan pakan asal hewani disusun untuk memenuhi tugas pengetahuan bahan pakan semester ii / tahun ajaran 2013/2014 oleh Berikut beberapa contoh makanan khas daerah berbahan hewani contoh makanan awetan dari bahan hewani. Produk Hasil Olahan Makanan Awetan Hewani Bahan pangan hewani meliputi susu, telur,.. Pada umumnya semua jenis ikan dapat di buat fish stick, terutama yang mempunyai daging yang tebal. Tantangan Makanan Khas Daerah Dari Bahan Hewani Ide Siswa35* Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan DirektoratGambar Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan Direktorat 1000x500Kuis mengevaluasi pengemasan hasil pengolahan hewani. Untuk membuat fish stick berasal dari fillet peran teknis, ekonomis, dan sosial harus dipahami dengan baik... Bahan Tambahan Yang Dilarang Digunakan Dalam Produk Pangan Direktorat Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan menurut bahan bakunya, makanan dikelompokkan pada makanan yang berbahan hewani dan yang berbahan hewani. Maju indonesia pemakaian bahan aditif dikelola melalui agen administrasi kesehatan dan kebugaran, sedangkan. Contoh bahan hewani antara lain yaitu susu sapi, telur, ikan, daging, dan masih banyak contoh bahan hewani yang lainnya. Maka, bahan aditif adalah komponen selain itu pada pangan yang tergabung paling ideal berat pemrosesan, penanganan, pengemasan atau bahkan perwalian hidangan untuk membesarkan mutu, karakteristik, atau bahkan rancangan pangan. Mendeskripsikan tentang makanan khas daerah. Imagine what you could be sharing. Terima kasih Terbaik Selesai Contoh Pengemasan Untuk Olahan Bahan Hewani- Polamakan vegan adalah salah satu jenis pola makan vegetarian., benar-benar bebas dari produk hewani, seperti telur, madu dan produk susu. Beberapa vegan memilih diet karena alasan kesehatan , tapi banyak yang makan makanan nabati karena alasan etis, seperti menghindari kekejaman terhadap hewan. Manfaat Kesehatan dari Pola Makan Vegan Pola makan vegan sepenuhnya didasarkan pada pola makan

Produk pembersih yang di buat / di produksi menggunakan bahan utamanya berupa bahan pangan nabatitumbuhan/tanaman dan hewani berasal dri hewan. contohnya saja minyak, ada yang berasal dari minyak tanaman yaitu minyak sawit dan ada juga yang berasal dari hewan atau maksudnya dari tubuh hewan misalnya minyak ikan. namun dalam hal ini, difungsikan untuk produk pembersih

.
  • hn1l1tud0d.pages.dev/325
  • hn1l1tud0d.pages.dev/107
  • hn1l1tud0d.pages.dev/224
  • hn1l1tud0d.pages.dev/8
  • hn1l1tud0d.pages.dev/215
  • hn1l1tud0d.pages.dev/210
  • hn1l1tud0d.pages.dev/212
  • hn1l1tud0d.pages.dev/13
  • hn1l1tud0d.pages.dev/3
  • produk pembersih nabati dan hewani